Menawarkan Pengalaman Belajar Sesungguhnya, Flexi School Mengadopsi Agile Education Dalam Proses Belajar

Info Kota, Sekolah2299 Views

TangselMedia – Mengetahui minat serta cara belajar anak menjadi hal yang penting untuk menentukan arah masa depan mereka. Mengenali minat dan potensi anak sejak dini akan mempermudah orangtua untuk memilih metode belajar yang cocok dan disukai anak.

Perkembangan di era modern 4.0 saat ini membuka wawasan yang semakin luas terkait pendidikan yang tak hanya berfokus pada tekstual saja. Tanpa mengesampingkan pendidikan akademik, mendukung anak untuk mendalami minat dan potensinya menjadi salah satu metode optimalisasi sistem belajar anak.

Di sisi lain ada masalah pada generasi saat ini. Menurut psikolog Adriano Rusfi, banyak anak yang sudah dewasa dari sisi fisik tapi belum menjadi dewasa dari sisi cara berfikir dan menyelesaikan masalah kehidupan.

Melihat potensi sekaligus  ingin memgatasi masalah tersebut Juni Handoko bersama Ratih Wulandari membuat terobosan baru dalam pendidikan yakni meyelenggarakan Kurikulum Aqil Baligh di Flexi School. Untuk mencapai tujuan tersebut mereka menggunakan metode Agile Education yaitu pembelajaran adaptif dengan cara tangkas dan cekatan dalam prosesnya.

Flexi School yang terdiri dari level Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas ini menggunakan metode pembelajaran yang fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan masing-masing siswa. Dengan format non formal atau kesetaraan paket A, B dan C memudahkan siswa dalam merancang program dan project yang akan di tekuninya.

“Siswa kelas 9 di tempat kami ada yang sedang menjalankan project trading saham, fotografi, belajar tulisan kanji jepang, bahkan mengambil sertifikasi ethical hacker berstandar internasional. Termasuk jika siswa ingin mengambil project dalam menghafal Al-Quran dan belajar Bahasa arab dalam target sekolahnya,” kata Juni Handoko

“Kurikulum Aqil Baligh ini adalah bagaimana kami bisa mengantarkan para siswa menjadi dewasa cerdas dan spiritual serta berakhir sukses menuju impiannya. Untuk itu, kami memberikan ‘ruang belajar’ luas sebagai bekal untuk mempersiapkan anak menjadi dewasa. Harapannya anak mampu memikul tanggung jawab dan mengambil peran dalam rangka tujuan penciptaan manusia, yakni menjadi khalifah di bumi dan beribadah kepada Allah,” ungkap Juni melanjutkan.

Terkait Kurikulum Aqil Baligh, Juni menerangkan, ada tiga kompetensi yang akan menjadi capaian para siswa. Di antaranya spiritual, cerdas dan dewasa. Ketiga kompetensi inilah yang menjadi kurikulum utama dengan porsi 70 persen pembelajaran. Sementara 30 persennya merupakan materi akademik sesuai Kurikulum Kemendiknas K-13.

Juni menjelaskan, dalam Kurikulum Aqil Baligh, kompetensi cerdas adalah di mana para siswa bisa memiliki logika berpikir yang baik, memiliki kemampuan problem solving yang andal serta punya keahlian khusus yang mampu dikembangkan untuk menunjang cita-cita dan tujuan hidupnya.

Sementara kompetensi dewasa terkait pada kemandirian siswa untuk bisa berdiri sendiri dengan tidak menggantungkan hidup pada orang lain. Termasuk kemampuannya dalam menghasilkan sesuatu yang menunjang hidupnya. Untuk itu, kompetensi ini juga mencakup pengembangan kemampuan entrepreneurship, berorganisasi, leadership yang dimulai dari tanggung jawab.

Baca Juga  Penyuluhan Pengembangan E-Commerce  Kepada UKM Masker Kain dan Sprei di Pasar Kemis, Tangerang

“Leadership adalah kemampuan untuk memimpin diri sendiri dan bagaimana melayani yang lainnya”. Penjelasan Juni.

Kompetensi ketiga yang tak kalah penting adalah membangun sisi spiritual siswa. Menurut Juni, siswa yang punya sisi spiritual baik akan mudah dalam menyongsong masa depan mereka. Untuk itu, penguatan aqidah, akhlak serta ibadah ditekankan dalam kompetensi ini. Jadi spiritual dengan pemahaman yang kuat, bukan hanya menghafal.

“Dalam kurikulum ini kami juga menerapkan pembelajaran berbasis project. Supaya siswa bisa mendapatkan pengalaman langsung dengan praktik dan bukan hanya simulasi. Sebelum mereka mengerjakan project tersebut para siswa harus tahu alasan kenapa mereka memilih project itu dan apa tujuannya. Ini merupakan langkah kami untuk mendidik para siswa supaya mereka punya alasan dibalik apapun yang mereka lakukan. Termasuk tujuan hidup mereka,” Juni memaparkan.

“Sehingga nanti ketika lulus mereka sudah siap bersaing karena punya karakter kuat, keahlian khusus yang sudah dioptimalisasi. Mereka akan siap terjun bekerja menjadi profesional atau berbisnis. Karena selama ini banyak kami temui lulusan perguruan tinggi sekalipun masih belum siap masuk ke dunia kerja,” tambahnya.

Untuk bisa membantu siswa menentukan potensi mereka, Flexi School terlebih dahulu akan melakukan tes STIFIn. Hasil tes untuk mengetahui mesin kecerdasan masing-masing siswa sehingga dapat memetakan potensi dalam rangka strategi pembelajaran yang optimal. Sehingga Fasilitator kelas akan lebih mudah mengelola kelas dari hasil test STIFIn tersebut.

Untuk siswa di level Sekolah Dasar, pihak Flexi School akan banyak melakukan pendampingan dan mentoring pembelajaran dengan sistem belajar yang menyenangkan. Sedangkan level SMP dan SMA akan banyak mentoring dan coaching terkait fase menuju kompetensi utama Kurikulum Aqil Baligh tersebut. Mereka juga akan banyak melakukan project.

“Di level SMP dan SMA ini siswa mengikuti pembelajaran di sekolah 3 hari dalam satu minggu bersama para fasilitator atau guru. Diluar hari sekolah siswa memiliki kesempatan untuk explore potensi dalam bentuk project yang menyenangkan bersama orang tua masing-masing. Tujuan lain nya adalah untuk membangun bonding,” ungkap Ratih Wulandari.

Terkait kurikulum, pihak Flexi School sudah melakukan konsultasi dengan tim konsultan ahli yang concern pada perkembangan anak, sehingga Sekolah Flexi mampu menurunkan kurikulum tersebut dalam bentuk program dan aktifitas. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.

“Kami berharap dengan adanya Flexi School dan Kurikulum Aqil Baligh dengan metode Agile Education ini mampu mengantarkan siswa memiliki kompetensi dewasa, spiritual dan cerdas. Tujuannya, agar siswa mampu beradaptasi dengan berubahnya dunia bersama gelombang VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity- Red) yang semakin berakselesari lebih dahsyat dengan adanya pandemi. Tidak tergerus ombak perubahan zaman, tapi justru bisa berselancar diatas ombak tersebut,” tutup Ratih.

Info lebih jauh sekolah bisa kunjungi situs flexi.sch.id.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *