TangselMedia – Padatnya aktivitas sehari-hari ditambah dengan pekerjaan deadline serta banyaknya acara saat akhir pekan terkadang memaksa mata untuk tetap terbuka. Tidak jarang pada siang hari tidak ada kesempatan untuk tidur walau hanya sesaat, dan saat malam hari justru mata tidak bisa terpejam atau bisa disebut insomnia.
Kondisi seperti ini bisa berakibat buruk bagi kesehatan tubuh. Pada umumnya, seseorang harus memenuhi kebutuhan waktu tidur sekitar 7 jam setiap harinya, berarti kita bisa melek sekitar 17 jam. Bagaimana kalau kita tidak tidur lebih dari 24 jam?
Tidak tidur 24 jam
Dikutip dari Medical News Today, orang yang tidak tidur selama 24 jam bisa mengakibatkan rasa kantuk parah, mudah emosi, kesulitan konsentrasi dan mengingat, gangguan penilaian, masalah memori jangka pendek, peningkatan kadar hormon stres, peningkatan kadar gula darah, ketegangan otot, dan rawan kecelakaan.
Sementara itu menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), orang yang tidak tidur setidaknya 24 jam sebanding dengan orang yang memiliki kadar alkohol 0,10 persen dalam darahnya.
Tidak tidur 48 jam
Semakin lama orang tidak tidur, semakin lama pula ia akan tetap terjaga. Setelah tidak tidur 48 jam, biasanya kinerja kognitif seseorang akan memburuk dan akan mudah sekali merasa lelah. Pada kondisi ini, otak mulai memasuki periode singkat dari ketidaksadaraan total atau yang disebut sebagai microsleep. Microsleep adalah kondisi di mana orang tertidur dalam waktu sekejap tanpa sadar. Durasinya pun cuma sepersekian detik tapi berbahaya, terutama saat berkendara.
Tidak tidur 72 jam
Biasanya orang yang pekerjaannya dikejar deadline bisa bisa tidak tidur hanya demi terselesaikannya pekerjaan itu. Jika tidak tidur selama 72 jam, rasa kelelahan akan semakin meningkat. Tiga hari tanpa sadar pasti akan memengaruhi suasana hati dan kognitif seseorang. Ini terbukti dalam sebuah penelitian tahun 2015, dua astronot mengalami gangguan kognitif, peningkatan denyut jantung, dan penurunan emosi positif setelah tetap terjaga selama 72 jam.
Efek lainnya yang mungkin bisa dirasakan adalah kesulitan konsentrasi, bermasalah pada memori, paranoia, mudah stres, dan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Parahnya lagi jika sering dilakukan bisa memicu terjadinya tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
(wdw/up)