Teknik Rendam Kaki di Air Hangat dan Massage Kaki Dapat Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

TEKNIK RENDAM KAKI DI AIR HANGAT DAN MASSAGE KAKI

DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

 

Oleh : Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep

 

Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) hingga saat ini bagai investasi buruk berwujud masalah kesehatan yang investasinya dapat dituai dalam tiga atau empat tahun kemudian. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular paling umum dan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Penyakit ini kerap kali disebut sebagai silent killer karena sering menyerang tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Data WHO menyebutkan bahwa hipertensi menyebabkan 7,5 juta (12,8%) kematian diseluruh dunia. Jumlah penderita terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terdengan keluhan hipertensi.

Hipertensi ialah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi meningkat melebihi batas normal karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2012, prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% dan 63,2% kasus hipertensi tidak terdiagnosis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit hipertensi yaitu terlalu banyak mengkonsumsi garam.

Penyakit yang berujung komplikasi seperti stroke, jantung, gagal ginjal, hingga kebutaan akan terjadi jika hipertensi tidak segera ditangani. Agar hipertensi tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut, maka diperlukan penanganan yang tepat dan efisien. Mengingat konsumsi obat-obatan dapat memberikan efek samping, maka pengobatan dapat dilakukan secara non farmakologis. Artinya pengobatan dilakukan tanpa mengkonsumsi obat, salah satu caranya yaitu dengan merendam kaki di air hangat dan massage kaki.

Secara ilmiah, merendam kaki di air hangat yang bertemperatur 39-40oC memiliki dampak fisiologis bagi tubuh. Air hangat dapat berdampak pada pembuluh darah, yang membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung, serta faktor pembebanan di dalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligamen yang mempengaruhi sendi tubuh. Merendam kaki di air hangat juga bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan darah.

Selain merendam kaki di air hangat, terapi pijat (massage) kaki juga merupakan salah satu pengobatan non farmakologis yang dapat dilakukan. Terapi masase tersebut merupakan tindakan manipulasi otot-otot dan jaringan dalam tubuh dengan tekanan, menggosok, dan vibrasi atau getaran dengan menggunakan sentuhan tangan, jari-jari tangan, sikut, kaki, alat-alat manual atau elektrik untuk memperbaiki kondisi kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dosen Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Ns. Riris Andriati dan mahasiswa program studi Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Ayu Selviani Putri tentang perbandingan antara rendam kaki air hangat dan masase kaki terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Suradita Kabupaten Tangerang membuktikan bahwa merendam kaki di air hangat dan massage kaki dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan dengan dua kelompok yang diberikan perlakuan. Kelompok pertama diberikan terapi rendam kaki air hangat dengan suhu 39-40oC selama 3 kali dalam 1 minggu serta durasi 15 menit, sedangkan kelompok kedua diberikan perlakuan masase kaki selama 3 kali dalam 1 minggu serta durasi 20 menit.

Baca Juga  Irma Husnul Hotimah, Wanita Asal Tangsel Mendapat Penghargaan KICI Award 2017

Didapatkan hasil tekanan darah sebelum diberikan perlakuan rendam kaki air hangat, meliputi hipertensi ringan (32%), hipertensi sedang (16%), dan hipertensi berat (2%). Sedangkan, tekanan darah sesudah diberikan perlakuan rendam kaki air hangat didapatkan hasil meliputi tekanan darah normal (10%), normal tinggi (20%), hipertensi ringan (14%), dan hipertensi sedang (6%). Berdasarkan teori, terapi rendam kaki air hangat pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum terbuka. Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah akan lancar sehingga akan mudah mendorong darah masuk ke jantung sehingga menurunkan tekanan sistoliknya.

Pada tekanan diastolik keadaan relaksasi ventrikular isovolemik saat ventrikel berelaksasi, tekanan di dalam ventrikel turun drastis, aliran darah lancar dengan adanya pelebaran pembuluh darah sehingga akan menurunkan tekanan diastolik. Maka dapat disimpulkan bahwa terapi rendam kaki air hangat berhubungan dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Air hangat memberikan dampak fisiologis dan terjadi perpindahan panas dari air  hangat ke dalam tubuh yang akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot. Sehingga dapat melancarkan peredaran darah yang kemudian dapat menurunkan tekanan darah.

Teknik pemijatan berdampak terhadap lancarnya sirkulasi darah, menyeimbangkan aliran energi di dalam tubuh, serta mengendurkan ketegangan otot. Meskipun teknik pemijatan tidak akan berdampak pada penderita hipertensi berat, namun beberapa penelitian telah membuktikan bahwa masase dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan dan sedang. Selama pemijatan berlangsung, pasien akan merasa rileks dan nyaman karena pemijatan pada titik tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah sehingga aliran darah dan energi di dalam tubuh kembali lancar serta akan berdampak pada dapat menurunkan tekanan darah.

Mengingat kasus hipertensi yang semakin meningkat, terapi komplementer non farmakologis dapat digunakan sebagai alternatif dan pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pengobatan non farmakologis merupakan intervensi yang baik untuk dilakukan pada setiap pengobatan hipertensi. ***

 

*Penulis adalah Ketua STIKes dan Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang