TangselMedia – Saat ini China tengah ditimpa krisis kesehatan setelah terungkapnya kasus pemalsuan data vaksin oleh perusahaan farmasi Changsheng Biotechnology. Perusahaan yang tahun lalu membuat sekitar 3,5 juta ampul vaksin rabies tersebut ternyata membuat vaksin tanpa menjalani prosedur standar.
Investigasi mendapatkan bukti bahwa perusahaan telah memakai vaksin kedaluwarsa, mencampurkan bahan-bahan yang tidak sepantasnya, dan memalsukan hasil penelitian. Sejauh ini sudah ada 15 eksekutif dan staf perusahaan yang ditahan termasuk ketuanya, Gao Junfang.
“Untuk menggunakan vaksin seperti itu rasanya seperti mengkonsumsi makanan yang dimasak dari minyak bekas. Mungkin tidak langsung menimbulkan masalah kesehatan, tapi rasanya menjijikkan,” komentar ahli vaksin Tao Lina seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (30/7/2018).
Terkait hal tersebut Badan Pengawas Obat dan Makanan RI memberi kepastian bahwa vaksin dari Changsheng Biotechnology tidak tersebar di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat tidak harus khawatir terhadap keamanan vaksin.
“Berdasarkan data di BPOM RI, vaksin produksi Changsheng Biotechnology China tersebut tidak terdaftar di Indonesia. Vaksin impor hanya dapat diedarkan di Indonesia setelah melalui tahapan sampling, pengujian laboratorium serta evaluasi seluruh data keamanan vaksin oleh BPOM RI,” tulis BPOM dalam situs resminya.
Kedepannya BPOM berjanji akan tetap terus melakukan pantauan menjaga agar produk vaksin-vaksin di Indonesia berguna dengan baik sesuai standar internasional.