Plastik, Manfaat dan Dampaknya Bagi Manusia dan Lingkungan

PLASTIK, MANFAAT DAN DAMPAKNYA BAGI MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Penulis : Abdul Choliq*

Plastik menjadi bagian yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia karena perannya yang dominan untuk pembuatan berbagai peralatan. Plastik memiliki kelebihan dibandingkan material lain seperti kayu, logam, komposit, kaca maupun keramik. Plastik memiliki densitas yang rendah sehingga ringan bobotnya. Plastik juga kuat dan tahan lama karena tidak mengalami korosi, kekuatan tarik dan impaknya cukup baik meskipun tidak sekuat logam. Sebagian plastik memiliki ketahanan terhadap air dan bahan kimia karena tidak mudah menyerap cairan. Plastik mudah dibentuk menjadi berbagai bentuk dan ukuran dengan beberapa metode. Sifatnya sebagai isolator membuatnya aman untuk dijadikan komponen listrik.

Plastik memiliki warna dasar transparan sehingga sesuai dijadikan kemasan, juga mudah didesain dengan berbagai warna menarik. Ketersediaan bahan banyak dan proses produksi yang murah, maka produk plastik dapat diperoleh dengan harga terjangakau. Pemanfaatan plastik sangat luas, antara lain sebagai bahan kemasan produk, mulai dari makanan dan minuman hingga barang-barang elektronik. Plastik juga banyak dimanfaatkan sebagai perabot dan peralatan rumah tangga seperti piring, gelas, sendok garpu, dll. Sektor indutri memanfaatkan plastik sebagai material otomotif, konstruksi, dan elektronik. Dalam dunia medis plastik digunakan untuk pembuatan perlengkapan jarum suntik, kantong infus, dan alat bedah. Plastik dalam industri fashion digunakan untuk serat kain, aksesori, dan sepatu.

Plastik diperoleh dari hasil pemurnian minyak bumi. Minyak bumi mengandung hidrokarbon yaitu propana dan etana yang melalui proses pemurnian dan pengolahan lebih lanjut terbentuk monomer. Dari Monomer ini kemudian dipolimerisasi sehingga diperoleh beberapa jenis plastik. Plastik juga diperoleh dari gas alam. Gas alam mengandung senyawa hidrokarbon dan dapat diubah menjadi monomer-monomer plastik. Kedua jenis bahan tersebut memberi dampak kurang baik terhadap lingkungan karena sulit terurai, maka saat ini banyak dikembangkan plastik dari bahan nabati seperti jagung, tebu, dan tepung pati. Jenis plastik ini disebut sebagai bioplastik. Bioplastik diketahui lebih ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami.

Perlu bagi kita memahami jenis-jenis plastik serta penggunaannya. Jenis pertama adalah Polietilen (PE) yang merupakan jenis plastik paling umum kita temui, digunakan untuk kantong plastik dan botol. Polipropilen (PP), jenis ini lebih kuat dan tahan panas daripada PP, digunakan untuk kemasan makanan, botol minuman, dan serat tekstil. Polivinil Klorida (PVC), jenis plastik ini keras dan tahan cuaca sehingga banyak digunakan untuk pipa, kabel, dan bahan bangunan. Polistirena (PS), memiliki sifat ringan dan mudah dibentuk sebagai bahan styrofoam, mainan, dan peralatan rumah tangga. Polietilena Tereftalat (PET) memiliki spesifikasi transparan dan kuat, digunakan untuk botol minuman, kemasan makanan, dan serat tekstil. Proses pembentukan plastik dilakukan dengan beberapa metode antara lain dengan pencetakan Injeksi (Injection Molding), yaitu dengan cara melelehkan pelet plastik dan disuntikkan ke dalam cetakan dengan tekanan tinggi, setelah dingin dan keras, produk dikeluarkan dari cetakan.

