Pengaruh Body Shaming Terhadap Kesehatan Psikologis Anak

PENGARUH BODY SHAMING TERHADAP KESEHATAN PSIKOLOGIS ANAK

 

Oleh :  Ade Saeful Nahdi*

Memasuki abad ke-21 tingkat perkembangan teknologi dari berbagai aspek cukup melesat, perubahan zaman dan lingkungan terjadi dengan signifikan, hal ini tentu menimbulkan berbagai perubahan-perubahan individu manusia dalam bertingkah laku. Salah satu dampak perubahan di zaman ini yang nyata terasa dan tidak dapat dihindari adalah dampak perubahan teknologi, salah satunya teknologi komunikasi dan informasi. Kebutuhan informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan penting di era ini. Jika komunikasi dan informasi dulu diakses dengan cara sederhana akan tetapi semakin tingginya ilmu pengetahuan yang menunjang lahirnya penggunaan media informasi dan komunikasi diakses dengan cara mudah dan modern. Mengakses informasi dan komunikasi secara modern dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun, dengan syarat alat untuk mengakses informasi dapat terhubung dengan internet yang dapat dengan cepat memberikan informasi-informasi yang ingin kita ketahui.  Hal ini tentu menjadi tantangan untuk kita agar apapun informasi yang didapat dapat saring sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.

Dampak dari mudahnya mengakses informasi dan komunikasi melalui internet tentu tidak selalu baik, ada beberapa dampak negatif dari penggunaan media internet dimana salah satunya adalah penyebaran informasi  yang dengan mudah didapat yaitu mempengaruhi perspektif dan sikap masyarakat terhadap sesuatu, seperti standarisasi tubuh ideal, hal ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. Di Indonesia pun standarisasi tubuh ideal tentu sedang marak dan menjadi tren banyak remaja, atau anak-anak melakukan perubahan agar sesuai dengan standarisasi tubuh ideal masing-masing, standar bentuk tubuh ideal merupakan  tubuh yang memiliki keserasian antara berat dan tinggi badan. Tubuh ideal pada perempuan dapat digambarkan dengan tubuh yang cenderung langsing, berlekuk, kuat, dan sehat sedangkan tubuh ideal laki-laki adalah yang ramping, berotot, dan sehat. Atau standar ideal dengan berbagai pencapaian seseorang.

Tren standarisasi tubuh ideal mengakibatkan lahirnya body image di kalangan masyarakat, body image di kalangan masyarakat terbentuk dari pengaruh sosial, budaya baru yang timbul, serta akses informasi yang didapat. Tren-tren budaya barat mempengaruhi standarisasi tubuh ideal pada masyarakat, hal ini diperoleh masyarakat melalui lingkup pergaulan serta informasi yang diakses oleh individu masyarakat. tidak jarang para remaja, orang tua atau bahkan anak-anak selalu menginginkan atau berupaya agar dapat tampil sesuai dengan standarisasi tubuh ideal agar dapat setara dengan apa yang mereka lihat di lingkungannya atau di media yang diakses melalui internet. Body image terkadang mengakibatkan seseorang kerap kali membandingkan dirinya dengan orang yang dianggap memiliki standar tubuh yang ideal. Hal ini terkadang menjadikan diri seseorang merasa malu atau tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya yang tidak sesuai dengan standarisasi tubuh ideal. Atau merasa malu dengan gaya hidup yang tidak sesuai dengan standar ideal kehidupan orang lain yang lebih dari dirinya. Tidak sesuainya standar ideal  mengakibatkan timbulnya perlakukan-perlakuan sekitar lingkungan yang kerap menjurus kepada penghinaan secara fisik atau body shaming, hal ini lah yang mengakibatkan mental atau sikologis anak menjadi terganggu.

(sumber gambar Google)

Baca Juga  Hari Keenam Pencarian Ditemukan Sembilan Jenazah Korban Longsor Sukabumi

Body shaming merupakan perilaku mengejek mereka yang memiliki penampilan fisik yang  dinilai cukup berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Perilaku  penyebutan dengan gendut, pesek, cungkring, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan tampilan fisik. Juga merupakan perilaku body shaming. Dilihat dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak tahun 2011 hingga 2016 ditemukan sekitar 253 kasus bullying, terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak menjadi pelaku. Hingga Juni 2017, Kementerian Sosial menerima laporan sebanyak 967 kasus 117 kasus diantaranya adalah kasus bullying. Jumlah ini di luar kasus bullying yang tidak dilaporkan. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian khusus agar tidak terjadi banyak korban. Anak merupakan titipan Tuhan yang tentu sangat berharga, sebagai orang tua menjaga dan memberi perhatian dengan baik tentu perlu dilakukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai mana mestinya.

Body shaming berdampak pada :

  • penurunan tingkat percaya diri anak,
  • berusaha untuk menjadi ideal,
  • atau bahkan berujung pada depresi.

Perilaku body shaming ini dapat menjurus terhadap bullying, sehingga mengakibatkan permasalahan sikologis seseorang menjadi terganggu. Ada beberapa orang yang merasa terganggu dengan tindakan body shaming ini sehingga membuat sebagian orang sedih, mengurung diri, merasa berbeda, bahkan nekat bunuh diri.

Perlu adanya penanganan khusus dalam hal ini, karena psikologis anak merupakan hal yang juga perlu dijaga agar kesehatan mentalnya  dapat terjaga dengan baik sehingga anak- anak mampu menggapai cita-citanya tumbuh menjadi yang terbaik menurut dirinya sendiri. Salah satu ciri kesehatan jiwa yaitu memiliki kemampuan  menghadapi  dan  mengelola emosional secara baik, menerima dengan baik kemampuan serta kekurangan yang terdapat pada diri sendiri. Hal ini tentu dapat diperoleh dari lingkungan yang baik yang tidak mendiskriminasi seseorang. Tindakan body shaming tentu tindakan yang mengakibatkan seseorang merasa terdiskriminasi oleh standarisasi ideal menurut orang lain. sehingga mengakibatkan mental seorang anak terganggu dan menjadikan hak bertumbuh dengan sehat jasmani dan rohani anak tidak terpenuhi dengan baik.

Pemerintah telah membuat peraturan-peraturan yang dapat membantu melindungi anak dari tindakan-tindakan tidak terpuji body shaming, akan tetapi peraturan pemerintah pun tentu tidak cukup untuk menanganinya. Perlunya dukungan, serta perhatian dari keluarga  juga harus dilakukan. Agar anak merasa bahwa mereka terlahir dengan keistimewaan masing-masing. Cantik dan ganteng tidak hanya diukur dari standar tubuh ideal. Setiap orang cantik dengan kelebihan masing-masing. Untuk itu peran keluarga sangat penting agar anak yang mengalami body shaming tidak terpuruk dan tetap bangkit menjadi anak yang sehat, dan berprestasi. Ciptakan lingkungan-lingkungan yang baik agar anak-anak dapat tumbuh dengan baik  serta terpenuhi segala hak-hak dan kebutuhannya. Selain itu perlunya pengawasan anak oleh orang tua dalam menyerap informasi, agar informasi yang diserap dan diterima oleh anak merupakan informasi yang baik, penggunaan internet  dan media elektronik dengan baik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak, agar anak dapat menggunakan media internet dan elektronik sebagaimana mestinya sesuai dengan kebutuhan usianya.***

*Penulis adalah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang