Strategi Industri Manufaktur Dalam Meningkatkan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

STRATEGI INDUSTRI MANUFAKTUR DALAM MENINGKATKAN PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Oleh : Deajeng Setia Ibu*

 

Sektor industri sangat penting bagi pembangunan ekonomi karena memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor industri juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dengan menjadi komponen produktif. Perluasan sektor industri tidak hanya ditandai dengan peningkatan volume produksi, tetapi juga oleh peningkatan jumlah barang yang diproduksi.(Syara, 2019). Perluasan industri manufaktur akan memacu perkembangan sektor pertanian yang akan menyediakan bahan baku bagi industri. Demikian pula, sektor jasa akan tumbuh, karena adanya perbankan dan organisasi pemasaran yang dapat mendorong pertumbuhan di sektor industri manufaktur. Akibatnya, prospek kerja akan berkembang, dan pendapatan masyarakat akan meningkat. Suatu negara dapat mendorong pertumbuhan ekonominya dengan mendorong perluasan sektor industri manufaktur yang dipandang mampu mendorong dan menggerakkan perekonomian.(Asmara, 2018).

Indonesia adalah Negara berkembang dan kegiatan pembangunan ekonomi yang dilakukan bertujuan agar mengurangi permasalahan perekonomian yang ada. Pembangunan ekonomi akan terus berkembang apabila dilakukan sesuai dengan alur nya tepat agar sesuai tujuan dan sasarannya. Hal ini dilakukan melalui jalur industrialisasi. Manufakcturing Industri hampir selalu mendapat perioritas utama dalam rencana pembangunan Negara yang berkembang. Sektor industri ini dijadikan sebagai pemimpin yang artinya dengan melakukan pembangunan industri akan menaikkan sektor lainnya di bidang jasa maupun pertanian.

Di Negara Indonesia sektor industri manufaktur adalah suatu sektor yang mengalami perkembangan sangat pesat. Perkembangan ini dilakukan pada masa orde baru dengan adanya UU No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing (PMA) yang dilakukan pemerintah dengan liberialisasi dengan tujuan menarik modal asing agar meningkatkan ekonomi yang lemah. Di Indonesia proses industri mulai dilaksanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tetapi terkendala dengan hal politik yang menjadikan proses ekonomi ini tidak berjalan dengan lancar. (E. P Lestari, 2017)

Industri manufaktur, atau biasa juga disebut industri sekunder atau industri non- ekstraktif. Industri manufaktur mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual dan dapat dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Bahan mentah dari industri manufaktur adalah barang jadi yang dihasilkan oleh industri primer. Industri manufaktur sering kali tidak mengambil bahan mentah langsung dari sumber daya alam sehingga industri manufaktur disebut juga dengan industri non-ekstraktif. Industri manufaktur memproduksi produk dengan skala yang sangat besar (mass production). Perkembangan teknologi sangat memengaruhi industri manufaktur. Produksi barang jadi yang dulunya dilakukan dalam skala rumah tangga di pedesaan, saat ini diproduksi dengan skala yang lebih besar di pabrik. Dengan bantuan teknologi mesin atau robotik, proses produksi dapat di percepat.

Karakteristik utama dari industri manufaktur adalah memiliki pangsa pasar mayoritas dalam negeri. Konsumen utama dari hasil produksi dalam negeri berasal dari dalam negeri. Industri manufaktur di Indonesia lebih fokus pada pangsa pasar dalam negeri, walaupun sebagian dalam industri telah melakukan ekspor produk ke luar negeri. Industri manufaktur juga merupakan industri yang paling tahan banting terutama dalam keadaan krisis. Industri manufaktur di Indonesia, terutama industri produk konsumsi, hasil produksinya selalu digunakan masyarakat. Walaupun dalam kondisi ekonomi sulit sekalipun, produk ini lebih stabil.(Sukamulja, 2021)

Manufaktur merupakan salah satu industri yang sangat terpengaruh oleh Revolusi Industri 4.0. Tidak hanya dalam proses manufaktur, tetapi juga di seluruh rantai nilai industri, menghasilkan pengembangan model bisnis digital baru untuk mencapai efisiensi tinggi dan kualitas produk yang lebih tinggi. Revolusi Industri 4.0, di sisi lain, menimbulkan kekhawatiran akan pergantian tenaga kerja manusia oleh robot dan melemahnya perusahaan lokal. Ketakutan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh International Labour Organization/ILO (2016), yang memprediksi otomatisasi akan menggantikan 56 persen pekerjaan di Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.(Nugroho & Wahyuni, 2019)

Tantangan penting yang dihadapi sektor industri manufaktur Indonesia antara lain kemungkinan terjadinya ketimpangan (disparity) tingkat efisiensi dan produktivitas masing-masing subsektor industri manufaktur Indonesia. Masalah ini dapat timbul akibat ketimpangan struktur pasar, yaitu penguasaan pangsa pasar yang besar dan dominan untuk jenis usaha tertentu pada masing-masing subsektor sektor industri manufaktur. Selain itu, temuan empiris menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan dan produktivitas teknologi pada sektor industri manufaktur di Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan produktivitas modal dan tenaga kerja.(Etty Puji Lestari & WSU, 2017).

