Sistem Pengenalan Suara (Speech Recognition)

Sistem Pengenalan Suara (Speech Recognition)

Oleh: Fio Stevano Lim*

 

Pada zaman sekarang, dimana memasuki zaman yang rata-rata sudah bisa kita bilang modern. Semua dipastikan sudah serba praktis dan cepat. Bisa dilihat dari segi ekonomi kehidupan dalam bagian melakukan transaksi pembayaran. Saya mengambil contoh kegiatan pembayaran karena itulah yang sering terjadi di kehidupan kita, saat kita mau makan, minum, membeli sesuatu, ataupun menerima jasa pasti akan melakukan pembayaran dari apa yang kita lakukan. Pergi ke restoran untuk makan dan minum ya harus membayar setelah menikmatinya, membeli barang di sebuah toko, kita harus membayarnya setelah mendapatkannya.

Nah, dalam bagian melakukan pembayaran, sekarang sudah berbeda seperti dulu karena tidak lagi terpaku dengan uang cash/tunai yang kita miliki di dompet. Sekarang sistem saat melakukan pembayaran sudah bisa dilakukan oleh sebuah mesin. Mesin pembayaran ini dibuat sangat kompleks, kecil, dan minimalis. Contohnya adalah saldo virtual atau bisa disebut juga dompet virtual, yang dimana dompet virtual ini berada dalam sebuah aplikasi pembayaran yang dimiliki di Indonesia. Seperti aplikasi Dana, Gopay, Ovo, Shopee pay, M-banking, dsb. Melakukan transaksi pembayaran menggunakan aplikasi tersebut dapat mempermudah karena kita hanya cukup scan QR Code yang ada kemudian pembayaran sudah selesai, dan saldo akan otomatis terpotong. Dan juga masih banyak transkaki pembayaran yang dapat dilakukan dengan semakin berkembangnya zaman.

Maka dari itu, tidak hanya bagian transaksi pembayaran saja yang berkembang, namun ada hal lain yang bisa berkembang juga. Pada kali saya akan menekankan kepada perkembangan dimana manusia sudah bisa melakukan perintah kepada komputer atau bidang lainnya yang berkaitan dengan kecerdasan buatan/AI ((Artificial Intelligence) secara mudah. Menurut saya sendiri, penggunaan fungsi dari sistem pengenalan suara (speech recognition) akan sangat membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya. Karena hanya dengan berkata berupa perintah suara, maka sistem komptuter akan meresponnya dengan cepat sesuai perintah yang dibuat manusia.

Salah satu hal positif dalam penggunaan sistem speech recognition adalah dengan selarasnya perkembangan zaman yang semakin modern, yang dimana saat sekarang semua barang/alat yang ada di kehidupan manusia sudah memiliki sistem AI (Artificial Intelegence) yang saling terhubung dengan sistem speech recognition, maka semua fasilitas tersebut mendukung penuh semua bidang kegiatan manusia. Contoh barang/alat yang sudah umum digunakan dengan perintah suara adalah Google Nest Mini. Google Nest Mini adalah kombinasi dari (Artificial Intelligence) Google, perangkat lunak, dan perangkat keras. Google Nest Mini biasa digunakan dalam sebuah aktivitas lingkungan rumah yang disebut dengan istilah Smart Home. Kenapa disebut dengan Smart Home?, karena semua barang/alat yang sudah mendukung sistem speech recognition bisa terhubung dengan si Google Nest Mini tadi dengan perintah suara. Dan juga dengan kita membeli dan mengaplikasikan barang yang bisa diperintah dengan speech recognition, maka akan bisa diperintah suara juga menggunakan si Google Nest Mini.

