Bentuk Karakater Mahasiswa Kontribusi Nyata

Nasional, Opini1579 Views

20160221_153600-2TangselMedia.com – Dalam benak setiap orang sudah mafhum adanya tentang mahasiswa, yaitu seorang yang menempati kasta tertinggi dalam kedudukan siswa dengan predikat Ke ‘Maha-an’ nya yang secara otomatis, turut terpikul pula pada setiap bahunya tanggung jawab dan “beban moral” yang berat yang harus ditunaikannya. Beratnya beban itu sudah pasti menuntut peran aktif dan kontribusi nyata dalam kemanfaatan. Dan Kalau ditilik salah satu dari  tridharma perguruan tinggi yaitu “agent of change“, sepertinya merupakan dosa besar bagi setiap mahasiswa jika mereka apatis dan tidak bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Namun realitas yang ada kini berbalik jauh dengan apa yang diharapkan masyarakat dari para mahasiswa. Lenang manggala dalam sealbum puisigrafi mengatakan “Masih terlalu banyak mahasiswa yang sibuk berbicara soal kesuksesan dan tercapainya pekerjaan yang diharapkan. Pengabdian, seolah hanya tugas bagi para veteran”. Pernyataan tersebut semakin diamini dengan banyaknya kampus kampus yang menyelenggarakan program pengabdian tanpa pengawasan. Mahasiswanya pun hanya bersifat ‘menunaikan’ saja demi tuntasnya syarat kelulusan. Apalagi bicara soal pelatihan dan peningkatan skill ketika hendak terjun diwilayah masyarakat, masih sangat kurang.

Dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan didesa dan dikampung misalnya, mahasiswa seperti terlihat ‘kurang terpakai’. Lama merantau belajar dan dinanti hasil pencapaian inovasi, malah banyak yang merasa asing di daerahnya. Pulang kerumah bukannya membawa ide dan gagasan, tetap saja menjadi beban dan tidak memberikan apa apa.  padahal banyak media dan wadah kegiatan yang seharusnya bisa mereka ambil peran disitu. Seperti ikut berpartisipasi dalam goyong royong, menjadi motor pergerakan pemuda desa dan berperan aktif dalam musyawarah penduduk.

Baca Juga  KAMMI Minta Pemerintah Desak China Untuk Buka Akses Informasi Terkait Isu Uighur

Selain itu dari pihak kampus sendiri seolah ingin memutus nyawa para aktivis yang selama ini sangat berperan besar bagi masyarakat. Diberlakukannya sistem perkuliahan dengan jenjang 5 tahun tentu akan berimbas pada sikap dan peran mahasiswa bagi masyarakat. Jangan salahkan bila nantinya akan tercipta produk produk mahasiswa yang profesional dalam bidang keahliannya namun bersifat individualistis. Ingat, bahwa bangsa ini akan maju tentu dengan peran besar para mahasiswanya. Apa jadinya jika mahasiswa yang ada sekarang menjadi amatir dalam membaur dengan masyarakat padahal ia nanti yang menjadi pemimpin masa depan.

Sudah keharusan bagi anda yang menjadi atau terlanjur menjadi mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam kemanfaatan. Dalam berbagai bidang yang ditekuni harus bisa menghasilkan hal hal yang bisa membuat lebih baik bangsa ini. Sementara dari jurusan tehnik, sosial, ekonomi, sains dan semacamnya hanyaakan menjadi sampah yang tak bernilai apabila terkonsentrasi pada aspek kecerdasan anda saja, namun kurang berkontribusi nyata.

Akhirnya marilah kita rubah paradigma mahasiswa apatis dengan mahasiswa yang kembali kemasyarakat. Dengan mengaktifkan diri dalam berbagai kegiatan sosial dan kontribusi nyata dalam setiap permasalahan umat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain, dan sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan dan memberikan kemanfaatan. (Muhammad Faris Azkiya)