Pembinaan IKM Tempe Diberi Anggaran Rp 500 Juta dari Disperindag

277122_tempe_663_382TangselMedia.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel melaksanakan program pembinaan dan pemberian alat kepada 140 Industri Kecil Menengah (IKM) Tempe di wilayah RT 12/10, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel.

Kegiatan pengadaan alat dan sosialisasi direncanakan pada bulan April mendatang, hal ini diutarakan Kepala Bidang Perindustrian, Disperindag Tangsel, Ferry Payacun beberapa waktu lalu.

Menurut Ferry, kegiatan pemberian bantuan dan sosialisasi dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan higenitas dari pengolahan tempe tersebut. Sebab, selama ini proses pengolahan tempe dilakukan secara sederhana dengan alat seadanya menggunakan kayu bajar, penggilingan manual, dan tempatnya juga tidak higenis. Sehingga Disperindag berencana melakukan penyuluhan, sosialisasi dan pemberian alat kepada para IKM Tempe yang berada di kawasan Kedaung.

Dari data yang ada, sekitar 140 IKM Tempe akan dibentuk menjadi 14 kelompok kecil binaan yang menerima bantuan, antara lain, kompor gas, penggilingan tempe yang telah terstandarisasi, sekaligus alat-alat panci stenlis.

Pihak Ferry ingin mengubah cara tradisional yang selama ini digunakan menjadi arah yang lebih baik melalui pemberian alat-alat yang sesuai standar dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), ungkap Ferry.

Maka pada tahun ini, pihak Disperindag telah menganggarkan sebesar Rp 500 juta sebagai kegiatan sosialisasi, pembinaan dan alat bagi pelaku IKM tempe. Alasan lain, mengapa pemerintah ingin memberikan bantuan dan pembinaan bagi para IKM Tempe, sebab setiap harinya para IKM Tempe hanya menghasilkan 3 kwintal per hari untuk dijual ke Jabodetabek serta ke Bangkok. Maka dicanangkan kegiatan sosialisasi dan pembinaan agar pelaku IKM Tempe dapat memproduksi secara lebih higenis dan aman dikonsumsi.

Menurut Kepala Disperindag, Muhammad menjelaskan bahwa sebelumnya para pelaku IKM telah menjalankan usahanya masing-masing. Akan tetapi dari segi produksi tidak stabil dikarenakan tidak didukung dengan sarana yang memadai. Sehingga, produksi mereka terhambat baik dari kualitas maupun kuantitas serta tidak ada kepastian jumlah pasokan.

Oleh karena itu, pihak Disperindag betul-betul secara serius memfasilitasi pelaku IKM Tempe dengan memberikan bantuan peralatan produksi supaya hasil produksi tetap terjaga dan mereka mampu bersaing.

Kegiatan pertama diawali dengan pembekalan melalui pelatihan yang bertujuan supaya semakin mempertajam pengetahuan mereka di bidang produksi. Setelah menimba ilmu di kegiatan pelatihan, peserta dilengkapi dengan pemberian bantuan peralatan produksi.

Disini pemberian bantuan secara kelompok, bukan perorangan. Misalnya, alat pemecah kedelai bagi kelompok industri tempe. Supaya peralatan yang diberikan tidak dikuasai perorangan maupun dijual, maka pihak Ferry melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat.

TangselMedia.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel melaksanakan program pembinaan dan pemberian alat kepada 140 Industri Kecil Menengah (IKM) Tempe di wilayah RT 12/10, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel.

Baca Juga  Milad 10 Tahun Kecamatan Ciputat Timur, Ini Kata Aleg DPRD Sri Lintang Rossi

Kegiatan pengadaan alat dan sosialisasi direncanakan pada bulan April mendatang, hal ini diutarakan Kepala Bidang Perindustrian, Disperindag Tangsel, Ferry Payacun beberapa waktu lalu.

Menurut Ferry, kegiatan pemberian bantuan dan sosialisasi dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan higenitas dari pengolahan tempe tersebut. Sebab, selama ini proses pengolahan tempe dilakukan secara sederhana dengan alat seadanya menggunakan kayu bajar, penggilingan manual, dan tempatnya juga tidak higenis. Sehingga Disperindag berencana melakukan penyuluhan, sosialisasi dan pemberian alat kepada para IKM Tempe yang berada di kawasan Kedaung.

Dari data yang ada, sekitar 140 IKM Tempe akan dibentuk menjadi 14 kelompok kecil binaan yang menerima bantuan, antara lain, kompor gas, penggilingan tempe yang telah terstandarisasi, sekaligus alat-alat panci stenlis.

Pihak Ferry ingin mengubah cara tradisional yang selama ini digunakan menjadi arah yang lebih baik melalui pemberian alat-alat yang sesuai standar dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), ungkap Ferry.

Maka pada tahun ini, pihak Disperindag telah menganggarkan sebesar Rp 500 juta sebagai kegiatan sosialisasi, pembinaan dan alat bagi pelaku IKM tempe. Alasan lain, mengapa pemerintah ingin memberikan bantuan dan pembinaan bagi para IKM Tempe, sebab setiap harinya para IKM Tempe hanya menghasilkan 3 kwintal per hari untuk dijual ke Jabodetabek serta ke Bangkok. Maka dicanangkan kegiatan sosialisasi dan pembinaan agar pelaku IKM Tempe dapat memproduksi secara lebih higenis dan aman dikonsumsi.

Menurut Kepala Disperindag, Muhammad menjelaskan bahwa sebelumnya para pelaku IKM telah menjalankan usahanya masing-masing. Akan tetapi dari segi produksi tidak stabil dikarenakan tidak didukung dengan sarana yang memadai. Sehingga, produksi mereka terhambat baik dari kualitas maupun kuantitas serta tidak ada kepastian jumlah pasokan.

Oleh karena itu, pihak Disperindag betul-betul secara serius memfasilitasi pelaku IKM Tempe dengan memberikan bantuan peralatan produksi supaya hasil produksi tetap terjaga dan mereka mampu bersaing.

Kegiatan pertama diawali dengan pembekalan melalui pelatihan yang bertujuan supaya semakin mempertajam pengetahuan mereka di bidang produksi. Setelah menimba ilmu di kegiatan pelatihan, peserta dilengkapi dengan pemberian bantuan peralatan produksi.

Disini pemberian bantuan secara kelompok, bukan perorangan. Misalnya, alat pemecah kedelai bagi kelompok industri tempe. Supaya peralatan yang diberikan tidak dikuasai perorangan maupun dijual, maka pihak Ferry melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat.