Dosen Yang Membosankan

DOSEN YANG MEMBOSANKAN

Oleh : Yudi Maulana ST., MT., M.kom

 

Wabah pandemic sudah berjalan hampir 1 tahun yang berawal dari Wuhan Cina yang di mana awal mulanya menjadi wabah biasa tetapi sampai saat ini menjadi wabah dunia semua. Dampaknya semua menjadi ketakutan, karena wabah ini yang tak kunjung berakhir bahkan sekarang sudah mulai menginjak tahun 2021 yang sebentar lagi tinggal menghitung hari. Berbagai cara yang dilakukan oleh pemerintah tenaga medis tokoh dunia yang berperan di dalam untuk memerangi pandemi ini agar cepat berakhir. Berbagai cara dan upaya dilakukan berbagai riset dari perguruan tinggi di belahan dunia melakukan penelitian ini agar demi ini segera berakhir dan mendapatkan vaksin yang tepat untuk pencegahan.

Di dalam artikel ini saya bercerita Bagaimana memahami makna sebuah hikmah yang Allah berikan dengan adanya wabah ini. Tentunya apapun yang terjadi di semua pasti ada hikmah dibalik semua musibah di dalam hal ini bagaimana dunia bisnis pemerintahan pendidikan kan semua harus merubah kebiasaan yang serba baru yang tidak biasa dan sebagian orang terpukul dengan keadaan yang seperti sekarang ini.

Dampak negatif dari pandemi Covid-19 khususnya dalam pendidikan dan pembelajaran adanya kompleksitas permasalahan dalam pendidikan di Indonesia. Selain itu, keterbatasan dana dan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu upaya inovasi dan pembaharuan sangat perlu diadakan dunia pendidikan yang dilakukan secara darling banyak yang tidak siap dengan keadaan seperti ini. Tentunya universitas yang memiliki sistem pembelajaran online tidak kaget dan mungkin hanya perlu pembiasaan saja. Tetapi bagaimana pendidikan yang yang diluar daerah yang tidak ada jaringan internet jangankan internet alatnya pun seperti handphone laptop atau PC yang tidak punya. Apakah keadaan ini semakin terpuruk tentunya tidak tetapi dengan keadaan ini para pengajar dosen guru harus meningkatkan kemampuan kompetensi dibidang dunia teknologi yang menjadikan dosen itu dianggap membosankan. Bagi mahasiswa ataupun guru yang membosankan bagi murid-muridnya tentunya ada beberapa pengaruh faktor. Sehingga di sinilah peran guru atau dosen tenaga pengajar ditantang untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi secara online. Perkembangan zaman dan teknologi bukan lagi isapan jempol tetapi ini sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi pembelajaran yang bersifat nya online atau e-learning. Dalam bahasa kerennya di masa sekarang semua beralih menjadi online mulai belajar online, belanja online, bahkan kampus menjadi sepi karena berpindahnya sistem pembelajaran secara cara online atau darling.

Lalu bagaimana tentang dosen, guru dan tenaga pengajar yang membosankan? Tentunya mereka harus beralih kepada penggunaan teknologi media sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter dan Instagram menjadi tempat untuk belajar. Jika seorang pengajar guru dosen tidak memiliki minat di dalam bidang pengembangan diri terhadap teknologi maka dosen guru atau tenaga pengajar menjadi sangat membosankan. Di era pandemi seperti sekarang ini tantangan terbesar adalah tenaga pengajar yang harus selalu eksistensi yang selalu harus ada tanpa terkecuali. Tidak bisa ada alasan lain karena harus melayani berapa banyak mahasiswa dan berapa banyak siswa yang harus dilayani di dalam sistem e-learning atau pembelajaran jarak jauh. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pengajar guru ataupun dosen karena apa, ketika dosen guru dan tenaga pengajar memberikan penilaian terhadap anak didiknya akan sangat kesulitan karena di sinilah kita hanya melihat hasil karyanya tanpa kita melihat prosesnya. Tanpa kita melihat siapa yang berproses berbeda dengan ketika seorang guru dosen yang memberikan pelajaran pengajaran di dalam ruangan kelas.

Baca Juga  Primagama Pamulang Raya Menjalin Kerjasama dengan Universitas Pamulang

Ketika mahasiswa murid atau yang lainnya mengerjakan tugas baik itu UTS, UAS dan Tugas Harian kita bisa melihat apakah mereka benar-benar paham atau tidak. Dalam hal ini tentunya bukan hal yang mudah untuk semua menerima. Tetapi disini menjadikan tantangan baru buat guru dosen atau tenaga pengajar memberikan suatu pendidikan yang lebih kreatif agar tidak membosankan buat anak didiknya baik itu mahasiswa dan murid atau baik itu tingkat perguruan tinggi ataupun sampai pendidikan balita atau Taman Kanak kanak itu sudah menggunakan sistem by learning atau pendidikan jarak jauh. Entah sampai kapan pun demi ini akan berakhir yang jelas tentunya seorang pengajar atau guru dosen harus lebih pandai memberikan pendidikan secara jarak jauh dengan meningkatkan kompetensi diri penguasaan teknologi sehingga dipaksa untuk lebih kreatif. Jangan pernah ada kata bosan untuk berkarya karena berkarya suatu nilai yang luar biasa kita bisa dapatkan.

Hikmah dibalik semua ini baik dosen guru tenaga pengajar yang menggunakan sistem e-learning harus bisa meningkatkan kompetensi diri menjadikan diri lebih kreatif. Karena tanpa adanya skill tambahan yang biasanya tidak menggunakan media sosial untuk berbagi pembelajaran, maka saat inilah harus dipaksa untuk bisa memberikan kontribusi dan memberikan pembelajaran. Bukan hanya kepada mahasiswanya itu sendiri atau muridnya itu sendiri tapi bisa terjangkau oleh semua lapisan yang membutuhkan pembelajaran secara online dan yang bisa diakses oleh semua orang. Jangan menjadi tenaga pengajar yang membosankan guru yang membosankan dosen yang membosankan karena hanya terbiasa melihat. Mengambil sumber dari internet hanya copy paste sehingga beranggapan bahwa dosen itu tenaga pengajar itu atau guru itu jangan dicap sebagai copy paste dari internet. Jangan ada kata dosen guru tenaga pengajar yang membosankan tingkatan kreativitas tas untuk mencerdaskan anak bangsa. Salam sukses salam kreatifitas cerdaskan anak bangsa.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *