Kenapa Meriang Setelah Divaksin?

KENAPA MERIANG SETELAH DIVAKSIN?

Oleh Subhan Adrian Fasya*

 

Dikutip dari (Our World in Data, 2021), per tanggal 8 Agustus 2021, jumlah masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin minimal satu dosis telah mencapai angka 51 juta. Terdengar banyak memang. Namun, jumlah 51 juta orang tersebut ternyata hanya 18,7% dari total masyarakat di Indonesia. Masih ada sekitar 220 juta masyarakat Indonesia yang rentan terhadap covid. Saat kamu membaca artikel ini, apakah kamu sudah mendapat vaksin? Kalau iya, selamat! Kamu masih belum aman dari virus yang sangat menular ini. Kenapa?

Jawabannya simple. Vaksin tidak menjamin kita terhindar dari covid. Kamu mungkin bertanya-tanya, “Terus kenapa kita harus divaksin?”

Jawabannya juga simple. Vaksin hanya akan mengurangi risiko kita jatuh sakit akibat tubuh kita terpapar virus corona. Artinya, walaupun sudah divaksin, kita tetap bisa sakit karena virusnya, tetapi kemungkinannya jauh lebih kecil daripada sebelum kita mendapatkan vaksin. “Terus kenapa beberapa orang malah sakit setelah divaksin?”

Untuk pertanyaan terakhir, sepertinya agak rumit. Namun, khusus untuk kamu, saya akan berusaha membuatnya jadi simple! Jadi begini ….

Sebelum masuk ke penjelasannya, kabar baiknya adalah kalau kamu merasakan sakit (efek samping), seperti nyeri otot atau demam setelah divaksin, berarti vaksinnya sedang bekerja. Dokter bilang, istirahat yang cukup dan minum parasetamol jika demam, sakitnya pasti sembuh dengan cepat. Oke, sekarang masuk ke penjelasan kenapa beberapa orang sakit setelah mendapatkan vaksin.

Setiap manusia dilengkapi dengan sistem imun yang melindungi tubuh dari benda-benda asing. Vaksin, walaupun tujuannya baik, tetap akan dianggap benda asing oleh sistem imun tubuh. Mirip-mirip kamu yang niatnya membantu doi, tetapi si doi tetep tidak suka sama kamu. Akhirnya, sistem imun akan menyerang zat vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh. Serangan oleh sistem imun tadi akan menyebabkan berbagai efek, misalnya peradangan di sekitar masuknya jarum suntik, nyeri tubuh, atau demam. Kalau disimpulkan, jadinya begini.

Vaksin masuk ke tubuh, bertemu sistem imun. Sistem imun tidak suka vaksin. Sistem imun dan vaksin berantem. Efek berantemnya kamu jadi sakit.

Baca Juga  Mahasiswa Teknik Industri Unpam Lakukan Pelatihan Pembuatan Produk Hand Soap di Desa Pasir Ampo

Terus yang menang siapa? Karena kamu sembuh, berarti yang menang adalah sistem imun. Lalu vaksinnya ke mana?

Vaksin sebenarnya adalah bagian dari virus yang dilemahkan, sehingga virusnya tidak lagi bisa berkembang biak atau menjadi ganas. Vaksin yang telah memasuki tubuh kemudian akan membuat sistem imun membuat sistem pertahanan diri dari virus tersebut. Sistem pertahanan diri inilah yang disebut dengan antibodi.

Susah dimengerti? Oke, anggap saja vaksin adalah bahan latihan sistem imun sebagai persiapan kalau sewaktu-waktu harus melawan virus yang asli.

Jadi, setelah divaksin, dalam beberapa hari, tubuh akan punya antibodi untuk melawan virus corona kalau sewaktu-waktu virus tersebut menyerang tubuh. Muncul lagi pertanyaan di benak kamu, “Kalau tubuh sudah punya antibodi untuk melawan virus corona, terus kenapa kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan?”

  1. Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, vaksin hanya menurunkan risiko kita jatuh sakit akibat terpapar virus corona.
  2. Jumlah virus corona yang akan menyerang tubuh kita jauh lebih banyak dari yang kamu duga. Bayangkan bahaya apa yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan saat berhadapan langsung dengan sumber virusnya. Terima kasih, para tenaga kesehatan.
  3. Masih sangat banyak orang yang belum mendapatkan vaksin. Mereka belum memiliki antibodi untuk melawan virus corona.
  4. Sampai saat ini, virus corona telah berevolusi menjadi beberapa varian. Bayangkan belajar fisika untuk ujian, tetapi yang keluar ternyata matematika. Walaupun sama-sama angka dan rumus, tetap saja berbeda.

Vaksin tidak mutlak melindungi tubuh dari virus. Untuk menambah perlindungan diri dari covid, pakai masker sesuai anjuran Pemerintah, kurangi aktivitas di luar rumah yang tidak perlu, dan jaga jarak jika memang harus ke luar rumah. Jika suatu saat kamu mengalami gejala covid, isolasi mandiri agar orang tersayang tidak tertular.

 

Referensi : Our World in Data. (2021, Agustus 9). Coronavirus (COVID-19) Vaccinations. Diambil kembali dari Our World in Data: https://ourworldindata.org/covid-vaccinations?country=~IDN

*Penulis adalah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *