Pandemi Covid-19, Peneliti Dorong Penguatan Kebijakan Karantina Selain PSBB di Pulau Jawa

TangselMedia – Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong kebijakan yang lebih kuat dari PSBB untuk metropolitan yang lebih kecil di Jawa dan metropolitan utama luar Jawa. Meski memiliki kasus positif covid-19 yang jauh lebih rendah dari Jabodetabek, namun wilayah metropolitan ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sama tingginya, sehingga berpotensi besar menjadi episentrum wabah berikutnya, seperti Kartamantul (Yogyakarta Raya) di kisaran 5.800 jiwa per Km2, Solo Raya 2.600 jiwa per Km2, Mebidangro (Medan Raya) 3.600 jiwa per Km2, dan Mamminasata (Makassar Raya) 2.400 jiwa per Km2.

Keputusan pemerintah pada 21 April 2020 yang akhirnya melarang mudik melegakan dan patut diapresiasi. Namun larangan mudik bukanlah akhir, namun justru harus menjadi awal dari upaya besar bangsa yang lebih tegas dan cepat menanggulangi pandemi.

Respon kebijakan jangka pendek yang sangat mendesak dilakukan adalah melokalisir covid-19 di episentrum wabah. Lebih dari setengah kasus covid-19 yang terdeteksi terkonsentrasi di Jakarta dan sekitarnya. Metropolitan Jawa lainnya juga menjadi zona merah pandemi dengan kasus yang semakin masif.

Sebagai pusat ekonomi nasional, mengkarantina Jabodetabek dan metropolitan utama Jawa lainnya dipastikan akan menurunkan perekonomian nasional secara signifikan. Namun menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin adalah prioritas kebijakan tertinggi yang tidak dapat ditawar. Dengan sistem kesehatan semakin menuju batas kapasitasnya, maka menurunkan interaksi sosial secara drastis di episentrum wabah secepatnya menjadi keharusan.

Baca Juga  Ingin Pindah ke Tangerang Selatan? Tak Kenal, Tak Sayang!

Dibutuhkan akselerasi dan di metropolitan utama Jawa demi melindungi lebih dari 150 juta penduduk Jawa, jadi PSBB saja tidak mencukupi,” kata Yusuf Wibisono, Direktur IDEAS, pada Soft Launching hasil riset IDEAS yang bertajuk ‘Mudik di Pusaran Covid-19’, di Kantor IDEAS, Tangerang Selatan, Kamis (23/04/2020).

Sementara itu untuk menanggulangi terjadinya penurunan ekonomi atas dampak Covid-19, Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan telah melakukan berbagai upaya diantaranya membantu program pemerintah untuk mengurangi mudik dengan memberikan layanan distribusi pangan di sentra-sentra pekerja perkotaan, pelatihan kewirausahaan digital dan memberdayakan masyarakat untuk memproduksi alat-alat pencegahan Covid-19.

Hingga 22 April 2020 total layanan pembagian sembako yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa mencapai 10.543 paket yang tersebar di berbagai sentra pekerja perkotaan, selain itu melalui Institut Kemandirian Dompet Dhuafa memberdayakan masyarakat untuk pembuatan 15.000 masker yang akan dibagikan selama Pandemi Covid-19,” Kata Imam Rulyawan, Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa. (HJD)