TangselMedia – PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat selama empat tahun terakhir telah memenuhi kebutuhan pupuk untuk sektor subsidi sebanyak 34,77 juta ton. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengadakan dengan berbagai upaya untuk peningkatan ekspor guna menyumbang devisa negara, perseroan tetap memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kami hanya melakukan ekspor jika kebutuhan dan stok dalam negeri sudah benar-benar terpenuhi,” ujar Aas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin. Aas merinci penyaluran pupuk subsidi terdiri dari 15,09 juta ton pupuk Urea; 3,25 juta ton pupuk SP36; 3,76 juta ton pupuk ZA; 9,91 juta ton pupuk NPK dan 2,74 juta ton pupuk Organik.
Khusus untuk tahun 2018, Pupuk Indonesia menargetkan penyaluran pupuk subsidi dalam negeri hingga akhir tahun mencapai 9,46 juta ton. Jumlah ini merupakan peningkatan dari empat tahun sebelumnya yaitu sebesar 7 persen. Tidak hanya penyaluran pupuk ke sektor PSO (subsidi), penjualan pupuk non subsidi dalam negeri pun terus mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga 2018. Selama empat tahun terakhir penjualan produk pupuk dalam negeri mencapai 7,34 juta ton dan Amoniak sebesar 1,04 juta ton.
“Tren penjualan pupuk non subsidi dalam negeri juga semakin meningkat selama empat tahun terakhir Pasar terbesar masih didominasi oleh industri perkebunan kelapa sawit, karet dan tebu,” ujar Aas.
Berbagai langkah dilakukan oleh Pupuk Indonesia untuk memastikan pasokan pupuk dalam negeri selalu aman. Menurut Aas, Pupuk Indonesia sebagai induk holding selalu melakukan koordinasi dengan produsen pupuk yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia. Upaya lainnya seperti mengeluarkan kebijakan kepada seluruh produsen pupuk anggota Holding Pupuk untuk menyediakan pupuk non subsidi di kios resmi agar petani memiliki kemudahan akses untuk memperoleh pupuk.