TangselMedia-Muhammad Farhan Arief (Farhan) seorang mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah perumahan Puri Serpong I, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel). Kegiatan meliputi sosialisasi protokol kesehatan untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19.
“Sudah lebih dari 4 bulan pandemi Covid-19 ini terjadi, dan belum ada titik terang kapan wabah ini berakhir. Jumlah pasien yang terdampak Covid-19 makin bertambah” ujar Farhan. Sedangkan kesadaran warga terhadap tentang pentingnya pencegahan terhadap wabah ini masih rendah. Karenanya perlu tetap dilakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya pandemi ini, lanjutnya.
Sebagai program kampus yang harus dijalani, KKN pada masa pandemi seperti ini, dilakukan tidak seperti biasanya. Mahasiswa yang karena pandemi harus dipulangkan ke daerah asalnya, dan sedang mengambil program KKN, mendapat tugas untuk melakukan KKN di wilayah masing-masing. Karena adanya pembatasan kontak dan interaksi (social/physical distancing), KKN dilakukan secara individu di wilayah dimana mahasiswa berada/tinggal.
Farhan, mahasiswa Undip jurusan Teknik Industri semester 6 ini melaksanakan KKN dengan memilih kegiatan utama sosialisasi protokol kesehatan kepada jamaah masjid Al Madani komplek perumahan Puri Serpong I, Setu, Tangsel baik pada saat ibadah sholat rowatib (5 waktu), sholat Jumat, sholat Idul Adha dan pelaksanaan penyembelihan hewan qurban. Ide tersebut disambut baik oleh Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al Madani bapak Djodi.
“Untuk keperluan sosialisasi ini, saya mengacu pada Surat Edaran Kementerian Agama (SE Kemenag) Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah Dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman di Masa Pandemi, dan SE Kemenag Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Sholat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban Tahun 1441 H/2020 M Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19. Ini perlu kita dengungkan terus kepada warga atau jamaah agar timbul kesadaran/awareness dari mereka akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, dan menjadikan kebiasaan dalam setiap aktivitas ibadah berjamaah”, tambah Farhan.
Sosialisasi dilakukan melalui pemasangan spanduk/banner besar di bagian depan masjid yang mencolok mata, sehingga diharapkan jamaah dapat melihat dan memperhatikan spanduk tersebut.
Sebagaimana diamanatkan SE tersebut, jamaah dihimbau untuk memakai masker, membawa sajadah dari rumah, menjaga jarak antar jamaah, tidak berkontak fisik, mencuci tangan dengan sabun/handsanitizer yang disediakan, dan juga dihimbau untuk berwudhu di rumah.
Seperti diketahui, harapan dari penerapan protokol ini adalah untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia. Namun pada kenyataannya, para Jamaah Masjid masih seringkali tidak menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, membawa sajadah dari rumah dan sebagian masih berwudu di masjid.
Hal ini yang mendorong Farhan untuk melakukan sosialisasi kepada para jamaah agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan pada saat beribadah di Masjid Al-Madani Perumahan Puri Serpong RW 02 kelurahan Setu selama masa pandemi Covid-19 ini.
Sembari menunggu Khotib Sholat Jumat naik mimbar, waktu tersebut dimanfaatkan Farhan untuk melakukan bentuk lain dari sosialisasi dengan memaparkan dan menayangkan video protokol kesehatan didepan para jamaah, selain menyampaikan beberapa pengumuman penting bagi para jamaah.
Sosialisasi juga dilakukan dalam berbentuk penempelan stiker-stiker bertuliskan “Area Wajib Memakai Masker” di beberapa tempat di area masjid. Dari kegiatan ini Farhan berharap semoga kesadaran jamaah semakin lama semakin tinggi, dan merebaknya wabah covid-19 dapat ditekan.
Program kerja kedua tentang sosialisasi budidaya tanaman hidroponik. Ide ini diambil Farhan setelah memperhatikan dampak pandemi Covid-19, dimana banyak masyarakat yang tiba-tiba kehilangan mata pencahariannnya. Sosialisasi dilakukan terhadap warga Perumahan Puri Serpong I, setelah mendapat ijin dari Ketua RW 02, Kelurahan Setu, Kota Tangerang Selatan bapak Denny Budi Novianto. Budidaya ini dapat dilakukan dengan mudah/praktis, ekonomis, tidak memerlukan area yang luas, cukup dengan area yang ada disekitar rumah, dan tidak perlu modal besar. Bagi karyawan yang kehilangan pekerjaan, kegiatan ini dapat dilakukan, sementara belum mendapatkan pekerjaan tetap untuk menopang keperluan sehari-hari. Disamping itu dengan memiliki budidaya ini, orang-orang tidak perlu lagi ke pasar atau ke tukang sayur untuk belanja, sehingga mengurangi interaksi dengan orang lain. Keuntungan lainnya adalah dapat mengurangi pengeluaran belanja sehari-hari. Bahkan kalau menanamnya cukup banyak, dapat dijual kepada tetangga, tambah Farhan.
Sistem hidroponik yang sesuai dengan skala rumah tangga adalah sistem Wick (memakai sumbu) atau dengan hidrobas (hidroponik baskon). Sistem hidrobas adalah yang paling cocok yang untuk skala rumah tangga karena paling sederhana, tidak memerlukan media seperti rockwool yang harus dipindah tanamkan. Kali ini jebis tanaman yang disosialisasikan adalah kangkung.
Alat dan bahan yang diperlukan sangat mudah didapat, seperti baskom dan keranjang baskom plastik peralatan rumah tangga, benih kangkung dan nutrisi AB Mix dapat dibeli dengan mudah di toko khusus hidroponik atau toko online, serta air dan tisu. Tisu yang diletakkan didasar keranjang plastik, terbasahi oleh air yang diisikan ke baskom plastik hingga menyentuh dasar keranjang, digunakan sebagai media pelembab, sehingga benih kangkung selalu dalam keadaan basah. Biji yang ditabur diatas tisu, akan lebih cepat tumbuh dalam 2-3 hari jika diletakkan ditempat yang lebih sedikit cahaya. Setelah 3 hari baru dipindah ke tempat yang terkena cahaya matahari. Sebagai bahan makanan, tanaman yang mulai tumbuh di tambahkan nutrisi AB Mix secara berkala 3-5 hari sekali. Tanaman kankung siap dipanen setelah berumur antara 21 hingga 25 hari. Hal yang perlu diperhatikan secara rutin adalah selalu memperhatikan kecukupan air dalam baskom setiap harinya serta pemberian nutrisi AB mix, papar Farhan.
Tanaman Kangkung yang sudah di panen dapat dijual atau mungkin dikonsumsi untuk keluarga. Kangkung hasil budidaya hidroponik juga dapat bersaing dengan kangkung pada umunya di pasaran dengan harga yang relatif sama, lebih sehat sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk menjual hasil budidaya sendiri.
Karena keterbatasan dalam masa pandemi dan tetap mematuhi protokol kesehatan, sosialisasi dilakukan tidak langsung dihadapan warga, tapi melalui tayangan tata cara dan foto hasil budidaya yang disebar/share ke group-group whatsapp warga Puri Serpong I, Setu Tangsel.***