Menikmati Gurih Manis Enaknya Makan Mie Ayam Klamud Di Pinggir Sawah

Kuliner1265 Views
Menikmati Gurih Manis Enaknya Mie Ayam Klamud Di Pinggir Sawah
Foto: dok.detikFood/Pradito Rida Pertana

TangselMedia – Mie Ayam merupakan kulineran yang  biasanya bisa diterima oleh lidah yang menyantapnya.  Orang dewasa laki dan perempuan, hingga anak kecil pun menyukainya.  Mie Ayam! makanan berkuah ini memang sangat menggiurkan saat  siang tiba. Mie yang memenuhi batok kelapa, sayuran sawi hijau, ayam cincang, kuah kaldu sapi panas yang masih mengepul. Plus sambal dan kerupuk yang melengkapi, aduhai  makin indah rasanya silahturahmi.

Racikan mie di Kabupaten Bantul ini tidak disajikan dalam mangkuk porselen. Tetapi dalam batok kelapa muda utuh. Gimana sensasi rasanya ya? Penjual mie ayam ini ada di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Trirenggo, Kabupaten Bantul. Tepatnya di sebelah utara gerbang masuk kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.

Namanya ‘Mie Ayam Klamud Patma Sejati’. Karena best saller nya mie klamud (Kelapa muda) maka detikfood langsung memesan satu porsi mie ayam klamud. Cuma berselang beberapa menit, salah seorang karyawan warung makan itu mengantarkan mie ayam. Berbeda dengan mie ayam lainnya, penyajian mie ayam klamud menggunakan satu butir kelapa muda utuh. Bagian atas kelapanya, dipotong hingga membentuk lubang. Persis seperti penyajian es kelapa muda utuh. Satu porsi mie ayam tampak memenuhi batok kelapa muda.

Menghirup kuahnya tanpa diaduk dan dicampur sambal, kecap dan saus, rasa gurih nya sangat kuat. Sementara warna kuahnya yang agak kental kekuningan. Terhirup aroma gurih sedap. Tetapi, setelah diaduk secara merata, rasanya jadi gurih bercampur manis. Ini karena tercampur dengan kelapanya. Saat dikeruk sedikit daging kelapa muda dengan mie ayam tersebut, ternyata rasanya tetap gurih renyah.

Sedangkan mie klamud memiliki ukuran yang cukup besar, seperti mie lidi atau hokkian tetapi tetap lembut rasanya. Jadi sensasi makan mie klamud ini seperti makan kelapa muda plus mie ayam. Sambil menikmati mie klamud yang manis gurih ini kami bisa menghirup udara segar. Karena lokasi warung makan ini di tepi persawahan yang sejuk menghijau. Apalagi jika bersantap di lantai atas udara sejuk makin terasa.

Pemilik warung makan Mie Ayam Klamud Patma Sejati, Lestari (37) menjelaskan bahwa warung makan miliknya telah berdiri sebelum bulan ramadhan tahun 2019. Namun, karena terkendala masalah teknis membuat warung tersebut harus tutup sementara. “Sempat tutup sementara karena tenaga (karyawan) yang sebelumnya sedang hamil dan akhirnya buka lagi dua pekan ini. Jadi bisa dibilang masih baru,” ujarnya saat ditemui di warung makannya di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Kamis (25/7/2019).

Baca Juga  Presiden Jokowi Meresmikan Pengoperasian Tol Sragen-Ngawi

Wanita yang kerap disapa Tari ini melanjutkan, untuk ide membuat menu mie ayam klamud ini sebenarnya berawal dari banyaknya jenis mie ayam saat ini. Lestari mulai mencari terobosan dan akhirnya muncul ide untuk menggunakan kelapa muda sebagai pengganti mangkuk. “Sekarang kan ada mie ayam yang disajikan pakai wajan dan lain-lain itu, terus spontanitas saja, gimana kalau coba disajikan pakai kelapa muda. Nhah, karena itu dinamai mie ayam klamud, klamud itu singkatan dari kelapa muda,” ujar Tari.

Warga Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul ini menuturkan, lahirnya mie ayam klamud memerlukan beberapa waktu. Mengingat ia perlu melakukan riset untuk rasa yang muncul jika menggunakan kelapa muda sebagai pengganti mangkuk. “Berulang kali itu uji cobanya mas, karena perlu ngepaske (menyelaraskan) bumbu mie ayam yang bercampur kelapa muda. Tapi akhirnya pas juga dan kita baru berani menjualnya,” ujar Tari.

“Sehingga kalau dibilang rasanya gurih dan manis itu hasil kombinasi bumbu dengan kelapa mudanya,” ujar Lestari. Sedangkan untuk teknis memasak mie ayam kalmud, sama dengan cara memasak mie ayam kebanyakan. Akan tetapi, setelah mie ayam siap saji dipindahkan ke dalam kelapa muda yang sudah dipotong pada bagian atasnya.

“Terus untuk kelapa juga kita cari yang dagingnya banyak. Kalau pengunjung mau air kelapanya juga boleh, dan itu gratis,” ujarnya. Lestari mengaku, dalam sehari ia mampu menghabiskan sekitar 50 kelapa muda. Tetapi, karena minimnya stok kelapa muda membuat beberapa pengunjung terpaksa tidak dapat menyantap mie ayam klamud.

“Kalau kelapa mudanya habis kami berusaha mencarikannya, karena biasanya itu habis dzuhur (Jam 12 siang) yang mie ayam klamud sudah habis. Tapi kalau benar-benar tidak ada kami arahkan untuk memesan mie ayam biasa, rasanya juga tidak kalah dengan mie ayam klamud,” ujar Lestari.

Lestari menambahkan, untuk harga 1 porsi mie ayam klamud adalah Rp 15.000, sedangkan mie ayam biasa Rp 8.000. Sedangkan aneka minuman seperti es teh dan es jeruk hanya Rp 2.000, untuk air kelapa muda gratis. “Terus untuk fasilitasnya ada toilet, musala dan free wifi di sini. Kalau untuk jam bukanya, kami buka dari jam 9 pagi sampai habis, biasanya Maghrib itu sudah habis,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *