Indonesia Masih Krisis Air Bersih

Nasional1385 Views
Indonesia Masih Krisis Air Bersih
Bantuan Air Bersih Warga mengantre saat pemberian bantuan air bersih oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung di kawasan Muararajeun Kaler di Bandung, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). PDAM Tirtawening Kota Bandung secara langsung mendatangi wilayah khususnya warga yang membutuhkan dan kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau sebagai bentuk kepedulian serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)

TangselMedia – Menjadi penduduk terpadat ke empat di dunia, tidak menjadikan Indonesia memiliki ketersediaan air bersih yang merata. Meskipun tingkat pendapatan dan ekonomi di Indonesia meningkat sejak 20 tahun terakhir, isu ini menjadi penting karena menyangkut banyak pihak yang terlibat.

Tetapi dari 255 juta penduduk, lebih dari 33,4 juta penduduknya masih kekurangan air bersih dan 99.7 juta kekurangan akses untuk fasilitas sanitasi yang baik. Walaupun demikian, berdasarkan data adan Pusat Statistik (BPS) capaian untuk air bersih yang aru mencapai angka 72.25 persen. Capaian ini masih belum mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) yang mempunyai capaian sampai 100 persen pada 2030. Indonesia menargetkan pencapaian ini pada awal 2019 sebagaimana amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Guna menjalankan ini semua diutuhkan kerja keras untuk mencapai target terseut. Untuk memperbaiki maslaah ini, salah satunya ialah dengan mengoptimalkan potensi perusahana air baik di pedesaan maupun perkotaan. Ini adalah upaya yang mendasari program water credit yang dikembangkan oleh water.org. Country Manager Water.org menjelaskan water credit merupakaan salah satu solusi sekaligus peluang bagi lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan untuk air dan santai

Baca Juga  Pemilu Serentak Tahun 2019, KPU Tangerang Selatan Mensosialisasikan Surat Suara

“Dengan water credit, program akses air bersih dan sanitasi dapat menjangkau dan memberdayakan lebih banyak orang. Skema kredit mikro dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantua langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan,” ujarnya dalam acara Kopi Sore bersama Danone-Aqua di Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta, Kamis.

Water.org dan Danone-Aqua akan menargetkan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan kelompok Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) Pedesaan. Water.org dan Danone-Aqua ingin menargetkan dampak yang lebih luas atas solusi keuangan yang berkelanjutan dengan banyak memberdayakan kelompok Sistem Penyediaan Air Minum Sanitasi (SPAMS) Pedesaan.

Salah satu desa yang mendapatkan kesempatan ini adalaah Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali. Sebelum adanya program ini, masyarakat harus mengambil air bersih di mata air Jolotundo dengan jarak tempuh hingga 2 kilometer (km).
Desa Juwangi mendapatkan kucuran dana dari pemerintah pada 2012 yang lalu melalui porgram PAMSIMAS untuk membentuk KPSPAMS Jolotundo dan mengelola sistem penyediaan air minum untuk Desa Juwangi. Pada Desember 2017 KPSPAMS Jolotundo mendapatkan pembiayaan dari Bank Boyolali sebesar Rp50 juta melalui program water credit.