TRUTH Minta Airin Evaluasi Proyek Trans Anggrek yang Habiskan Dana APBD Rp. 6,25 Miliyar

TangselMedia – Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan untuk mengevaluasi proyek Trans Anggrek yang menghabiskan dana APBD sebesar Rp. 1,25 milyar untuk satu unit bus dan jika dijumlahkan dengan 5 bus, maka total yang keluar dari APBD adalah sebesar Rp. 6,25 miliyar.

“Keberadaan Trans Anggrek perlu dievaluasi, alangkah lebih baik jika membenahi perencanaan dan pelaksanaan secara matang terlebih dahulu, daripada membuang-buang anggaran (APBD) untuk mengadakan bus yang tidak ada manfaatnya untuk masyarakat”, jelas Jupri Nugroho, Kepala Divisi Advokasi dan Investigasi TRUTH dalam keterangan tertulisnya pada TangselMedia, Selasa 16 Mei 2017.

Bus Trans Anggrek milik Pemkot Tangsel. (sumber foto: TangselMedia)

Proyek Trans Anggrek diperkenalkan kepada masyarakat oleh Airin Rahmi Diany pada Mei 2015. Awalnya bertujuan untuk meningkatkan layanan transportasi massal yang menghubungkan seluruh stasiun kereta api di Kota Tangsel dan akan terintegrasi ke Bandara Soekarno-Hatta. Namun faktanya, jauh panggang dari api.

Pada pertengahan 2016, persoalan mulai muncul akibat sepinya peminat yang mengunakan Trans Anggrek, karena tidak adanya keseriusan dalam memublikasi dan menyosialisasikannya. Masyarakat selama ini tidak mengetahui keberadaan Trans Anggrek.

Baca Juga  Dinilai Sering Bermasalah, Warga Keluhkan Buruknya Pengurusan Dukcapil Di Pamulang

Berdasarkan catatan TRUTH, menurut Jupri, Trans Anggrek terlihat melintas tanpa ada penumpang sama sekali, dan itu berlangsung sejak awal 2016, hingga hari ini Trans Anggrek masih selalu dalam keadaan kosong, seperti yang terlihat di Jalan Siliwangi.

“Lantas untuk apa beroperasi, jika tidak adanya penumpang? tetap melayani, sementara biaya operasional terus dikeluarkan dari APBD (biaya opersional terbesar adalah pada bahan bakar, honor pengemudi, dll.)”, katanya.

Ia juga menginginkan proyek Trans Anggrek tidak hanya dievaluasi, tapi direlokasi ke program lain yang manfaatnya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat Tangsel.

“Jika Rp. 6,25 miliyar biaya operasional Trans Anggrek dialihkan untuk Bantuan Opersional Sekolah Daerah (BOSDA) Sekolah Dasar dengan besaran Rp. 480.000,- persiswa setiap tahun (merujuk pada besaran BOSDA 2016 Pemerintah Kota Tangerang Selatan) maka dapat membiayai sekitar 13.000 siswa”, pungkas Jupri. (HJD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *