Mengatasi Anak Yang Ngambek Disaat Lomba 17 Agustus

Nasional, Opini1708 Views
Mengatasi Anak Yang Ngambek Disaat Lomba 17 Agustus
Menyikapi Anak yang Ngambek di Tengah Lomba 17 Agustus (Foto: Instagram)

TangselMedia – Biasanya saat anak ikut lomba 17 Agustus akan banyak hal nih, Bun. Nggak sedikit anak-anak yang cranky atau ngambek karena lihat anak lainnya lebih unggul atau menang lomba 17 Agustus. Kalau kayak gini gimana baiknya orang tua bersikap? Psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tiga Generasi, Samanta Ananta, memberi saran untuk menyikapi anak yang ngambek saat lomba 17 Agustus baiknya disesuaikan dengan usia anak. Misal ketika orang tua tahu anaknya perlu briefing sebelum lomba 17 Agustus maka informasikan kemungkinan apa saja yang dapat terjadi agar anak dapat mengantisipasinya.

“Lalu ada juga anak yang tipenya marah. Maka perlu diberitahukan ke anak emosi yang dirasakan apa, sehingga dapat diajarkan bagaimana cara mengatasi rasa marah yang ia rasakan,” ujar Samanta saat ngobrol dengan HaiBunda.

Samanta menambahkan ada pula tipe anak yang kalau ngambek langsung pergi, meskipun lomba 17 Agustus yang mereka ikuti belum selesai. Nah anak tipe ini butuh menenangkan diri dulu sehingga orang tua perlu menunggu mood anak dalam kondisi stabil untuk diajak berdiskusi mengenai peristiwa yang dialami.

Baca Juga  Dampak Kemiskinan Bagi Kejadian Gizi Buruk Pada Generasi Bangsa Yang Tak Terselesaikan

Kalau ada anak yang masih dapat dimotivasi untuk mempercepat gerakannya dalam lomba 17 Agustus, orang tua perlu memotivasinya. Di saat seperti ini pula, tidak sedikut pula orang tua yang mengiming-iminkan hadiah yang akan dibeli sendiri. Hmm kira-kira seperti ini tepat tidak ya? “Saya tidak menyarankan orang tua melakukan hal demikian ke anak karena efeknya lebih banyak negatif yang dialami oleh anak. Biar bagaimanapun anak perlu belajar mengatasi konflik-konflik yang dialaminya dan bagaimana menghadapinya secara mandiri,” tutur Samanta

Ketika keinginan anak selalu dipenuhi oleh orang tua tanpa ada proses pembelajaran yang terarah maka dampak negative pada perkembangan anak dapat merugikan semua pihak. Misalnya anak berkembang menjadi sosok yang bergantung pada orang lain, anak semakin sulit menerima kekalahan dan regulasi emosi anak tidak terlatih dengan baik. Akibatnya anak selalu memaksakan kehendaknya selalu harus lebih didahulukan daripada orang lain. (rdn/vit)