TangselMedia.com – Keberadaan sampah kian hari makin menjadi permaslahan yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi sulit dikendalikan apabila tidak banyak kalangan mendukung untuk mencari solusinya. Hal tersebut sebenarnya bisa diminimalisir mulai dari hulunya yaitu tahap pemilahan sampah berdasarkan kategori masing-masing.
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) mengevaluasi terhadap bahaya timbul yang bisa timbul apabila terjadi pembiaran sampah hingga meggunung tanpa dimanfaatkan secara penyortiran hingga menjadi barang yang bernilai jual. Dengan pertimbangan tersebut, LPBINU membuat program gerakan kesadaran masyarakat melalui Gerakan “Ubah Sampah Jadi Berkah”.
Peresmian program tersebut dilaksanakan bertempat di halaman Gedung PBNU Jakarta minggu lalu dan dibuka oleh Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj.
Ketua Pengurus Pusat LPBINU M. Ali Yusuf mengungkapkan bahwa program ini turut didukung oleh berbagai program produktif seperti Shodaqoh Sampah, Daur Ulang, Bioporai, Bank Sampah, Urban Faring dan Komposting
Penyebutan Bank Sampah sebagai usaha memudahkan pemahaman kepada masyarakat, bahwa sampah itu juga memiliki nilai jual dan sebagai roda perekonomian keluarga, sambung M. Ali Yusuf.
Saat ini permasalahan sampah termasuk sebagai masalah darurat Indonesia dengan berada di urutan kedua penghasil sampah terbanyak di laut setelah Filiphina. Sementara penguraian sampah di laut bisa memakan waktu 50 hingga 100 tahun, sambung M. Ali Yusuf.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, menghimbau kepada seluruh masyarakat agar bersedia bergabung dengan NU melalui LPBINU agar memanfaatkan sampah menjadi barang-barang kerajinan, kompos, dan lain sebaginya.
Sumber: tangselpos.co.id