WTO Menemukan 40 Pembatasan Perdagangan Baru Dilakukan Anggota G20

Nasional1303 Views
WTO Menemukan 40 Pembatasan Perdagangan Baru Dilakukan Anggota G20
Ilustrasi: Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Indonesian Peoples Alliance menggelar aksi anti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Kawasan Monas, Jakarta (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

TangselMedia – Negara-negara anggota G20, kelompok ekonomi terbesar di dunia, menerapkan 40 langkah-langkah pembatasan perdagangan baru antara pertengahan Mei hingga pertengahan Oktober tahun ini, senilai 481 miliar dolar AS, kata Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Kamis (22/11/2018). Pembatasan-pembatasan baru meliputi perdagangan enam kali lebih banyak daripada pada periode sebelumnya dan merupakan yang terbesar sejak kata Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mulai memantau perdagangan G20 pada 2012, katanya dalam sebuah pernyataan.

“Laporan temuan-temuan harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah G20 dan seluruh komunitas internasional,” ujar Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo dalam pernyataannya yang dikutip Reuters.

“Eskalasi lebih lanjut tetap menjadi ancaman nyata. Jika kita terus berjalan di jalur sekarang, risiko-risiko ekonomi akan meningkat, dengan dampak-dampak potensial untuk pertumbuhan, lapangan pekerjaan dan harga-harga konsumen di seluruh dunia.”

Baca Juga  Egg Tart Manis Nan Lembut di Golden Egg Tart Bakery

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi situasi, tambahnya, tetapi solusi akan membutuhkan kemauan politik dan kepemimpinan dari G20, yang para pemimpinnya akan bertemu di Argentina minggu depan. Jumlah bulanan pembatasan-pembatasan perdagangan rata-rata delapan selama periode yang dicakup oleh laporan, naik dari enam per bulan dalam laporan sebelumnya, yang meliputi pertengahan Oktober 2017 hingga pertengahan Mei 2018, kata pernyataan WTO.

“Berkembangnya tindakan-tindakan pembatasan perdagangan dan ketidakpastian yang diciptakan oleh tindakan semacam itu dapat menempatkan pemulihan ekonomi dalam bahaya. Eskalasi lebih lanjut akan membawa risiko-risiko besar potensial bagi perdagangan global, dengan dampak tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan dan harga-harga konsumen di seluruh dunia,” ujarnya.