Warga Tionghoa Diminta Tidak Rasis Pada Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua

TangselMedia – Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) mengajak warga tionghoa tidak rasis dalam pemilihan kepala daerah putaran terakhir yang akan digelar pada 19 April 2017. Ajakan Geprindo bukannya tanpa dalil, namun berdasarkan hasil pilkada putaran pertama yang lalu.

“Ahok selalu menang telak di TPS-TPS yang dihuni warga tionghoa. Ini bukti bahwa warga tionghoa belum ber-Indonesia, karena memilih berdasarkan kesamaan ras”, ujar Bastian P Simanjuntak, Presiden Gerakan Pribumi Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima TangselMedia, Selasa 21 Maret 2017.

Gambar ilustrasi (sumber foto: TangselMedia)

Menurut Bastian, sebagai ‘tuan rumah’ padahal warga pribumi tidak memilih berdasarkan ras dan kesukuan. Selain menjurus ke politik identitas, alasan warga tionghoa memilih Ahok karena kesamaan ras akan mengakibatkan disharmoni antara warga tionghoa dan pribumi.

Bastian menambahkan, menurutnya warga tionghoa harus tahu, bahwa Ahok bukan berjuang untuk warga tionghoa, namun untuk para cukong dan pengembang. Para cukong dan pengembang yang ingin disharmoni antara pribumi dan warga turunan terganggu.

Baca Juga  Mahasiswa Prodi Teknik Industri Unpam Sosialisasikan Pembuatan Sabun Cuci Piring Untuk Industri Rumah Tangga

Rencana besar para cukong dan pengembang untuk mengimpor warga tionghoa daratan ke Indonesia, itulah yang sebenarnya. Kehadiran mereka bukan hanya akan mengancam pribumi, akan tetapi berdampak pula bagi warga tionghoa yang telah lama mendiami nusantara, terutama Jakarta.

“Selain konflik horizontal karena sentimen ras, kehadiran mereka pun akan tetap memberi ancaman bagi warga tionghoa secara ekonomi”, kata Bastian.

Baginya, masih ada warga tionghoa yang berjualan es lilin keliling, cendol, bahkan menjadi pengemis. Kehadiran warga china daratan hanya akan menambah persoalan, karenanya warga tionghoa harus berani menentang Ahok yang akan melakukan impor warga china daratan, melalui cukong dan pengembang.

“Warga Tionghoa jangan sampai terinfiltrasi propaganda Ahok yang berjuang untuk cukong, dimana Ahok sangat ngotot reklamasi harga mati, karena ingin rencana besar para cukong dan pengembang berjalan”, pungkas Bastian. (HJD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *