TangselMedia – Periode pembentukan gigi anak terbentuk dalam beberapa periode waktu, yakni sejak dalam kandungan, kehamilan 5-6 pekan. Lalu, gigi sulung mulai erupsi 5-6 bulan dan lengkap usia 2,5-3 tahun. Sementara gigi campuran usia 6-12 tahun. Dalam Saturday Health Talk, drg Setia SpKGa dari RS Siloam Bogor menjelaskan, pertumbuhan gigi balita dan anak ditandai beberapa hal.
Misalnya saja, suhu tubuh meningkat, pipi terasa panas dan memerah, rasa tidak nyaman. Lalu sakit oral dan hypersalivasi. “Bahkan ada juga gusi merah, gatal, bengkak, bercak putih seperti tulang pada gusinya, serta anak sering resah dan rewel,” sebutnya dalam siaran pers yang diterima Senin (15/4/2019).
Tetapi ada beberapa cara untuk mengurangi nyeri saat erupsi gigi anak yaitu dengan memberikan biskuit bayi, menyediakan mainan karet yang bisa digigit, memberikan pijatan ringan pada gusi bayi atau biarkan bayi mengempeng atau dot saat tidur. Adapun pada masa lima tahun di awal tahap perkembangan merupakan periode emas (golden periode) yang terjadi dalam tahap perkembangan anak. Pada fase ini terjadi pembentukan memori, perilaku, kebiasaan serta sikap tentang cara merawat gigi dan mulut,” ujar Setia.
Sementara orangtua berperan penting ikut dalam pemeliharan gigi anak diharapkan mampu membersihkan gigi dan mulut anak sejak dini. Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride dapat diberikan saat anak telah mampu menggerakan berkumur – kumur. Sedangkan penggunaan pasta gigi, cukup sebesar biji kacang polong.
Pada fase saat gigi anak belum erupsi, pembersihan mulut anak dapat dilakukan dengan menyikat gusi, lidah menggunakan kasa, atau tisu khusus non-alkohol untuk membersihkannya. “Saat gigi anak sudah mulai tumbuh, sebaiknnya dikenalkan sikat gigi dalam pembersihan gigi dan mulut. Gerakan menyikat gigi pada dasarnya menyikat dari gusi ke gigi. Pada anak, teknik roling atau bulat-bulat dapat dipakai karena motorik halus anak belum sempurna,” bebernya