KAMMI Minta KPK Dalami Pernyataan Menteri BUMN Soal Mafia Alat Kesehatan

Sosial Budaya1184 Views

TangselMedia – Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pusat Elevan Yusmanto meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami serta mengusut pernyataan Menteri BUMN Erick Tohir soal adanya mafia alat kesehatan di tengah pandemi covid 19.

Elevan pun mendesak KPK membuktikan pernyataannya yang akan menghukum dengan tegas pihak-pihak yang bermain dalam penanganan wabah covid 19 ini.

“Pernyataan Menteri BUMN harus segera ditanggapi oleh KPK, hal ini menjadi pintu masuk untuk menangkap pihak-pihak yang mengambil keuntungan di tengah musibah ini” kata Elevan dalam keterangan tertulis pada tangselmedia.com, Sabtu (18/4/2020).

Elevan menilai jika pernyataan Menteri BUMN terbukti benar, maka KPK harus menghukum para mafia tersebut dengan hukuman berat.

“Kalau terbukti benar, KPK harus membuktikan akan menghukumnya dengan seberat-beratnya.” ujar Elevan.

Abdussalam, Ketua Kebijakan Publik KAMMI Pusat juga memuji penyataan Menteri BUMN yang berani mengatakan adanya mafia alat kesehatan, karena posisi beliau sebagai seorang Menteri.

Baca Juga  KAMMI Minta Pemerintah Desak China Untuk Buka Akses Informasi Terkait Isu Uighur

“Pak Erick Tohir itu Menteri BUMN, ada di dalam Pemerintahan. pernyataannya harus dilihat sebagai sebuah usaha beliau untuk kebaikan bangsa. Oleh karena itu KPK harus segera mengusut dan mendalaminya agar tidak terkesan omong kosong” kata Abdussalam.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan ingin menekan produk impor alat kesehatan. Salah satunya lewat beberapa BUMN yang bakal membuat ventilator atau alat bantu pernapasan yang sangat dibutuhkan saat virus Corona merebak saat ini.

“Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga tadi, alat kesehatan musti impor, bahan baku musti impor,” kata Erick melalui live streaming di akun Instagram miliknya, Kamis (16/4/2020).

Erick menjelaskan, saat ini Indonesia masih 90% impor alat kesehatan dari luar negeri. Hal itu menjadi peluang bagi mafia-mafia alat kesehatan yang memanfaatkan momen tersebut. (HJD)