TangselMedia – Gabungan insan pers Bogor Raya yang merupakan inisiator berdirinya Aliansi Insan Pers Bogor Raya (AIPBR) kembali berkumpul dan menyuarakan untuk terus memperjuangkan marwah jurnalis sebagaimana yang dicita-citakan di awal pembentukan AIPBR.
Hal tersebut ditegaskan Hero Akbar, selaku salah satu inisiator berdirinya organisasi AIPBR. Menurut sosok yang akrab disapa Moses itu, terbentuknya wadah organisasi AIPBR lahir dari kebersamaan para jurnalis Bogor Raya untuk mengangkat dan memperjuangkan marwah Jurnalis, terlebih saat itu sedang terjadi “pelecehan” profesi jurnalis yang diucapkan pejabat Pemda Bogor yang menyematkan istilah “Bodrek” ke para wartawan yang berada di luar lingkarannya.
Bila dahulu kebersamaan para insan pers Bogor Raya bersama-sama untuk memperjuangkan marwah jurnalis, kini para pelaku sejarah lahirnya AIPBR telah satu hati hendak kembali memperjuangkan marwah jurnalis dari godaan dan indikasi adanya dugaan mengaitkan wadah organisasi AIPBR ke arah politik praktis.
“AIPBR lahir dari semangat memperjuangkan marwah harkat dan martabat jurnalis. Dan kalau ada instrumen hendak merendahkan marwah PERS seperti mengaitkan AIPBR dengan praktik politik praktis, maka wajib kita sebagai pelaku sejarah dan perintis dari AIPBR untuk bersikap,” ujar Moses dalam keterangan pers yang TangselMedia terima, Rabu (16/10/2024)
Eks korlap dalam aksi unjuk rasa yang menjadi asal muasal lahirnya AIPBR itu menegaskan, kebersamaan semangat menjaga marwah PERS dari para insan jurnalis menjadi bagian tidak terpisahkan dari terbentuknya AIPBR akan mengambil sikap dengan menggulirkan wacana mengembalikan AIPBR ke versi awal sesuai khittahnya.
“Dalam diskusi di WAG AIPBR yang berisi para pencetus AIPBR, insya allah dalam waktu dekat akan kita bentuk dan segera kita deklarasikan secepatnya dengan maksud tujuan menegaskan dan memastikan kembali keberlangsungan AIPBR yang murni sesuai ketentuan dan kode etik jurnalistik,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Richard Purba yang juga salah satu perintis dan menyaksikan lahirnya AIPBR. Richard mengajak para jurnalis yang sudah berdarah-darah melahirkan AIPBR untuk ikut kembali membersihkan nama AIPBR dari indikasi kediktatoran kepemimpinan yang diduga telah mencoba melencengkan nilai-nilai semangat lahirnya AIPBR.
“AIPBR memanggil.. ayo bagi para perintis, para aktivis yang telah bersama-sama ikut melahirkan AIPBR bisa merapatkan barisan untuk bisa mengembalikan marwah AIPBR yang terlahir bukan untuk kepentingan politik, bukan untuk kepentingan pemimpinnya, melainkan untuk selalu menjadi wadah para jurnalis terhormat yang telah perjuangkan harga diri pers,” ujar Richard yang diketahui namanya masih dicantumkan dalam struktur organisasi meski telah menuliskan secara resmi niat pengunduran dirinya dari AIPBR.
Komentar senada juga dilontarkan oleh Rendy Mamesah. Menurutnya, daripada sibuk mengoreksi kepengurusan AIPBR yang sudah ada, ia lebih cenderung untuk membentuk wadah yang baru, mengingat dirinya yang tidak berada dalam kepengurusan AIPBR yang baru saja meresmikan kantor sekretariatnya itu.
“Dan realistis nya menurut saya ya dibuat saja kembali wadah organisasi AIPBR yang visi misi, dan maksud tujuan tetap orientasinya kepada perjuangan yang telah diperjuangkan oleh teman-teman yang ikut berjuang,” jelasnya.
Rendy juga berharap, inisiatif yang mulai digaungkan oleh setiap rekan-rekan pencetus dan perintis dari AIPBR, tidak harus menjadi sebuah gejolak konflik yang merusak hubungan baik diantara sesama para perintis dan pejuang dari AIPBR itu sendiri.
Pernyataan sikap juga disampaikan oleh Parman Jenggot yang juga merupakan aktivitas pena yang turut bersama mengantarkan aspirasi dan mosi tidak terima ungkapan Bodrex dari kepala daerah di kabupaten Bogor.
“Saya setuju saja wacana pembuatan organisasi dengan nama AIPBR awal. Asal maksud dan tujuan sesuai dengan semangat terbentuk nya AIPBR di awal dulu, dan bukan justru dibelokkan kedepannya,” tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun, terdapat nama-nama lain para perintis yang telah menyatakan sikap dukungan untuk menghadirkan organisasi resmi AIPBR dengan nama organisasi AIPBR Awal.
Adapun nama-nama yang sudah terkonfirmasi ikut mendukung di antaranya, Moses, Richard Purba, Parman Jenggot, Rendy Mamesah, Sabar Marpaung, Ponres Sitinjak, Derry, Efendy, serta beberapa perintis dan perumus AIPBR.
Sebagai tambahan informasi, (A) salah satu perwakilan dari AIPBR yang telah ada kepengurusannya saat coba dikonfirmasi perihal kebenaran informasi kantor sekretariat AIPBR turut digunakan menjadi tempat acara dukungan kepada salah satu Paslon peserta pilkada, dalam pernyataannya tidak mengarah terhadap jawaban atas kabar tersebut, dan lebih memilih keluar dari WAG AIPBR Awal. (Hjd)