Trik Berkomunikasi Dengan Anak

TRIK BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK

Oleh : Mugi Sobar*

Komunikasi orang tua dengan anak sangat penting karena dibilang komunikasi ini menjadi satu pilar tumbuh-kembangnya anak. Karena itu kita perlu tahu beberapa trik yang  kita gunakan saat berbicara dengan anak-anak.

Dari 3 model komunikasi yang popular, model interaksional yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang  menekankan pada proses komunikasi dua arah sangat baik diterapkan dalam suatu keluarga. Model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sedrajat. Satu eleman yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik, atau tanggapan terhadap suatu pesan.

Dalam sebuah keluarga, sangat penting mendengarkan tanggapan anak saat informasi yang disampaikan orang tua, apakah anak paham atau tidak dengan apa yang disampaikan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir miskomunikasi.

Kenali  Hambatannya

Dalam komunikasi sering kali orang tua bertindak kurang  bijaksana kareana kebanyakan masih bersifat instruksional. Hambatan- hambatan yang sering muncul karena minimnya waktu orang tua untuk berkomunikasi dengan anak dapat menghambat proses komunikasi dua arah. Umumnya terjadi pada pasangan orang tua yang bekerja, yang kurang memperioritaskan komunikasi dengan anak. Padahal dengan kecanggihan teknologi informasi saat ini, seharusnya orang tua tidak lagi mengalami kesulitan untuk komunikasi dengan anak. Disatu sisi alat tersebut dapat memudahkan komunikasi, namun disisi lain gadget dan alat elektronik lainnya dapat membuat keluarga menjadu kurang dekat, apalagi jika ada anggota keluarga yang menjadi kecanduan.

Hambatan lain ketika orang tua tidak menanggapi keluahan anak. Adanya penolakan dari orang tua, membuat anak menjadi enggan bersikap terbuka pada orang tua. Komunikasi yang  tidak efektif,  dimana orang tua terlalu banyak bicara, memberikan perintah atau intruksi yang panjang sehingga anak tidak paham isi dari pesan yang disampaikan oleh orang tuanya. Komunikasi dua arah seharusnya diimbangi dengan kemampuan untuk lebih mendengar isi pesan, ide, atau gagasan anak.

Baca Juga  Mahasiwa Unpam Lakukan Sosialisasi Kemasan Kripik Bagi Pelaku UMKM di Desa Rumpin, Bogor

Jika bertahan dan menyerah dengan hambatan yang disebutkan tadi, maka sang anak tidak merasakan manfaat dari komunikasi dengan orang  tua. Manfaat komunikasi anak-orang tua akan tercipta harmonisasi dalam keluarga. Komunikasi yang efektif akan mendukung saling pengertian, menghormati, saling menerima, saling menyayangi dan menghargai antar anggota keluarga. Komunikasi dua arah akan membentuk anak menjadi pribadi yang percaya diri, berani, aktif dan kreatif. Hal itu juga bisa memupuk kemampuan kepemimpinan sejak dini. Komunikasi yang intens antara orang tua dan anak juga dapat meningkatkan kecerdasan anak.

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan maupun dihindari saat berkomunikasi dengan  anak, terlalu banyak bicara dibandingkan mendengarkan keluhan, cerita, ide atau informasi yang disampaikan anak. Dalam hal mengulangi apa yang telah disampaikan juga harus dihindari, karena hal tersebut tidak disukai anak, apalagi jika orang tua mengungkit kembali cerita yang  berlalu. Tidak mempercayai cerita anak, hindari untuk memberikan komentar “ah, masa sih” atau  “Ayah tidak percaya.” Perasaan anak pastinya akan terluka ketika orang tuanya sendiri tidak mempercayai ceritanya atau kemampuannya. Jika ingin mengklarifikasi, sebaiknya memilih kata-kata yang positif atau tidak menekan anak.

Berikan rasa nyaman kepada anak saat berkomunikasi, bersikap sabar dan mendengarkan terlebih dahulu apa yang disampaikan anak. Jangan  memberikan interupsi, kritikan terhadap yang disampaikan anak. Anak yang sering dikritik, nantinya akan ragu-ragu dan kurang memiliki pendirian karena seringkali meneriama kritikan. Bersikap sabarlah terhadap apa yang disampaikan anak. Minimalisasi adanya distraksi seperti gadget atau alat elektronik lain. Minim kontak mata kan mengurangi efektivitas komunikasi tatap muka.

Demikian tips berkomunikasi dengan anak. Jadilah orang tua yang bijaksana.

*Penulis adalah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *