Kerjasama BNPT-IKADI, Ahmad Nurwakhid: Terorisme dan Radikalisme adalah Musuh Semua Agama

TangselMedia – Kegiatan Webinar Nasional dengan narasumber dari Ikatan Dai Indonesia (IKADI) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tahun 2021 sukses dihelat. Acara yang diselenggarakan secara nasional bagi seluruh pengurus Ikadi wilayah dan daerah ini, berlangsung sejak pukul 8 pagi hingga 12 siang, pada Ahad 4 April 2021.

Samson Rahman (kiri), salah satu panelis dalam Webinar Ikadi-BNPT. [sumber foto: TangselMedia]

Pengurus Pusat Ikadi (PP Ikadi) mengambil menjadikan kantor pusatnya di Jalan Bambu Apus No.62 Cipayung Jakarta Timur, sebagai sentral penyelenggaraan webinar tersebut. Hadir pada sesi pertama, 2 pembicara yaitu: K.H. Samson Rahman, M.A. selaku Kepala Bidang Kajian dan Riset PP Ikadi dan dari BNPT, Brigjen pol. Ahmad Nurwakhid, M.M. sebagai direktur pencegahan.

Dalam kesempatan itu, Ahmad menyampaikan bahwa berbicara teroris tidak bisa lepas dengan radikalisme. Sebab berdasarkan UU tentang Terorisme dalam pasal 1 ayat 2 disampaikan, terorisme adalah tindakan perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menyebabkan suasana teror dan rasa takut secara meluas di masyarakat dan menimbulkan korban serta menimbulkan kerusakan di lingkungan atau fasilitas publik.

Baca Juga  Ini Yang Dilakukan Mahasiswa Magister Informatika Pascasarjana Eresha Dalam Kegiatan Pengabdian Ke Masyarakat di Pamulang
Ahmad Nurwakhid, direktur pencegahan BNPT. [sumber foto: TangselMedia]

“Teorisme tidak bisa lepas dari radikal. Sebab radikal itu faham yang merupakan fase menuju radikalisme. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua terorisme berpaham radikalisme, meskipun tidak sama. Ada kaum radikal yang memiliki watak inklusif, itu karena siasat untuk menyembunyikan diri.”, jelas Jenderal kelahiran 1968 ini.

Lebih jauh Ahmad menerangkan, bahwa radikalisme dan terorisme, mengatasnamakan agama, sejatinya adalah musuh agama dan negara.

“Musuh agama, karena sikap dan tindakan perbuatannya bertentangan dengan prinsip agama yang Rahmatan lilalamin”, ujarnya.

Terkait kasus yang terjadi di Makassar dan Mabes Polri, lanjut Ahmad, tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Tetapi terkait dengan pemahaman dan cara beragama umat penganutnya. Seperti kasus radikalisme penembakan brutal di salah satu masjid di Selandia Baru dan pembantaian umat islam di Myanmar. Oleh karena itu, biasanya tindak terorisme didominasi oleh Umat beragama yang menjadi mayoritas di suatu wilayah atau negara. [IRM]