Adanya pertimbuhan perekonomian yang semakin meningkat serta berkelanjutan merupakan sebuah syarat paling utama dalam menerapkan cara agar Indonesia menjadi negara yang maju. Salah satu hal yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat terlaksana yaitu dengan mencari dukungan dari beberapa sektor, yang salah satunya di bidang manufaktur. Hal tersebut mempunyai jalan arah yang sama untuk terus mengembangkan industri manufaktur dalam memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian serta memperbaiki hal transaksi yang terus berjalan itu. Pihak pemerintahan juga terus memberikan cara yang konsisten untuk memberikan dukungan di bidang manufaktur dari adanya beberapa kebijakan yang ditetapkan. Dalam mengembangkan pertumbuhan perekonomian yang ada di Indonesia diperlukan yang nama industri manufaktur. Pada saat sekarang ini, industri di bidang manufaktur sudah memberi kontribusinya melalui perekonomian berskala nasiobal sebanyak 20,27% di ASEAN. Hal ini dapat dilihat melalui berkembangnya kegiatan industri manufaktur yang ada di Indonesia sehingga mampu menggantikan commodity based dan berubah menjadi manufacture based. Kemudian, dapat dilihat bahwa industri manufaktur ini memiliki potensi yang cukup besar menambah tenaga kerja, memberikan peningkatan terhadap nilai dari bahan baku, serta adanya peningkatan sumber devisa. Strategi industri manufaktur dalam meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dilakukan dengan penerapan strategi industri 4.0 yang merupakan salah satu rencana dari pendirian Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) yang dilakukan dengan adanya konsep gedung pintar. Maksud dari gedung tersebut merupakan suatu tempat nauangan atau rumah untuk penelitian, penciptaan, serta pengembangan mengenai kecerdasan yang akan dibuat oleh Indonesia di era industri 4.0 agar terus mendampingi dan mendukung kegiatan industri yang dilakukan, terkhusus di bidang manufaktur.

Baca Juga  Budaya Literasi dalam Naskah Kuno

Making roadmap industri 4.0 pada awalnya hanya difokuskan untuk 5 sektor industri startegis secara nasional melalui tingkatan PDB (Product Domestic Bruto), yaitu di bidang manufaktur sebanyak 57%, ekspor industri bidang manufaktur sebesar 64% dan penyerapan pekerja di bidang industri sebanyak 59%. Hal ini mencakup beberapa bidang, yaitu : (Utomo & Harjono, 2021)

  1. Industri pada bagian makanan, minuman akan manjadi industri yang kuat dan terdepan di negara ASEAN, terkhusus yaitu food and beverage powerhouse.
  2. Industri di bidang otomotif, yang akan dijadikan sebagai indutsri yang paling utama dalam memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri kendaraan bermotor, terkhusus untuk Electrified Vihacle (EV) dan internal combustion engine (ICE).
  3. Industri di bidang elektronik, akan dijadikan industri yang mampu memberikan kebutuhan pasar luar dan dalam negeri. Seperti sekumpulan elektronika.
  4. Industri pada bidang kimia, harus siap sebagai industri yang mengetahui keinginan konsumen dalam negeri serta luar negeri.
  5. Industri di bidang tekstil dan produk tekstil, akan dijadikan sebagai indutsri yang menciptakan produk pakaian seperti baju olahraga.

Dengan adanya revolusi industri yang dilakukan akan mampu memberikan perubahan mengenai cara manusia menjalani kehidupan dan bertahan hidup menggunakan kemajuan teknologi yang memberikan informasi serta berdampak positif terhadap kehidupan di masyarakat luas. Melalui perkembangan teknologi yang terus berkembang seiring berjalannya waktu memiliki terobosan pada bidang kecerdasan buatan, hal ini terjadi karena dengan adanya teknologi dapat menggantikan peran manusia dalam menjalankan pekerjaan secara otomatis. Ketika suatu usaha industri di bidang manufaktur melakukan strategi revolusi industri 4.0 tentunya semua kegiatan akan dilakukan dengan otomatis karena adanya perkembangan media teknologi yang semakin berkembang. Pada era sekarang ini, hanya sedikit industri yang masih menggunakan media manual. Karena dengan adanya perkembangan teknologi menjadikan perusahaan lebih efektif dan efisien melakukan kegiatan usahannya. Begitu juga dengan masyarakat akan memperoleh barang yang diinginkan dengan lebih mudah dan harga yang terjangkau. Melalui media revolusi industri memberikan perubahan cara membuat produk yang awalnya dilakukan dengan manusia jadi menggunakan tenaga mesin. Hal ini seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga mampu menciptakan teknologi yang canggih dan bermanfaat dalam meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena mampu mempercepat kegiatan prosuksi suatu barang.

