TangselMedia – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menambah alat untuk memantau perkembangan letusan Gunung Merapi yang saat ini berstatus waspada atau level 2 dari berbagai sisi. “Khusus di Jateng, kami menambah 3 alat pemantau berupa kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang dipasang di Balerante Klaten, Magelang, dan Boyolali,” ujar Kepala Pelaksana Harian BPDB Provinsi Jateng Sarwa Pramana di Semarang, Kamis.
Menurut dia, penambahan alat pemantau, yang saat ini total berjumlah sekitar 150 alat itu, bertujuan agar ketika aktivitas Gunung Merapi meningkat bisa langsung dilakukan langkah-langkah evakuasi yang diperlukan. Sebagai upaya lain untuk mengurangi risiko bencana terkait meletusnya Gunung Merapi, jajaran BPBD Jateng juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam pengecekan jalur evakuasi dan shelter atau hunian sementara untuk warga yang mengungsi. Sarwa mengemukakan bahwa jalur evakuasi di Kabupaten Klaten saat ini dalam kondisi rusak berat akibat dilintasi truk-truk pengangkut pasir.
“Sementara itu, shelter-shelter yang dibangun pada 2010 perlu dipastikan kebutuhan logistik dan juga peralatan dapur umumnya. Selain itu, perlengkapan lain yang perlu disiapkan adalah masker yang akan dibagikan kepada masyarakat terutama saat terjadi hujan abu,” ujarnya. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar jalur-jalur untuk mengevakuasi warga saat terjadi erupsi Gunung Merapi, segera diperbaiki guna mengurangi risiko bencana.
Ganjar juga memohon pengertian dari para pengusaha galian C terkait dengan perbaikan jalur-jalur evakuasi karena Gunung Merapi saat ini berstatus waspada level 2. “Tolonglah para pengusaha galian C, saya mohon betul anda legalkan usaha anda, angkutlah dengan cara benar karena jalan itu juga untuk jalur evakuasi saat terjadi kedaruratan,” ujarnya.