Proses ini sesuai untuk produksi massal, detail produk sangat baik dan bentuk kompleks seperti botol minuman, mainan, dan komponen elektronik. Cara kedua adalah ekstrusi yaitu melelehkan bahan plastik kemudian menekannya masuk melalui lubang cetakan (die) dengan bentuk tertentu. Produk yang dihasilkan adalah bentuk batang, pipa, atau profil. Proses ini menghasilkan pipa PVC, film plastik, profil jendela. Proses yang lain adalah cetak tiup (Blowing Molding), caranya bahan plastik dilelehkan menjadi (parison) dan ditiupkan ke dalam cetakan berongga. Udara yang ditiupkan menyebabkan plastik mengembang dan mengisi seluruh rongga cetakan. Proses ini sesuai untuk membuat produk berongga seperti botol, drum, dan mainan tiup. Thermoforming, proses ini dilakukan dengan cara memanaskan lembaran plastik hingga melunak kemudian dibentuk dengan vakum atau tekanan udara ke dalam cetakan. Proses ini sesuai untuk membuat produk dengan geometri rumit dan ukuran besar seperti kemasan makanan, baki, dan bak mandi. Rotational Molding, dilakukan dengan cara meletakan plastik bubuk ke dalam cetakan berongga kemudian dipanaskan dan diputar pada poros yang berbeda. Plastik akan meleleh dan menempel pada dinding cetakan membentuk produk. Proses ini sesuai untuk membuat produk berongga dengan ukuran besar dan bentuk yang kompleks seperti tangki air, perahu, mainan anak-anak. Jenis plastik, ukuran, bentuk produk dan jumlah produk menjadi pertimbangan dalam penentuan proses pembentukan karena biayanya juga berbeda.

Baca Juga  Teknik Industri Unpam Sosialisasikan Dispenser Digital Terintegrasi dalam Mengurangi Sampah Botol Plastik di Desa Digital Cijengkol

Manfaat plastik cukup luas, namun plastik dan pengolahan limbahnya dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan dan kesehatan. Pencemaran laut oleh plastik dapat merusak ekosistem laut, mencemari rantai makanan laut, dan membahayakan kehidupan laut. Sampah plastik yang terkubur di tanah akan sulit terurai dan dapat menghambat proses dekomposisi bahan organik, mengurangi kesuburan tanah, dan mencemari tanah dengan bahan kimia berbahaya. Pembakaran sampah plastik secara terbuka menghasilkan emisi gas beracun seperti dioksin dan furan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Proses produksi plastik menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Siklus plastik dari produksi hingga pembuangan menghasilkan emisi karbon yang signifikan. partikel plastik yang sangat kecil (mikroplastic) dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, dan udara bisa menumpuk dalam organ tubuh dan mengganggu fungsi organ-organ vital.

Plastik mengandung berbagai bahan aditif seperti BPA (bisphenol A), ftalat, dan zat aditif lainnya yang dapat mengganggu hormon, merusak sistem saraf, dan meningkatkan risiko kanker. Beberapa jenis plastik mengandung logam berat seperti timbal dan merkuri yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, dan sistem saraf. Banyak bahan kimia dalam plastik bersifat endokrin disruptors, yaitu zat yang dapat mengganggu sistem hormon tubuh dan dapat menyebabkan masalah reproduksi, gangguan pertumbuhan, dan peningkatan risiko penyakit kronis. Partikel plastik yang sangat kecil dapat terhirup dan menyebabkan masalah pernapasan seperti asma, alergi, dan iritasi saluran pernapasan. Beberapa bahan kimia dalam plastik bersifat karsinogen, yaitu zat yang dapat menyebabkan kanker. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, prostat, dan kanker paru-paru. Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai secara alami. Sampah plastik yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan, terutama lautan.

Dengan memahami manfaat dan dampak plastik, maka kita diharapkan untuk dapat lebih bijak dalam mengontrol penggunaan serta jumlah plastik. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan Reduce, yaitu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Reuse, yakni menggunakan kembali produk plastik sebanyak mungkin. Recycle, yaitu mendaur ulang plastik untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Replace, yaitu mengganti produk plastik dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Yang paling utama adalah regulasi, dalam hal ini pemerintah diharapkan membuat regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan dan pengelolaan plastik. Pada tingkat akar rumput, edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik perlu digalakan, misalkan diselipkan dalam pertemuan lingkungan, kegiatan di rumah ibadah, sekolah dan komunitas.***

*Penulis adalah Dosen Teknik Mesin Universitas Pamulang