TangselMedia – Sejumlah warga Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, mendatangi DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk mengadukan penutupan jalan raya Parung–Serpong yang dilakukan secara sepihak oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Selasa, (30/9/2025).
Warga menilai penutupan jalan tersebut merugikan masyarakat karena jalur utama penghubung antarwilayah itu sangat vital bagi aktivitas sehari-hari, baik untuk bekerja, sekolah, maupun kegiatan perekonomian.
“Kami meminta DPRD Tangsel turun tangan dan memperjuangkan hak masyarakat. Jalan itu sudah puluhan tahun digunakan warga, kenapa sekarang ditutup sepihak tanpa sosialisasi yang jelas,” ungkap Suhendar, perwakilan warga sekaligus kuasa hukum.
Menurut warga, BRIN mengklaim jalan tersebut merupakan aset lembaganya. Namun, hingga kini pihak BRIN disebut belum dapat menunjukkan bukti kepemilikan yang sah. Warga menegaskan bahwa berdasarkan aturan yang ada, jalan itu tercatat sebagai aset milik Pemerintah Provinsi Banten.
Ketua DPRD Tangsel, dalam pertemuan itu, menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan masyarakat dan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Tangsel maupun BRIN.
DPRD juga berjanji akan memperjuangkan kepentingan masyarakat agar akses jalan tetap bisa digunakan secara normal.
“Kami sangat memahami kondisi kebatinan masyarakat muncul, kami akan berkoordinasi dengan semua pihak terkait ini untuk duduk bersama mencari solusi. Jangan sampai masyarakat yang dirugikan,” tegas H. Abdul Rasyid Salah satu Pimpinan DPRD Tangsel yang hadir.
Pada pertemuan tersebut salah satu perwakilan masyarakat juga meminta pimpinan DPRD agar menegur Walikota Tangsel yang dinilai tidak peka terhadap persoalan.
“Kami kecewa dengan pernyataan Walikota Tangsel Bang Ben terkesan tidak membela kepentingan masyarakat,”tegas Neng Nurhemah Tokoh Perempuan Muncul.
Warga berharap langkah DPRD Tangsel dapat membuahkan hasil, sehingga akses jalan Parung–Serpong kembali dibuka dan bisa dilalui masyarakat tanpa hambatan. (Dul)
