Sekilas Sejarah Masjid Pintu Seribu Tangerang

Banten, Wisata4755 Views
masjid seribu pintu kota tangerang
Foto: kemenag

TangselMedia.com – Masjid Pintu Seribu yang berada di kota Tangerang yang masuk dalam kawasan provinsi banten merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di ujung barat Pulau Jawa. Bangunan mesjid ini terletak di Rt 01/Rw.03, Kampung Bayur, Priuk, Kota Tangerang.

Dalam sejarahnya, pendiri masjid ialah seorang penyebar Islam kelahiran Arab bernama Al-fakir Syekh Mahdi Hasan Al-qudrotillah Al-muqoddam. Salah satu keunikan masjid ini yaitu kondisi tiap ruangannya yang disekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti mushola. Setiap ruangan (mushola) diberi nama, seperti mushola Fathul qorib, Tanbihul Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga mushola Ratu Ayu. Area luas mushola masing-masing sekitar 4 meter.

Hal lain yang menarik perhatian para pengunjung adalah penamaan dari nama masjid ini. Sebab dinamakan Masjid Seribu Pintu karena dikarenakan tidak ada yang tahu persis berapa jumlah sebenarnya pintu masjid ini. Bahkan, pengelola masjid pun tidak tahu persis berapa jumlah pintu yang ada di masjid tersebut.

Sekilas sejarah dari masjid pintu seribu ini, didirikan tahun 1978 oleh almarhum Syekh Al-Bakhir Mahdi seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan Al-Faqir. Semua pembiayaan pembangunan dia tanggung sendiri, Al-Fakir meninggal pada tanggal 1 Ramadhan 2012 lalu. Selanjutnya, kepengurusan masjid berpintu seribu ini dilanjutkan oleh keempat putra almarhum, yakni Khairul Zaman, Khainul Yakin, Fatwa Paku Alam, dan  Khairullah.

Sebagai penghormatan, warga sekitar memberinya gelar Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al-Muqoddam. Kabarnya, Al-Faqir juga sedang membangun masjid serupa di Karawang, Madiun, dan beberapa kota lain di Indonesia. Pembangunan masjid ini bahkan tidak memakai gambar rancang. Tidak ada disain dasar yang bisa menampilkan corak arsitektur tertentu. Ada pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec.

Baca Juga  Sosialisasikan Rawat Karburator Motor, Mahasiswa Unpam Lakukan PKM di Kelurahan Jagakarsa, Jakarta

Sementara para peziarah terutama akan datang pada saat hari-hari kebesaran Islam, atau saat menjelang bulan Ramadan.Ratusan peziarah yang terlihat ini, pada umumnya berasal dari Bandung, Kerawang, Jakarta. Selain itu, ada juga berbagai peziarah dari Kalimantan dan Aceh.

H. Abdul Karim, salah seorang pengurus di masjid tersebut mengungkapkan, kebanyakan para peziarah memilih untuk datang ke masjid Nurul Yaqin ini pada saat hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra dan Miraj, juga saat menjelang puasa Ramadan. “Banyak juga para peziarah yang datang pas acara hari besar islam untuk mengikuti acara tersebut,” ungkapnya.

Sayangnya keberadaan masjid pintu seribu ini masih banyak pembangunannya yang harus diselesaikan. Sehingga diperlukan perhatian serta uluran tangan pemerintah setempat supaya pembangunan di masjid ini bisa diselesaikan dengan baik. Hal lain adalah perlunya dorongan peran pemerintah daerah agar mesjid seribu pintu dapat dijadikan salah satu destinasi wisata religi di daerah Tangerang.