MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN ERGONOMI

Opini572 Views

MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN ERGONOMI

OLEH : MUHAMAD ABDILAH*

 

Sejarah Ergonomi

Masa Purba

Pada zaman dahulu, manusia masih hidup dalam lingkungan alam yang masih sangat asli di mana kehidupan manusia sangat tergantung pada kegiatan dan kreatifitas tangannya. Alat-alat, perlengkapan-perlengkapan, perkakas atau rumah-rumah sederhana, dibuat hanya sekedar untuk mengurangi ganasnya alam pada saat itu.

Selanjutnya, perubahan waktu walaupun terjadi secara perlahan. Namun, telah merubah gaya hidup manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya dengan berbagai macam tantangan dan tuntutan. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan yang dipakai. Yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu dengan bentuk dan fungsi spesifik seperti misalnya batu diruncingkan menjadi pisau.

Perubahan pada alat-alat sederhana ini menunjukkan bahwa sebenarnya manusia memiliki kecenderungan dan kemampuan untuk selalu mencari cara guna memudahkan kehidupannya. Banyak lagi perbuatan-perbuatan manusia yang serupa dengan itu dari abad ke abad. Namun, hal itu berlangsung secara apa adanya, tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan saja.

Masa Revolusi Industri

Sebetulnya, disiplin ilmu ergonomi mulai dicetuskan secara formal pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya, telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting pada dekade sebelumnya yang berkaitan dengan perkembangan ergonomi dapat secara sederhana diilustrasikan pada penjelasan di bawah.

Thackrah (Inggris, 1831) adalah seorang dokter dari Inggris yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan dirasakan oleh para pekerja. Thackrah mengamati postur tubuh pekerja pada saat pekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan yang menjadi perhatiannya. Pada saat itu, ia mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi serta meja yang kurang sesuai secara antropometris, serta pencahayaan yang tidak baik, sehingga mengakibatkan membungkuknya bada sehingga mengakibatkan keluhan pada pinggang dan terjadi iritasi pada indra penglihatan pekerja tersebut.

Perkembangan selanjutnya, Gilbreth (Amerika, 1911) mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam hal analisis gerakan. Motion study yang diterbitkan pada tahun 1911 menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur secara turun-naik sesuai dengan dimensi antropometri penggunanya (adjustable).

Badan penelitian untuk kelelahan industri (Industrial Fatigue Research Board, Inggris, 1918) didirikan sebagai upaya penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada perang dunia pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output kerja meningkat setiap harinya dengan pengurangan jam kerja per-harinya.

Pada perkembangan berikutnya, Elton Mayo Et.al (Amerika, 1933) seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu perusahaan kelistrikan Amerika. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variable fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator pada unit perakitan kelistrikan tersebut.

Sejarah Ergonomi Masa Perang Dunia

Sebetulnya, di Amerika Serikat, disiplin ilmu ergonomi atau dikenal sebagai human factors, secara umum dianggap berasal selama Perang Dunia II (Wickens & Hollands, 2000), meskipun kemajuan yang memberikan kontribusi untuk pembentukannya dapat ditelusuri pada pergantian abad 20. Sebelum perang dunia II, fokusnya adalah bagaimana merancang manusia agar sesuai dengan mesin yang digunakannya melalui trial and error (designing the human to fit the machine), bukannya merancang mesin agar sesuai dengan manusia. Hal ini dapat ditemukan dalam karya Frederick Taylor (1989) tentang seleksi, pelatihan, jadwal kerja-istirahat, dan studi gerakan & waktu pada pekerja industri

Banyak kemajuan ergonomi yang berasal dari kebutuhan militer. Dengan dimulainya perang dunia 1, konflik pertama untuk menggunakan pesawat yang baru diciptakan dalam pertempuran, timbul kebutuhan untuk metode yang tepat dalam memilih dan melatih pilot berkualitas. Hal ini mendorong pengembangan psikologi penerbangan dan dimulainya penelitian tentang aeromedical. Meskipun kemajuan telah dibuat waktu itu, Meister (1999) menyatakan bahwa dorongan atau motivasi mengembangkan disiplin ilmu ergonomi tidak dapat terpenuhi, karena kurangnya “krisis teknologi dan personil seperti yang terjadi pada Perang Dunia II”.

Pembentukan Katalis untuk Mengembangkan Disiplin Ilmu Ergonomi

Pecahnya Perang Dunia II dan adanya tuntutan kebutuhan pada saat itu maka terbentuk suatu katalis untuk mengembangkan disiplin ilmu ergonomi. Pertama, kebutuhan untuk memobilisasi dan mempekerjakan banyak pria dan wanita membuatnya tidak praktis lagi untuk memilih secara individu pada pekerjaan tertentu. Dengan demikian, fokus beralih kepada bagaimana merancang kemampuan manusia dan meminimalkan konsekuensi negatif dari keterbatasan mereka. Kedua, Perang Dunia II telah menjadi saksi di mana kemajuan teknologi akhirnya memaksa kemampuan manusia untuk beradaptasi dan mengimbangi desai yang tidak tepat.

Hal ini paling jelas terlihat pada sebuah kecelakaan pesawat dengan pilot yang sebenarnya sangat terlatih, tetapi terdapat masalah pada alat konfigurasi dan display instrument pesawat yang tidak ergonomis (Fitts & Jones, 1947). Eksperimental psikolog tetap dilakukan untuk mempelajari masalah ini dengan mengadaptasi teknik-teknik laboratorium. Maka, disiplin ilmu ergonomi mulai dilahirkan bahkan manusia yang terlibat di dalamnya pun mungkin tidak menyadarinya pada saat itu (Meister, 1999).

Baca Juga  SEMPAT MEROKET, BEGINILAH NASIB BITCOIN SEKARANG, APA MASIH MAU INVESTASI CRYPTO?

Pada pertengahan tahun 1960-an, disiplin ilmu ergonomi terus tumbuh dan berkembang di berbagai belahan dunia. Lebih dari itu, disiplin keilmuan ergonomi diperlukan ke bidang-bidang lain, termasuk perangkat keras komputer (1960-an), perangkat lunak komputer (tahun 1970-an), pembangkit listrik tenaga nuklir dan sistem persenjataan (1980-an), makro ergonomik, internet & otomatisasi (1990-an), dan teknologi adaptif (2000-an). Bidang ergonomik yang baru pun bermunculan seperti neuro-ergonomics dan nano-ergonomics. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bidang-bidang seperti bioteknologi dan nanoteknologi adalah suatu hal yang menarik untuk diikuti dan dipelajari tentang apa yang baru ditemukan tersebut akankah mengharuskan untuk menerapkan ergonomi sebagai solusi terbaik.

Lingkup Kajian Ergonomi Lingkungan Kerja

Kajian ergonomi terhadap lingkungan kerja adalah berkaitan dengan masalah-masalah faktor fisik lingkungan kerja. Seperti: pencahayaan atau penerangan, temperature atau iklim kerja, kebisingan, dan getaran. Kajian ergonomi lingkungan kerja juga meliputi faktor kimia dan faktor biologi. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain meliputi: perancangan ruang kerja, sistem akustik, house keeping, kenyamanan pemakaian alat pelindung diri, dan lain-lain.

Ergonomi dapat di artikan secara sederhana sebagai sebuah peraturan dalam melakukan sebuah pekerjaan. Secara ilmiah Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomo yang berarti peraturan atau hukum.

Posisi yang kurang baik banyak sekali di lakukan pekerja, baik pekerja kantoran yang lebih dominan duduk di depan meja dan komputer. Maupun pekerja yang lebih banyak melakukan pekerjaan dengan posisi berdiri (contohnya di pabrik).

Padahal dampak yang buruk akan terjadi bila posisi atau gerakan yang kurang baik tersebut di lakukan terlalu sering. Seperti terjadinya kecelakaan kerja, berdampak pada fisik pekerja, dan semua itu yang akan memperburuk kualitas pekerjaan. Maka dari itu ergonomi sangatlah penting bagi seorang pekerja untuk dipahami.

POSISI ERGONOMI PEKERJA KANTORAN

Biasanya yang bekerja pada bagian perkantoran akan dihadapkan dengan komputer, laptop dan meja kerja. Walaupun demikian pada saat duduk akan ada posisi yang mana membuat tubuh akan merasa kurang nyaman. Dan bahkan akan terasa sakit bila posisi duduk dilakukan cukup lama. Untuk posisi ergonomi yang baik pada saat duduk yaitu:

  • Duduk dengan tegak
  • Posisikan kursi dengan punggung dengan senyaman mungkin
  • Untuk meja posisikan sejajar dengan lengan agar memudahkan dalam menulis ataupun mengetik
  • Posisikan lengan saat mengetik hingga siku membentuk sudut 90°
  • Aturlah posisi monitor atau laptop dengan baik atau lurus dengan pandangan. Dan pada kecerahannya di atur sebaik mungkin agar mata tidak cepat lelah
  • Dan mengambil istirahat sejenak secara rutin.

Dengan melakukan posisi tersebut yang ergonomi akan mengurangi adanya ketidaknyamanan karena bagian tubuh merasa sakit saat duduk terlalu lama. Yang biasa terjadi biasanya leher yang kaku atau sakit hingga timbul rasa pusing. Selain itu monitor yang pencahayaannya kurang baik akan mengakibatkan mata lelah.

POSISI ERGONOMI PEKERJAAN POSISI BERDIRI

Biasanya para pekerja pabrik atau buruh melakukan pekerjaan dengan posisi berdiri yang paling dominan. Yang mana bagian tubuh yang banyak terpengaruh seperti  tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan. Menurut Kansas Chiropractic Foundation, kita harus berdiri dengan posisi seperti keterangan di bawah ini.

  • Berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu
  • Biarkan lutut kita sedikit menekuk alami
  • Berdiri dengan tegak secara alami
  • Tegakkan bahu dengan santai

Hal tersebut akan mengurangi hambatan aliran darah yang terhambat ke beberapa bagian tubuh ketika posisi berdiri kurang baik.

Dengan posisi yang baik maka akan terhindar seperti adanya sakit kerja atau kecelakaan kerja yang berdampak langsung pada hasil pekerjaan nantinya. Jangankan bekerja saat melakukan aktivitas sehari hari. Misalkan memainkan hp itu pun ada ergonominya maka segala sesuatu yang sesuai dengan peraturannya maka akan berjalan dengan baik. Bagaikan tubuh yang mana bila di gerakan dan diposisikan atau di atur dengan baik maka tidak akan ada dampak buruk yang terjadi pada tubuh kita.

Demikian penjelasan mengenai JAUHKAN CIDERA DAN MANAMBAH KUALITAS KERJA DENGAN ERGONOMI semoga bermanfaat.***

Baca Juga : Covid-19 dan Hubungannya Dengan Revolusi Industri 4.0

*Penulis adalah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *