TangselMerdia-Sampah merupakan masalah di perkotaan. penanganan yang serius dan berkelanjutan diperlukan agar sampah tidak tidak mengotori lingkungan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Sampah perkotaan biasanya berupa sampah domestik atau sampah rumah tangga, apakah sisa masak memasak, bungkus makanan, plastik, popok bayi, dll. Dengan bertambahnya jumlah penduduk tentu volume sampah yang dihasilkan akan semakin meningkat. Di wilayah Jabodetabek, sampah biasanya dikumpulkan di Tempat Pembuangan/Pemrosesan Akhir (TPA) untuk diolah agar cepat membusuk dan kembali ke alam. Namun karena volume sampah yang terlalu banyak, maka sampah yang tidak terangkut jumlahnya masih banyak dan banyak dijumpai di buang oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab di sembarang tempat. Selain itu TPA yang tersedia akan ceat penuh dan harus mencari lahan baru untuk TPA yang tentu bukan perkara mudah.
Sebagai usaha agar volume sampah yang dikirim ke penampungan akhir tidak terlalu banyak, maka perlu kiranya sampah-sampah tersebut diturunkan volumenya dengan cara dimusnahkan di lingkungan seperti RT, RW, atau kelurahan dengan cara dibakar. Namun jika sampah hanya dibakar begitu saja akan menimbulkan asap yang mencemari udara. Atau jika musim hujan tiba maka sampah akan susah mengering sehingga susah dibakar, akibatnya akan menumpuk dan menimbulkan pemandangan dan bau yang kurang sedap. Untuk itu diperlukan unit pengelolaan sampah berupa incinerator untuk membakar sampah tanpa menimbulkan asap yang banyak serta mampu membakar sampah walaupun dalam kondisi basah.
Incinerator merupakan unit pembakar sampah yang pada cerobong asapnya dilengkapi penyemprot air sehingga mampu menjebak debu dalam asap, dengan demikian asap yang keluar dari cerobong menjadi bersih tanpa warna dan terlihat seperti fatamorgana. Incinerator dapat dibuat dengan berbagai ukuran tergantung kapasitas sampah yang dapat dimusnahkan. Untuk memusnahkan sampah di lingkungan tempat tinggal, incinirator dapat dibuat dengan ukuran kecil dengan harga material yang relatif terjangkau.
Dilatarbelakangi permasalahan di atas, maka pada hari kamis 21/12/2021 satu tim pengabdian kepada masyarakat (PKM) dari Universitas Pamulang yang terdiri dari 5 dosen dan 3 mahasiswa menyampaikan sosialisasi tentang pemanfaatan incinerator sebagai sarana pemusnah sampah domestik dan lingkungan kepada masyarakat di lingkungan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Kecamatan Setu yang berlokasi Jl. Anggrek No. 50 RT. 09 RW. 03 Kp. Baru Asih Kel. Muncul Setu Tangerang Selatan.
Pelaksanaan PKM di akhir semester ganjil 2021-2022 ini terasa istimewa karena dihadiri langsung oleh Bp. Ubaid Alfarouq, S.Pd., M.Pd selaku wakil rektor III Universitas Pamulang. Beliau memberikan perhatian terhadap isu-isu lingkungan yang salah satunya adalah tentang pengelolaan sampah lingkungan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan tentang merdeka belajar bagi mahasiswa serta pentingnya pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang salah satunya adalah tentang pengabdian kepada masyarakat. Beliau mengharapkan agar tema yang diusung dalam setiap pelaksanaan PKM betul-betul menyentuh pada permasalahan yang dihadapi masyarakat dan memerlukan solusi yang tepat guna dengan biaya yang terjangkau. Dengan demikian manfaat nyata dari pelaksanaan PKM tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat. Pada kesempatan itu, beliau menyerahkan satu unit incinerator kepada Posyantek sebagai bentuk keberlanjutan dari progran Pengabdian Kepada Masyarakat dan sebagai salah satu riset unggulan dari Prodi Teknik Mesin Universitas Pamulang. Sebagai inti acara pelaksanaan PKM ini dilakukan pelatihan bagaimana mengoperasikan unit incinerator. Pelatihan diberikan oleh tim PKM Universitas Pamulang yang dipimpin langsung oleh Kepala Program Studi Teknik Mesin Bp. Nur Rohmat, S.T., M.T.
Kepala Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Kecamatan Setu, Bp. Hasan Basri, S.Pd dalam sambutannya dalam sambutannya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang diambil Universitas Pamulang dalam menawarkan solusi tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat khususnya pengolahan sampah. Beliau juga memberikan saran agar dilakukan pendalaman kebutuhan masyarakat agar solusi yang ditawarkan tersebut lebih tepat sasaran dan sesuai keperluan. Beliau juga mengharapkan pelaksanaan PKM ini bisa berlanjut dalam bentuk kerjasama yang dapat memberikan manfaat kepada kedua belah pihak dan juga masyarakat.***
Kontributor: Abdul Choliq (Dosen Universitas Pamulang)