TangselMedia.com – Pria yang memiliki nama lengkap Warsito Puro Taruno merupakan penemu Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker memutuskan mengembangkan teknologi antikankernya di luar negeri.
Keputusan Warsito tersebut diambil setelah di dalam negeri belum mendapatkan dukungan dari pemerintah, baik dari Kementrian Kesahatan dan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi masih mengevaluasi teknologi temuan Warsito itu.
Langkah awal Warsito menyebarkan informasi teknologi antikanker di dunia internasional dalam pelatihan ECCT, Warsito memulainya dari Warsawa, Polandia. Warsito menambahkan ada perwakilan dari Kementrian yang menghubunginya sesudah mengambil langkah untuk berkarya di luar negeri.
Menurut Warsito, Pemerintah perlu segera mengeluarkan aturan mengenai enelitian alat kesehatan dan aturin uji klinis. Diharapkan dengan adanya aturan tersebut, sebagai jaminan perlindungan hukum bagi praktik uji klinis dan riset alat kesehatan di Indonesia.
Sayangnya hingga sampai saat ini aturan itu belum ada di Indonesia. Sehingga, selama aturan tidak ada, setiap orang bisa mengaku valid apa yang dilakukan oleh para peneliti dan sebaliknya orang bisa juga mengaku tidak valid bila tidak suka, ungkap Warsito.
Mengenai produk perlindungan hukum, Warsito percayakan kepada pemeritah, baik berupa aturan Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri yang mengambil turunan dari Pasal 38 UU No. 36/2009.
Warsito sangat menyayangkan sikap lamban pemerintah atas tidak adanya aturan penelitian alat kesehatan dan uji klinis terhadap manusia. Sebab sudah tujuh tahun aturan yang dimaksud belum juga dibuat oleh pemerintah, Sementara penelitian dan riset klinis terhadap manusia dianggap penting. Dampaknya adalah pihak Warsito disalahkan karena tidak mengikuti standar aturan yang disalahkan.
Warsito sekaligus memberikan kabar baik bahwa setelah mengadakan pelatihan di Polandia, ilmu teknologi antikanker Warsito sudah ditunggu kehadirannya di Kanada, AS, Australia, Dubai, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Rusia hingga India.
Sumber: viva