Membangun Bounding dan Mengembangkan Literasi Anak Melalui Membaca Nyaring

Membangun Bounding dan Mengembangkan Literasi Anak Melalui Membaca Nyaring

Oleh : Siskha Putri Sayekti*

 

Pernahkah Ayah-Bunda merasakan dilema yang besar ketika melihat anak lebih senang pegang gadget daripada pegang buku? Atau misalnya lebih senang maen game daripada mengerjakan tugas sekolah? That’s Real! Kemajuan teknologi yang pesat ini membuat kita tidak bisa lepas dari gadget. Penggunaan gadget memang tidak selamanya memberikan negatif, tapi perlu ada controlling dari orangtua untuk penggunaan gadget tersebut. Membaca buku bukan sekedar mengeja namun sebagai kebiasaan mereka di masa depan. Sebagai orangtua, mesti mencari cara yang asyik untuk pengalihan gadget.

Gadget memang memberikan informasi tetapi tidak membentuk sinaps, sehingga sewaktu-waktu anak akan lupa dengan informasi. Perlu diketahui oleh Ayah bunda pada masa 0-5 tahun sinaps berkembang dan jadi tugas orangtua memperbanyak sinaps di otak anak. Membaca cerita atau dongeng, selain dapat mempererat bounding, juga akan membuat anak merekam ekspresi dan kosakata melatih kemampuan bicara anak.

Salah satu cara untuk meningtkatkan kedekatan dan waktu bersama dengan anak-anak, melalui membaca buku cerita dengan membaca nyaring. Mengapa harus membaca nyaring? Membaca buku bukan sekedar menghabiskan bacaan sampai selesai, namun proses dalam membaca ini yang bermanfaat besar untuk orangtua dan anak. Membaca nyaring bertujuan membangun keterampilan dasar penting, mengenalkan kosakata dalam berbicara, memberikan model membaca yang lancar dan ekspresif, dan bisa membangun bounding antara kedua orangtua sehingga terciptalah “Me Time bersama dengan suasana menyenangkan”, memudahkan dalam menyampikan nilai-nilai luhur pada anak melalui bercerita, menstimulasi otak anak, menstimulasi imajinasi dan kreatif anak, melatih pendengaran anak.

Saya mengenal metode membaca nyaring dari seorang teman di satu komunitas. Awalnya saya sangsi apa seh perbedaan dari membaca buku biasa. Ternyata kegiatan membaca buku bersama berbeda dengan kegiatan pembacaan buku biasa. Kenapa? Karena dalam kegiatan membaca buku bersama tentu melibatkan peran aktif dari pihak pembaca sebagai orangtua dan pendengar sebagai pembacanya.

Nah, Ibu Rosie sebagai penggagas membaca nyaring mengungkapkan sangat penting dilakukan oleh  orangtua kepada anak-anak. Istilah Read Aloud ini diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook. Read Aloud adalah mengajarkan membaca paling efektif untuk anak. Metode ini bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Bahkan metode ini diakui bisa menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi anak, membangun koleksi kosakata, dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model). Hal ini bisa dilakukan bahkan saat anak masih dalam kandungan di termister ketiga. Ketika membacakan cerita dengan nyaring sebaiknya berikan intonasi dan irama agar lebih menarik dan mudah dipahami, serta dapat meningkatkan konsentrasi anak.

Sebagai orangtua tentulah kita ingin memberikan yang terbaik pada anak. Dimata anak dunia adalah dunia bermain. Saya memiliki tiga anak  yang selama pandemi ini membutuhkan gadget dalam belajar. Era digitalisasi dan masa pandemic ini tentu bukan hal yang bijak atau mengisolasi ataupun terlena dengan alat bernama gadgetGadget pun bisa menjadi alat kami sekeluarga untuk membiasakan budaya membaca mereka. Salah satunya dengan aplikasi membaca buku online atau perpustakaan digital. Salah satunya adalah aplikasi membaca online adalah Let’s read. Masa pandemic ini membatasi gerak kita untuk keluar rumah. Lama sudah kami tidak berlibur keluar rumah. Dengan membaca buku bersama tiga anak, kami sekeluarga seperti sedang liburan menjelajahi dunia baru. Seperti ke pantai, hutan, gunung dan tempat-tempat yang kami baca secara bersama-sama. Anak-anak merasa sangat senang dan seru.

Baca Juga  Bupati Pamekasan Berikan Beasiswa Kepada Santri Penghafal Al Quran

Jadi di platform Let’s Read Asia ini, kita bisa memilih banyak cerita bergambar yang ditunjukkan untuk anak-anak. Nggak Cuma bahasa Indonesia, disni juga ada buku dalam bahasa Inggris, Hindi, dan Thai. Beberapa buku di library ini juga punya pilihan terjemah, jadi buku yang aslinya dalam bahasa Inggris bisa banget dibaca dalam bahasa Indonesia. Sudah terbayangkan kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini? Kita bisa merasakan betapa serunya menjelajahi dunia dengan membacakan buku bersama anak dengan aplikasi Let’s Read. “ Ibu mau baca buku di hape” Begitulah kalimat yang selalu dilontarkan ketika ingin membaca buku di aplikasi Let’s Read.

Nah, point penting yang ada dalam membaca nyaring adalah interaksi antara pembaca dan orang yang dibicarakan. Jadi bukan hanya sekedar membaca keras-keras. Tapi kita berusaha menarik anak-anak yang dibacakan  ini masuk dalam cerita yang kita baca. Bagaimana caranya?  Bagi saya yang memiliki tiga anak, mereka bebas memilih untuk buku yang akan dibaca, tunjukan gambar dan ilustrasi untuk peran yang ada di dalamnya. Kalau dalam cerita ada lebih dari satu peran, kita bisa merubah suara kita untuk membedakan peran yang satu dengan yang lain. Bagi saya, cara ini cukup menyenangkan untuk didengar.

Membaca nyaring memang tidak serta membuat anak bisa cepat membaca, tetapi melihat pengalaman anak saya sendiri, kebiasaan membaca nyaring ini akan menumbuhkan minat baca. Anak “tidak hanya” sekedar pinter membaca. Tetapi juga menyukai dunia literasi. Anak-anak yang dibiasakan dibacakan cerita secara nayaring biasanya memiliki kecintaan kegiatan membaca. Dengan kecintaannya terhadap dunia bacaan ini bersifat long lasting alias bertahan lama.

Kapan masa terbaik untuk Read Aloud, sebaiknya mulai sejakdini. Seperti yang dinukilkan di atas tadi bahwa bisa memulai dari termister ke-3 kehamilan. Atau jika merujuk pada masa emas (Golden Age) anak usia 0-5 tahun. Ada banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari membaca nyaring. Cara yang perlu dilakukan juga sangat sederhana. Kita tinggal membacakan saja untuk anak kita. Lakukan secara rutin dan konsisten, lalukan dimanapun dan kapanpun berada.***

*Penulis adalah Dosen di STAI Al Hamidiyah