Berikut merupakan beberapa prinsip yang dimiliki oleh revolusi industri 4.0 pada bidang ekonomi, yaitu :(Istikomah & Arsanti, n.d.)

  1. Interaksi yang dilakukan dengan bantuan kemampuan mesin dengan adanya perangkat sensor, yaitu mempu melakukan komunikasi melalui internet.
  2. Adanya suatu transfortasi yang dapat memberikan informasi melalui suatu system yang telah disediakan melalui Salinan virtual dengan menggunakan data sensor.
  3. Adanya bantuan yang diberikan secara teknis melalui suatu system yang dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan evaluasi mengenai informasi dengan tepat dan mencari solusi atas suatu permasalahan yang sedang terjadi dan mengharuskan adanya penyelesaian yang cepat dan tepat.
  4. Adanya suatu keputusan yang dilakukan dengan sistem dunia maya yang dijalankan dengan keputusan sendiri serta melaksanakan tugas dengan efektif.

Dengan kehadiran dari revolusi industri 4.0 indonesia telah berkomitmen akan membangun sebuah industri manufaktur yang berdaya saing di tingkat global dalam kecepatan implementasi industri 4.0. dari hal tersebut bisa ditandai dalam peluncuran making roadmap serta strategi di indonesia yang memasuki di era digital yang tengah berlangsung pada sekarang ini. Adapun tujuan daei making roadmap itu ialah agar bisa mengimplementasikan strategi yang memasuki era induatri 4.0. implementasi industri 4.0 sendiri mempunyai sebuah tujuan agar terciptanya perkembangan bagi ekonomi yang berkesenjangan. Making indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat dalam lintas sectoral agar bisa mempercepat lajunya pertumbuhan dalam industei menufaktur. Indonesia telah mengawali sebuah tahapan dalam adaptasi bagi industri 4.0 dengan peningkatan kompetensi bagi sumber daya manusia.

Tata pengelolaan dalam platform industri 4.0 itu mampu diharapkan bisa jadi masukan yang penting dalam rekomendasi bagi perumusan strategi serta kebijakan nasional dalam tindakan percepatan implementasi industri 4.0 kedalam persiapan infrastruktur yang dibutuhkan bagi pelaku induatri yang terkhusus bagi industri mnufaktur yang perioritas dapat bertranformasi ke dalam industri 4.0. dikarenakan belum dibuat peraturan dalam perundngan yang teekait bagi pengembangan industri 4.0 secara formal sebagai acuan implementasi, pada saat sekarang ini banyak industri yang masih kesusahan menemukan sebuh acuan implementasi dalam perkembangan industri 4.0. Dengan dukungan yang berupa bentuk platform pengembangan industri 4.0 yang tersistematis serta terintegarasi dengan baik bagi kesatuan ekosiatem mampu diharapkan bisa terciptanya kolaboraai diantara pemangku bagi kepentingan sehingga bisa terausun standart/platform teknis bersama supaya bisa terciptanya sebuah pasar didalam negeri yang berdaya saing serta mandiri.

Jadi kesimpulannya yaitu pada saat sekarang ini, industri di bidang manufaktur sudah memberi kontribusinya melalui perekonomian berskala nasiobal sebanyak 20,27% di ASEAN. Hal ini dapat dilihat melalui berkembangnya kegiatan industri manufaktur yang ada di Indonesia sehingga mampu menggantikan commodity based dan berubah menjadi manufacture based. Strategi industri manufaktur dalam meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dilakukan dengan penerapan strategi industri 4.0 yang merupakan salah satu rencana dari pendirian Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0). Menteri Perindustrian berharap agar visi besar dapat tercapai dengan menerapkan industri 4.0. Visi tersebut yaitu membawa Indonesia masuk 10 besar ekonomi pada tahun 2030, dapat mengembalikan angka net export 10%. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat disbanding peningkatan biaya tenaga kerja, dan pengalokasian dua persen dari GDP untuk aktivitas teknologi dan inovasi. Selain itu, perkembangan industri manufaktur Indonesia juga harus didukung oleh kerjasama dari berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat umum.***

*Penulis adalah Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *