Cerita Tukang Tambal Ban Naik Haji, Setelah 15 Tahun Menabung Rp 20 Ribu Sehari Di Bawah Kasur

Info Kota906 Views
Cerita Tukang Tambal Ban Naik Haji, Setelah 15 Tahun Menabung Rp 20 Ribu Sehari Di Bawah Kasur
BUAH TEKUN: Subandi sedang membongkar ban ditemani Intarti kemarin. (Dimas Maulana/Jawa Pos)

TangselMedia – Setelah 15 tahun menabung di bawah kasur, seorang tukang tambal ban di Sidoarjo bisa berangkat ke Mekkah. Tahun ini ia akan menunaikan ibadah haji bersama sang istri. Sang tukang tambal ban yang dimaksud ialah Subandi (54). Subandi merupakan warga Desa Gelam, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Subandi sudah menjadi yatim. Kemudian beliau memutuskan bekerja, mencari uang untuk makan sehari-hari.

Awalnya Subandi berjualan es dan kue keliling kampung setiap pulang sekolah. Penghasilannya kala itu dirasa tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Akhirnya ia membantu seorang tukang tambal ban di pinggir jalan. Setelah keluar dari sekolah, Subandi memutuskan membuka jasa tambal ban sendiri di pinggir jalan. Menurutnya, bekerja sebagai tukang tambah ban bisa sekaligus memberikan bantuan kepada orang lain.

Subandi menikahi Intarti yang tiga tahun lebih muda dari dirinya. Mereka dikaruniai tiga anak. Setelah ketiga anaknya tumbuh dewasa, Subandi baru berfikir untuk pergi haji. Awal tahun 2004, Subandi mulai menabung untuk berangkat ke Tanah Suci. Setiap hari ia menabung mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Enam tahun berselang, Subandi mendaftar untuk pergi haji.

Baca Juga  Sejarah, Demografi dan Kondisi Kota Tangerang Selatan

“Setiap hari kami menabung Rp 20 ribu dan kalau lagi ramai orang nambal ban Rp 50 ribu. Saat menabung, uangnya disimpan di bawah tempat tidur (kasur),” kata Subandi kepada detikcom sambil menambal ban mobil, Rabu (17/7/2019). Usaha tambal ban yang dijalankan Subandi buka 24 jam. Untuk menjaga kesehatan, ia tidur saat tidak ada ban yang ia tambal.

Bersyukur, dalam gelaran haji 2019 ini Kemenag Sidoarjo memanggil ia dan sang istri untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengaku langsung bersujud ketika pertama kali mendengar kabar tersebut. “Awalnya sempat diremehkan oleh tetangga dan teman-teman. Tapi setelah mendapatkan surat pemberitahuan dari Kemenag Sidoarjo kami bersama istri langsung sujud syukur,” ujar Subandi.

Subandi dan Intarti masuk dalam daftar calon jemaah haji (calhaj) kloter 85 dari Kabupaten Sidoarjo. Menurut Subandi, sebagai tulang tambal ban bukan perkara mudah bagi dirinya saat mendaftar ibadah haji. “Pada saat mendaftarkan sebagai CJH sempat diragukan oleh petugas, karena saat ditanya pekerjaannya kami mengaku sebagai tukang tambal ban. Tapi alhamdulillah kami bersama istri akan menunaikan ibadah haji tahun ini,” ujar Subandi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *