Rupiah Terus Melemah Pemerintah Jokowi Alami Ketidak Percayaan Publik

foto:embunmulia
foto:embunmulia

TangselMedia.com – Setelah sempat menembus nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga Rp. 14.065, posisi rupiah cenderung terus mengalami kenaikan. Hal ini jika terus berlanjut berdampak besar bagi perekonomian negara dan pelaku usaha. Hal itu dikhawatirkan oleh Fajar Boediono selaku Sekjen Industri Aromatik, Olefin dan Plastik (Inaplas) (24/8/2015).

“Kalau dolar terus anjlok di Rp. 14.500, kami sudah sulit sekali bertahan. Kalo sudah Rp. 15.000,- kami bisa kolaps”, ujar Fajar.

Menurutnya bagi industri kimia bahan baku masih banyak berbasis impor sehingga mengerek ongkos produksi.

Sementara itu menurut pengamat ekonomi Didik J Rachbini menilai melorotnya nilai tukar rupiah hingga di atas 14.000 per dolar AS tak hanya disebabkan faktor eksternal tetapi juga internal. Faktor internal tersebut yaitu belum dipercayainya tim ekonomi pemerintah oleh pasar.

“Tim ekonomi pemerintah baru yang tidak bisa meyakinkan publik dan pasar secara khusus. Dengan tim seperti ini meskipun pemilu berhasil dan ekonom-ekonom bilang rupiah akan kuat menjadi Rp 10.000 per dolar AS apabila Jokowi terpilih, tetapi karena tim ekonomi tidak meyakinkan maka rupiah terus merosot,” ujar Didik, Senin (24/8/2015).

Baca Juga  Kehidupan Wanita Bercadar Pemelihara 11 Ekor Anjing di Tangsel

Selain itu, respons pemerintah menjaga stabilitas rupiah dalam satu tahun terakhir ini juga dinilai tak maksimal. Masalahnya kata dia, lantaran pasar sebenarnya tak memiliki kepercayaan kepada tim ekonomi pemerintah.

“Dalam waktu kurang setahun rupiah sudah merosot dari Rp 12.000 ke Rp 14.000 karena pemerintah masih belum dipercaya pasar untuk dapat meredam dampak faktor eksternal,” katanya.

Kemudian dari sisi neraca perdaganganpun, pemerintah juga dinilai tidak berhasil merespons penurunan ekspor sehingga neraca berjalan yang awalnya surplus menjadi negatif. Menurutnya, dari situlah awal masalah dan pelelahan nilai tukar terjadi. (ihp)