Pilih Sepatu Bola Berbahan Kulit Atau Sintetis?

PILIH SEPATU BOLA BERBAHAN KULIT ATAU SINTETIS?

Oleh : Abdul Choliq, S.T., M.T.

Sepakbola merupakan olah raga yang paling populer di dunia. Penggemarnya terdiri dari beragam tingkatan usia, dari anak usia sekolah, remaja, dewasa 20-30 tahun, bahkan dewasa 30-40 tahun. Banyak friendly game, kompetisi dan kejuaraan digelar untuk meramaikan minat penggemar sepakbola. Sepakbola dapat dilakukan di berbagai tempat, dengan lapangan seadanya bahkan di jalanan. Untuk kondisi yang normal, sepakbola di lakukan di lapangan yang mampu menampung 22 pemain dalam satu pertandingan. Lapangan bisa outdoor dengan rumput alami atau rumput sintetis. Keterbatasan lahan mendorong berkembangnya sepakbola dengan lapangan indoor dengan ukuran lapangan yang lebih kecil. Dengan lapangan yang lebih kecil lagi, sepakbola dikembangkan menjadi futsal. Sepakbola bisa menjadi wahana hiburan melepaskan penat bersama teman atau komunitas. Namun saat ini sepakbola sudah mulai dikembangkan ke arah industri bola, ditandai dengan penyelenggaraan turnamen dan kompetisi yang dikelola secara profesional. Ada pundi-pundi uang yang bisa diperoleh oleh banyak pihak, yakni klub, pemain, penyelenggara, sponsor, bahkan pedagang. Sekolah-sekolah sepakbola juga bertumbuh seiring perkembangan industri sepakbola. Kondisi ini membuka peluang industri sepatu sepakbola sebagai penyedia peranti dalam bermain sepakbola berkembang dan berkompetisi.

Timnas Brazil 1994

Sumber: https://shorturl.at/U6Guj

 

Sepatu sepakbola apapun merknya, merupakan sepatu yang didesain khusus untuk digunakan bermain bola. Sepatu bola memiliki peran penting bagi seorang pemain bola untuk mengurangi resiko cedera akibat benturan, terinjak, terjatuh dan yang penting untuk meningkatkan performa permainannya, menyangkut akselerasi, tumpuan, control maupun menendang. Hal yang tidak kalah penting adalah untuk neningkatkan rasa percaya diri pemain itu sendiri. Sebagai contoh Lionel Messi sebagai brand ambassador dengan sepatu Adidas, dan Cristiano Ronaldo dengan sepatu Nikenya. Selain penampilan yang memukau, ternyata sepatu yang digunakan juga yang menarik perhatian penikmat bola dan mendongkrak nilai jual dari produsennya, replika sepatu itu terjual laris di penjuru dunia. Sepatu sepakbola memiliki karakteristik khusus, antara lain sol yang kuat namun fleksibel dan tidak kaku, upper yang ringan, kuat dan tahan air, desain upper dibuat aerodinamis untuk meningkatkan kecepatan pemain.

Pada saat melihat rekaman pertandingan sepakbola di bawah tahun 2000an tampak sekali bahwa sepatu yang dikenakan pemain dominan berwarna hitam kombinasi putih. Namun jika kita bandingkan dengan era 2000an sampai sekarang, sepatu sepakbola tampak lebih beragam warna, ada yang putih, merah, biru serta memiliki berbagai motif. Dari berbagai literatur diketahui bukan hanya warna yang jadi pembeda, namun juga berbeda pada penggunaan material sepatu. Sepatu di bawah tahun 2000an memiliki bahan upper kulit hewan (leather) yang asalnya dari kulit kambing atau sapi. Kelebihannya, bahan ini cukup kuat dan tahan lama, memiliki penampilan yang klasik, memudahkan pengontrolan bola, serta mudah menyesuaikan dengan bentuk kaki. Hanya saja sepatu berbahan kulit terasa berat, apabila kurang perawatan akan kaku, rentan terhadap air dan beresiko cepat rusak digunakan pada saat hujan dan bermain sepakbola di pagi hari. Penyebabnya pada karena bahan kulit akan menyerap air atau embun sehingga lem dan jahitannya mudah terbuka. Sepatu berbahan kulit kurang responsive dan kurang stabil saat digunakan untuk gerakan dan kecepatan. Apabila ditinjau dari harga, sepatu berbahan kulit memiliki harga mahal karena proses produksi yang lebih lama. Selain itu bahan kulit dinilai kurang ramah lingkungan pada saat pemprosesan. Lebih dari itu, ada beberapa negara dan organisasi yang mendukung pelarangan kulit hewan untuk digunakan sebagai bahan sepatu, alasannya terkait kerusakan lingkungan, kekerasan terhadap hewan dan kesehatan manusia, dalam hal ini bahan kulit dinilai menimbulkan iritasi pada kulit manusia.

Baca Juga  PKM Prodi Teknik Industri Unpam Adakan Pelatihan Pembuatan Sabun Di Lebak

 

Timnas Brazil 2018

Sumber: https://shorturl.at/eITpG

 

Dengan beberapa permasalahan tersebut, maka para ahli material mengembangkan material alternatif sebagai pengganti material kulit (leather) untuk upper sepatu bola. Material tersebut antara lain Polyurethana, Polyvinyl Chlorida, Nubuck, dan Primeknit. Material ini memiliki banyak kelebihan antara lain lebih ringan, fleksibel dibandingkan bahan kulit binatang. Ketahanannya juga cukup baik, lebih mudah dan ramah lingkungan dalam proses. Sedangkan untuk material sol dikembangkan material karet, polyurethane, dan thermoplastic polyurethana. Material ini lebih kuat, lentur dan mudah dalam proses. Dengan berbagai kelebihan itu, maka produsen sepatu lebih memilih material sintetis dibandingkan material leather. Sepatu sepakbola berbahan sintetis harganya lebih terjangkau oleh konsumen dibandingkan sepatu sepakbola berbahan kulit. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing material, maka kita bisa menyesuaikan antara kbutuhan, budget dan kualitas sepatu yang akan kita beli. Sebaik dan semahal apapun sepatu yang kita miliki, jika perawatannya kurang baik maka akan cepat rusak. Maka dari itu perawatan sepatu seperti pembersihan, pengelapan, pemberian lotion untuk melenturkan upper harus diutamakan agar sepatu menjadi lebih awet, siap pakai dan nyaman digunakan.

Teknologi berperan penting dalam desain dan proses produksi untuk menghasilkan produk yang optimum kualitasnya. Kenyamanan pada saat bermain sepakbola harus diutamakan, maka perlu beberapa pertimbangan sebelum kita menentukan dan membeli sepatu sepakbola, antara lain kita harus mempertimbangkan jenis lapangan, ukuran sepatu, teknologi yang diterapkan, bahan upper dan sol, dan yang tidak kalah penting perlu dicoba dulu untuk mengetahui kesesuaian bentuk sepatu dan bentuk telapak kaki sehingga terukur kenyamanannya. Selamat bermain sepakbola, semoga Allah memberikan kesehatan untuk modal bekerja dan beribadah, aamiiiin..

*Penulis : Abdul Choliq adalah Dosen Teknik Mesin Universitas Pamulang