Lecehkan Ketum MUI, Pengamat: Ahok Terlalu Sombong dan Menimbulkan Perpecahan

TangselMedia – Pengamat Sosial keturunan Tionghoa, Kan Hiung atau lebih dikenal dengan panggilan Mr. Kan alias Ko Afut, mengritik keras tindakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan tim pengacaranya yang telah melecehkan K.H. Ma’ruf Amin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada sidang kasus penistaan agama, Selasa 31 Januari 2017 lalu, di Jakarta.

Menurut Anggota Kesatuan Aksi Pemilik dan Penghuni Rumah Susun Indonesia (KAPPRI) yang tinggal di Jakarta ini, apa yang dilakukan Ahok tidak lain karena ambisinya ingin berkuasa menjadi gubernur.

“Ahok terlalu sombong dan terlalu ambisi. Dan orang sekelilingnya juga banyak kepentingan, terutama aktor politik dan taipan!” ujarnya tegas, saat dihubungi TangselMedia, Senin 6 Februari 2017.

Pengamat Sosial, Mr. Kan (sumber foto: Telegram NNC portal)

Mr. Kan mengatakan apa yang Ahok lakukan selama ini, baik tindakan dan sikapnya yang kasar, arogan dan tidak mau disalahkan, berpotensi membuat perpecahan sesama anak bangsa. Dirinya minta Ahok segera ditangkap, agar tidak mengulangnya lagi.

Baca Juga  Sosialisasi Pembuatan Sabun Cuci Tangan Oleh Mahasiswa Unpam Untuk Mencegah Penularan Penyakit di Desa Serdang Wetan

“Gara-gara satu orang gak waras ini, bisa berpotensi membuat perpecahan, mudah mudahan segera mungkin si Ahok ditangkap dan ditahan” pungkasnya.

K.H. Ma’ruf Amin adalah ulama yang sangat dihormati di kalangan Nahdliyin dan umat islam di Indonesia. Karena dirinya merupakan pucuk pimpinan tertinggi, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yaitu Rais Aam. K.H. Ma’ruf Amin juga merupakan cicit dari ulama besar Syaikh An-nawawi Al Bantani. Sontak saja apa yang dilakukan Ahok dan pengacaranya membuat gempar.

Kecaman datang dari berbagai kalangan, baik Islam maupun non Islam, sebab apa yang dilakukan Ahok dan pengacaranya ditakutkan bisa merusak keberagaman dan kebhinekaan yang selama ini terjaga dengan baik. (HJD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *