Tugas Sekda Itu Berat, Oleh Karenanya Butuh Tim Work

Dadang Sofyan, Kepala BP2T dan Calon Sekda Tangsel. Ilustrasi: TangselMedia
Dadang Sofyan, Kepala BP2T dan Calon Sekda Tangsel. Ilustrasi: TangselMedia

TangselMedia – Pemilihan Sekretaris Daerah (Sekda) Tangerang Selatan terus bergulir. Dari sekian banyak calon yang mendaftar akhirnya mengerucut menjadi 3 kandidat yaitu Dadang Sofyan Kepala BP2T, Muhammad Kepala Disperindag sekaligus Plt Sekda dan Sukanta Kepala Dishubkominfo. Ketiganya dinyatakan lolos secara syarat administrasi yang telah ditetapkan panitia seleksi.

Diantara ketiga calon diatas, kami mencoba ingin mengetahui lebih jauh tentang tugas yang akan diemban kedepan oleh mereka, agar kita tidak ragu kualitas dan pemahamannya ketika nanti terpilih diantara mereka. Kami mencoba mewawancari Drs. Dadang Sofyan, MM selaku salah satu calon Sekda yang sekarang ini masih menjabat sebagai Kepala BP2T. Berikut wawancara kami di Kantornya (20/10/16):

Apakah bapak sudah memahami tugas-tugas sebagai sekretaris daerah untuk Tangsel kedepan ?

Terima kasih, saya coba sampaikan: Pertama, Sekda itu harus mampu memfasilitasi dan membantu pimpinan yaitu Kepala Daerah (walikota) dan (Wakil Walikota) dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan untuk mewujudkan visi dan misi yg tertuang dalam RPJMD, sehingga merasa nyaman dalam mengemban amanah yg dipercayakan masyarakat; Kedua, Sekda adalah Koordinator Organisasi Perangkat Daerah (OPD), makanya seorang Sekda harus mampu menjadi manajer birokrasi yg harus mengkoordinasikan tugas fungsi OPD sehingga dapat terlaksana dengan baik. Bisa mengayomi para Kepala OPD dan jajarannya sehingga merasa nyaman dalam melaksanakan tugas. Tugas yang mereka kerjakan itu harus terstruktur, terencana dan terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu secara personal Sekda harus mampu untuk mengkordinasikan itu semua; Ketiga, Seorang Sekda adalah Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), sehingga ia harus bisa menjembatani antara eksekutif dan legislatif agar bisa bersinergi dalam membangun daerah. Karena itu Tugas Sekda itu berat dan tidak mudah (tidak segampang seperti membalikkan telapak tangan).

Berkaitan tugas yang berat tadi, kiat-kiat apa yang akan dilakukan untuk mengatasi itu?

Karena tugas Sekda berat maka tidak bisa dilakukan secara individual. Harus dibangun komunikasi dan jejaring yg baik baik internal maupun eksternal. Umpamanya jika sesuatu terjadi stagnan, maka yg menyebabkan hal tersebut antara lain karena komunikasi yang terputus. Oleh karena itu membangun komunikasi dan jejaring itu perlu untuk membentuk tim work yg solid.

Baca Juga  Tahun Ini UN SMA Sederajat Berbasis Komputer Meningkat

Terkait SDM yang tersedia di birokrasi Tangsel mungkin ada yang bermasalah baik etika ataupun hukum, apa yang akan dilakukan?

Secara kelembagaan yg berwenang dibidang itu adalah Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP). Disalah satu bidangnya ada yg mengurusi pembinaan pegawai. Di Tangerang Selatan birokrat itu berlatar belakang macam-macam, baik asalnya, budayanya, agamanya dan sikap mental aparaturnya. Namun dalam melaksanakan tugas ada aturan dan patokan kita dalam bekerja, misalnya ada Perwal jam dan hari kerja. Regulasi itu harus ditaati oleh semua pegawai di lingkup Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Jika mereka melanggar ada mekanisme dan prosedur untuk penindakan yang menjadi salah satu fungsi BKPP. Dalam Pembinaan pegawai, banyak cara yang dapat dilakukan mulai dari pembinaan peningkatan kompetensi (diklat) dan sebagainya sampai pembinaan dalam bentuk sanksi dari yang ringan sampai yang berat berupa hukuman dalam bentuk penurunan pangkat atau bahkan diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat. Yang penting semua prosedur dan tahapan telah dilakukan.

Harapan yang ingin dicapai jika bapak terpilih menjadi Sekda di Tangsel?

Pertama yang ingin saya tegaskan bahwa siapapun yang mendapat amanah jabatan tersebut yang terpenting adalah terbaik bagi masyarakat Tangerang Selatan. Tentunya dengan melalui mekanisme dan proses sesuai Undang-undang yang mengharuskan seperti itu. Keputusan nanti siapa yg mendapat amanah, itu sudah menjadi takdir Allah. Hanya saja manakala di antara calon ada yg ditakdirkan mendapat amanah tersebut, maka semua orang, bukan hanya para peserta, harus menerima keputusan itu dan qonaah terhadap apa yg menjadi keputusan tersebut. Kewajiban saya sebagai birokrat yang ikut seleksi harus legowo menerima apapun nanti keputusannya. Jika bukan takdir kepada saya maka tetap legowo. Sikap legowo bukan hanya diharapkan kepada para peserta seleksi, juga terutama para pihak yang mungkin mendorong memberi dukungan kepada para calon. Jika Allah berkehendak saya harus mampu dan bisa membuat nyaman pimpinan dalam menjalankan tugas terutama dalam menjabarkan visi misi yang tertuang dalam RPJMD serta mampu mengkoordinasikan organisasi perangkat daerah agar apa yg menjadi program Kepala Daerah dapat terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan bisa melakukan seperti itu. Insya Alloh.(isn)