Forum Dialog HIPMI Memberi Gambaran Insentif Ekonomi Untuk Industri Kreatif

Komunitas, Nasional1510 Views

?

TangselMedia.com – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengadakan forum dialog dengan tema “Insentif Ekonomi Untuk Industri Kreatif” yang dilaksanakan di HIPMI Center, Menara Bidakara 2, Jakarta (15/03).

Forum dialog kali ini dihadiri oleh narasumber yang kompeten di bidangnya baik dari praktisi maupun pemerintah seperti, Fajar Utomo dari Badan Ekonomi Kreatif, Roy Sianipar dari Kementrian Perindustrian, Ibnu Riyanto selaku pemilik Trusmi Group, Ajib Hamdadi selaku Ketua HIPMI Tax Center.

“Ekonomi kreatif sedang menjadi trending topik baik di dunia. Hal tersebut dipicu dari harga komoditas yang melambung tinggi, harga minyak bumi yang tidak stabil, hingga kelesuan perdagangan pertambangan. Sehingga tidak heran apabila di luar negri mengandalkan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian. Dampak positif yang ditimbulkan adalah banyak bermunculan para pelaku bisnis start up hingga e-commerce dimana menjadi euphoria di tengah kelesuan ekonomi,” tutur Fajar Utomo dari Badan Ekonomi Kreatif (15/3).

Tidak hanya berpusat pada pemasaran dan permodalan, namun industri kreatif dengan memiliki sifat intangible asset ini perlu diberikan perilaku yang berbeda dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Maka diperlukan intensif ekonomi untuk industri kreatif agar semua pebisnis start up dapat memitigasi risiko yang dihadapi saat mengalami kendala di lapangan serta sejalan dengan visi Republik Indonesia (RI) yang menjamin akan ketersediaan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

Baca Juga  Kang dan Nong Kota Tangerang Harus Difungsikan Juga Sebagai Marketer

Fajar Utomo mengutarakan bahwa, “Pemberian insentif misalkan dari sisi permodalan, dalam mendanai bisnis start up menggunakan long term karena risiko yang besar pada tahap awal-awal memulai bisnis. Jadi para investor yang ingin membantu para start up, bukan disebut pembiayaan melainkan hibah yang tidak memiliki target ketat untuk jangka pendek”.
Pada kesempatan yang sama Roy Sianipar berujar, ”Salah satu bentuk insentif yang dimiliki oleh kementrian Perindustrian adalah dengan membentuk Balai Creative Center. Untuk sasaran dalam program ini, antara lain, para mahasiswa dan alumni yang memiliki jiwa wirausaha dan membutuhkan modal besar”.

Kemudian dari sisi pelaku usaha, Ibnu Riyanto selaku owner Trusmi Group menyampaikan pesan sebagai perwakilan dari para pelaku usaha ekonomi kreatif, bahwa dibuat aturan yang jelas dan transparan mengenai kebijakan perpajakan yang dikenanakan terhadap pelaku  usaha ekonomi kreatif. Sebab industri ekonomi kreatif mengandalkan tenaga manusia maka pengenaan pajak ikut mempengaruhi proses kerja. Alangkah baiknya jika sama dengan industri ekspor yakni zero PPN.

Ketua HIPMI Tax Center, Ajib Hamdadi juga menyampaikan beberapa alternatif insentif bagi pelaku usaha ekonomi kreatif, yakni dengan kemudahan membayar pajak dan pengenaan tarif pajak yang lebih rendah disbanding saat ini.