TangselMedia.com – Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pondok Aren dalam pembukaan resmi Pelatihan diseminasi PAKEM USAID PRIORITAS menjelaskan bahwa peningkatan kopetensi dan ketrampilan guru perlu diasah terutama dalam menetapkan praktik pembelajaran yang baik secara konsisten dan berkelanjutan. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian khusus supaya esensi pembelajaran berhilir pada kemampuan mendorong siswa lebih aktif dan kreatif.
Para guru SD yang berasal dari gugus 19 Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan menjadi peserta pelatihan yang berlangsung selama 3 hari di SD Mentari School, yang masih berada satu gugus. Baik guru dan kepala sekolah dari 12 SD gugus 19 Kecamatan Pondok Aren yang mengikuti pelatihan antara lain, SDN Pondok jaya 01, SDN Pondok Jaya 02, SDN Pondok Jaya 03, SDN Parigi 01, SDN Parigi 04, SDN Jurang Mangu Barat 02, SDI Amelia, SDK Penabur, SD Al Mubarak, SDIT Cordova, SDI Al Azhar, Syifa Budi serta SD Mentari School.
Menurut Ahmad Salim, Koordinator Kota Tangerang Selatan, Banten, menjelaskan bahwa terdapat 12 kepala sekolah dan 70 guru yang menjadi peserta pelatihan kali ini. Tujuan dari pelatihan yakni merupakan diseminasi pelatihan PAKEM bagi para guru tingkat SD/MI supaya mereka mampu menerapkan pembelajaran sehingga mendorong siswa aktif dan kreatif di kelas nantinya.
Materi peatihan yang diberikan kepada peserta seperti mengelola pembelajaran yang efektif, memahami kurikulum, melayani perbedaan tiap peserta didik dalam pembelajaran, menyusun pertanyaan tingkat tinggi dan lembar kerja, peniaian autentik, memahami gender di sekolah, literasi lintas kurikulum dan praktik mengajar. Kemudian di hari terakhir pelatihan, para peserta pelatihan banyak melakukan kegiatan interaktif, karena mereka melaksanakan simulasi pembelajaran yang bisa diterapkan kembali PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Mnurut Heri Budi Pernomo selaku Kepaa SDI Amelia, Kota Tangerang Selatan mengungkapkan bahwa Heri baru pertama kali mendapatkan metode pelatihan seperti ini dan merasa bersyukur sekali dapat mengikutinya. Sebab program pelatihan ini mendorong aktivitas peserta hingga setiap sesi begitu aktif, interaktif, dan atraktif. Heri berharap metode pelatihan dapat dirasaan juga pada guru-guru lain di Indonesia. Sehingga dapat terjadi perubahan yang signifikan di sekolah masing-masing.
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Maryantiati, fasilitator daerah dan pengawas Pembina gugus 19. Maryantiati berpendapat bahwa motode pelatihan kali ini dirasa lebih efektif dan fokus pada tujuan pelatihan. Sebaiknya pelatihan PAKEM dapat dilaksanakan secara konsisten melalui pertemuan kelompok kerja guru. Dan tidak lupa diadakan evaluasi serta monitoring dan pendampingan di setiap sekolah untuk memastikan berhasil atau tidak.