Konsep sebuah Smart Home memiliki satu komponen utama atau modul yang menjadi inti dan pusat sebuah sistem di dalam rumah yang mampu merespon perintah pengenalan suara. Contoh penggunaan perintah pengenalan suara pada lampu di rumah, misalnya hanya dengan berkata “nyalakan lampu”, maka dengan segera lampu akan menyala. Tidak secara umum, namun bisa lebih sepsifik lagi seperti, “matikan lampu ruang tamu”, maka lampu yang mati hanyalah bagian ruang tamu saja, tidak dengan bagian lainnya. Saat ingin mendengarkan sebuah lagu, tinggal berikan saja perintah dan berkata “putar lagu…” sembari menyebutkan nama penyanyi-nya atau nama band-nya. Bahkan ketika anda ingin pergi, tidak perlu lagi menggunakan tangan untuk membuka pintu, melainkan hanya tinggal berikan perintah suara juga denga berkata “buka pintu”, begitu pun sebaliknya “tutup pintu” ketika anda sudah di dialam rumah. Banyak lagi hal yang bisa dilakukan dengan perintah pengenalan suara dan itu tergantung dari masing-masing penggunaanya.

Baca Juga  Pelatihan Peningkatan Efesiensi Sistem Produksi Tepung Pisang di Desa Cijengkol, Banten

Namun, syarat utama bila ingin membangun sebuah Smart Home dengan sistem pengenalan suara (speech recognition) harus terus berjalan secara online, yang berarti diperlukannya sebuah fasiilitas internet yang mendukung agar tetap berjalannya sistem tersebut. Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka Smart Home tidak dapat terlaksana dan juga tidak dapat berjalan secara offline. Maka dari itu, biasanya orang akan menggunakan sebuah WIFI untuk ketersediaan fasilitas internetnya. WIFI sekarang sangat disukai masyarakat banyak karena dengan memasang sebuah WIFI di rumah, dapat menghemat pengeluaran kuota/paket data saat berada di rumah. Dan juga kecepatan dari WIFI cukup cepat dan beragam, mulai dari; 10mbps, 20mbps, 30mbps, 50mbps, bahkan sampai 100mpbs yang tercepatnya. Jadi tidak heran zaman sekarang bila rumah-rumah banyak terdpat WIFI di dalamnya.

Walaupun penggunaan sistem dari perintah pengenalan suara (speech recognition) sangat membantu sekali dalam kehidupan manusia, dia juga memilki kekurangan yang menurut saya sangat sepele namun berdampak besar pada kehidupannya. Misalnya anda tinggal di rumah dengan konsep Smart Home, namun anda mengalami sakit gigi dan anda harus pergi ke dokter gigi untuk mencabut gigi yang sakit dan luka tersebut. Awalnya anda masih bisa melakukan perintah suara sebelum pergi, kemudian ketika anda sudah pulang, itulah yang menjadi masalah, karena ketika anda akan melakukan perintah suara, suara anda akan terdengar kurang jelas dan modul sistem yang berada di rumah tidak dapat meresponnya dengan benar dan akan terus melakukan kesalahan karna suara anda tidak terdengar seperti yang diperintahkan.

Sebenarnya, penggunaan speech recognition sangat bagus dalam lingkungan rumah karena mempermudah kegiatan manusia, tetapi perlu diperhatikan kekurangannya juga seperti yang sudah saya jelaskan diatas, walapun kecil tapi bisa berakibat besar. Jadi saran saya, kalau bisa jangan terlalu terpaku dengan sistem tersebut, atau istilahnya jangan memprioritaskan sistem yang modern, tapi terapkan juga sistem secara manual sebagai cadangan. Jadi bisa dibilang menggunakan 2 pengaman, yang satu terhubung dengan perintah suara, dan yang satu lagi kita lakukan sendiri dengan tubuh kita. Contohnya dengan pintu rumah, selain dibuka menggunakan perintah suara, tapi juga bisa dibuka dengan kunci. Dan juga barang/alat lainnya dengan menyediakan seperti tombol cadangan yang dapat ditekan apabila sewaktu-waktu sistem perintah suara tidak dapat dijalankan.

Kesimpulan yang dapat saya sampaikan mengenai opini saya adalah boleh saja mengikuti perkembangan zaman yang ada dan sudah semakin modern ini, cuma harus selalu memperhatikan kelebihan dan kekurangannya. Tidak selamanya semua hal yang berbau modern akan menang dengan hal yang bersifat tradisional. Pintar dalam memilih dan menyeleksi setiap elemen dari perkembangan zaman yang ada dan juga jangan sampai ketinggalan zaman karna kita akan selalu dituntut oleh perkembangan zaman yang terus berjalan kedepannya di masa depan.***

 

*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pamulang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *