Ketegangan Tahun 2019

Opini908 Views
Foto: Ilustrasi

Indonesia adalah Negara yang kaya akan alam, budaya, ras, dan agamanya. Dan banyak masyarakat diberbagai negara yang ingin berkunjung, karena ingin melihat sekaligus merasakan kekayaan yang dimiliki Indonesia. Indonesia sendiri adalah salah satu negara kepulauan yang terbentang luas, yang diapit oleh dua benua dan dua samudera.

Indonesia sendiri sangat erat dengan sumber daya manusianya atau SDM, yang kuat dengan indentitasnya seperti agama, dan etnisnya. Menjadi sebuah pertanyaan besar, segala keragaman yang ada di Indonesia, dapat memicu perpecahan. Dan hebatnya ketika ada konflik di dalamnya bisa terselesaikan dengan bijak.

2019 adalah tahun yang fenomenal di Indonesia. Karena akan ada pemilihan presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2019. Dan masyarakat sangat antusias dalam hal ini. Karena suara rakyat sangat menentukan Indonesia 5 tahun berikutnya. Kampanye pun sudah mulai berjalan, hingga dibaur dengan drama-drama politik.

Sayangnya, hal yang mengenaskan adanya pemisah. Walaupun perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. tapi jika hubungan sosial terbatasi hanya karena pilpres, apa yang akan terjadi?. Intervensi secara berlebihan, mengakui bahwa paham akan politik, dan yang terparah adalah saling mengancam antara yang satu dengan yang lainnya. Merenggangnya hubungan, hanya karena pilpres sangatlah riskan. Hingga terjun dalam memberikan informasi yang keliru kepada oang-orang, dan menjatuhkan salah satu calon. Ketegangan yang ada akan semakin tegang, dan membawa perpecahan, jika orang-orang yang sok tahu akan politik semakin bergerak dan berbicara.

Pisau akan terlihat baik atau buruk, tergantung siapa yang menggunakannya. Begitu pula dengan politik. Baik atau buruk, sehat atau tidaknya tergantung siapa yang memerankannya. Kalangan muda saat ini memiliki kekhawatiran yang harus diperhatikan. Seperti yang disampaikan oleh Najwa Shihab “anak  muda sekarang ada yang apolitik, paham politik, dan sok tahu akan politik. Yang menjadi kekhawatiran utama adalah jika mereka yang sok tahu akan politik”.

Baca Juga  Korupsi Di Pilkada Serentak 2015?

Para mahasiswa atau sebutan lainnya adalah pendengar aspirasi rakyat. Adalah kalangan muda saat ini, maka ditangan merekalah harus seperti apa mereka bertindak. Jangan sampai bergerak karena diintervensi, dan yang lebih parah menilai sesuatu tidak dengan ilmu. Ditangan merekalah untuk meluruskan politik yang sesungguhnya harus seperti apa dan bagaimana. Karena politik adalah salah satu bagian kecil di Indonesia. Jangan karena pilpres perpecahan terjadi, jangan karena pilpres menjadi konflik, jangan karena pilpres adanya batasan dalam bersosialisasi.

Maka tugas para pion-pion politik, dan para mahasiswa harus seperti apa dan bagaimana. Para pion berkampanye tanpa harus menjatuhkan, dan tanpa harus memberikan informasi yang keliru. Para mahasiswa harus paham akan politik, sehingga menjadi wasit yang berintegritas di tengah pertandingan berlangung.  

Maka masyarakat Indonesia dapat menghadapi ketegangan 2019 dengan rileks, dan bisa memilih sesuai dengan pilihan mereka. Bukan karena intervensi, ataupun karena informasi yang keliru. Berikanlah informasi yang benar, dan tidak perlu mengintervensi. Karena rakyat Indonesia sesungguhnya membutuhkan solusi bukan intervensi. Dengan begitu terjadilah keharmonisan di Negara Kesatuan Republik ini.

Penulis: Bahtera Hadi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *