Dua Jam Untuk Membuka Brankas Wali Kota Blitar

Info Kota, Nasional2057 Views
Dua Jam Untuk Membuka Brankas Wali Kota Blitar
Ruangan milik Wali Kota Blitar nonaktif di dalam rumah dinas. (Foto: Erliana Riady)

TangselMedia – Agus Wirawanti (41) ialah tukang kunci yang berhasil membuka brankas milik Samanhudi Anwar, Wali Kota Blitar nonaktif yang ditetapkan menjadi tersangka suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (4/9/2018) lalu. Agus mengaku butuh waktu hamper dua jam untuk membuka brangkas tersebut.

Diceritakan oleh Agus, ia sempat meminta tolong kepada adiknya untuk mengantarkan sejumlah mata bor dalam berbagai ukuran ke rumah dinas. Saat itu, Agus memang tidak membawa peralatan lengkap untuk membuka salah satu barang bukti kasus dugaan suap yang melibatkan Wali Kota Blitar dua periode tersebut.

“Kemarin kerja dua jam. Bisa kebukanya pakai mata bor ukuran empat mili,” ujarnya kepada detikcom di ujung telepon, Kamis (6/9/2018).
Menurut Agus, brankas itu tergolong berukuran kecil, dengan 80 cm persegi dengan ketebalan sekitar 10 cm. beratnya sekitar 80 sampai 100 kg sehingga hanya bisa terangkat oleh empat orang.

Tetapi, brankas itu tidak tertanam di dalam dinding. Hanya saja ketika ditanya, Agus tidak tahu dimana letak awal brankas yang diduga berisi harga Samanhudi itu disimpan.

Baca Juga  3 Bayi Tewas Dibunuh Di Tangerang Selatan
Dua Jam Untuk Membuka Brankas Wali Kota Blitar
Kamar inilah yang diduga digunakan untuk menyimpan brankas milik Wali Kota Blitar nonaktif, Samanhudi Anwar. (Foto: Erliana Riady)

“Pokok saya masuk kamar paling depan sebelah kiri. Tepat di belakang ruang tamu. Brankas sudah ditaruh di situ,” ujarnya.

Saat berupaya membuka brankas, Agus mengaku didampingi lima petugas. Dari seragamnya, Agus bisa tahu jika mereka memiliki seragam Satpol PP dan rompi bertulisan KPK.

Lalu bagaimana Agus bisa berhubungan dengan tim penyidik anti rasuah itu?

“Penyidik KPK googling di internet. Ketemu iklan tukang kunci di Surabaya. Iklan tukang kunci ini memang selalu muncul saat kita cari tukang kunci di Jawa Timur. Dia lalu memberikan nomor handphone saya ke penyidik KPK. Yah adalah bagian untuk dia,” jawab Agus terdengar tertawa.

Saat ditanya berapa ongkos yang diterimanya untuk pekerjaan tersebut, Agus hanya menyambutnya dengan tawa. Tetapi Agus tetap bersyukur keahlian yang dimilikinya bisa bermanfaat untuk kepentingan negara.
(lll/lll)