Dampak Kemiskinan Bagi Kejadian Gizi Buruk Pada Generasi Bangsa Yang Tak Terselesaikan

Opini1490 Views

Di tahun 2018 ini, Indonesia digemparkan dengan ditetapkannya kejadian gizi buruk di Asmat sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Banyak yang menyayangkan terjadinya KLB gizi buruk ini dan menyalahkan kinerja pemerintah selama ini. Gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang tidak kunjung selesai dan memakan korban meninggal yang tidak sedikit pada anak-anak. Gizi buruk memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan generasi kedepannya. Nutrisi dibutuhkan dalam pertumbuhan otak dan fisik seorang anak. Jika dalam pemenuhan gizi dan nutrisi sudah tidak tercukupi, bagaimana anak-anak bangsa ini  akan tubuh menjadi penerus bangsa yang baik?

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energy dan protein tingkat berat yang diakibatkan dari kurangnya konsumsi makanan yang kurang bergizi seperti kekurangan protein dan zat gizi lainnya dan atau menderita penyakit kronis dalam waktu yang lama. Gizi buruk ditandai oleh status gizi sangat kurus yang diukur dari berat badan dan tinggi badan dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukan gejala marasmus, pemeriksaan kwashiorkor atau marasmus kwaskhiorkor.

Pemerintah telah membuat program baru untuk menanggulangi kejadian gizi buruk yaitu dengan penerapan gizi seimbang. Program penerapan gizi seimbang merupakan program pembaharuan dari program 4 sehat 5 sempurna. Program penerapan gizi seimbang adalah program untuk pemenuhan gizi dilihat dari kebutuhan tiap individu yang lebih beragam. Dalam program gizi seimbang, masyarakat dihimbau untuk makan makanan yang lebih beragam setiap harinya. Dalam 1 kali makan, lebih diseimbangkan kebutuhan yang digunakan untuk beraktivitas. Jika aktivitas tinggi, kalori atau karbohidrat yang dimakan diutamakan porsinya demikian sebaliknya jika aktivitas rendah, kalori dan karbohidrat yang dimakan dikurangi porsinya. Pemerintah juga menyarankan untuk memakan protein setiap harinya, terutama makan ikan. Promosi makan ikan terus digalakkan untuk meningkatkan keinginan masyarakat untuk makan ikan.

Selama ini, masyarakat dalam hal kebiasaan makan hanya mementingkan perasaan kenyang dan enak. Dalam memberikan makanan kepada anak, orangtua masih banyak yang memberikan banyak nasi atau karbohidrat kepada anaknya dan tidak sepadan dengan lauk yang diberikan. Banyak yang beralasan karna harga ayam atau daging yang sangat mahal dan tidak mampu untuk membelinya. Masyarakat Indonesia yang rata-rata berada dalam kondisi perekonomiaan yang kurang baik hanya dapat membeli tahu atau tempe sebagai lauk untuk makan sehari-hari. Padahal dalam kandungan protein 1 tempe atau tahu yang dikonsumsi dalam 1 harinya masih sangat kurang dari kebutuhan tubuh yang dibutuhkan.

Kemiskinan merupakan masalah yang paling mendasar dari hampir seluruh masalah lain yang ada di Indonesia. Kejahatan, kriminalisime, kekurangan gizi timbul akibat masalah kemiskinan yang tidak kunjung usai. Sudah 72 tahun negara ini merdeka, masalah kemiskinan masih menjadi masalah pokok bagi bangsa ini. Korupsi merupakan salah satu penyebab kemiskinan yang rakyat rasakan sampai detik ini. Para penguasa negeri dengan semua wewenangnya mengambil keuntungan yang seharusnya diberikan pada warga yang kurang mampu. Begitu banyak program yang dibuat untuk kesejahteraan rakyat yang menggunakan anggaran dana negara yang tidak sedikit tidak terlalu dirasakan manfaatnya oleh rakyat kecil. Program tersebut dirasa salah sasaran. Ya karena memang pada kenyataannya masuk kedalam kantong penguasa yang menjalankan program tersebut atau diberikan kepada masyarakat yang mereka kategorikan tidak mampu.

Baca Juga  Dengan Ilmu Pengetahuan Hidup Menjadi Lebih Bernilai

Perekonomian merupakan kunci dari keberlangsungan hidup masyarakat. Mau beli susu, pakai uang, mau beli beras, pakai uang, mau minum, harus bayar airnya. Setiap beli barang, harus bayar pajaknya, mau gajian dipotong dulu buat pajaknya. Setiap harinya kita mengeluarkan uang untuk kebutuhan hidup kita. Pemerintah pun selama ini sudah memberikan subsidi bagi rakyat miskin untuk bahan bakar dan listrik. Pemerintah juga sudah memberikan program-program yang memberikan harga yang rendah untuk membeli bahan-bahan pokok, seperti beras miskin dan lain-lainnya. Subsidi tersebut berasal dari anggaran negara yang salah satu sumbernya berasal dari pajak tersebut. Lalu, mengapa masih banyak masyarakat yang miskin dan anak-anak kekurangan gizi?

Ekonomi juga mempengaruhi seluruh aspek lain dalam berjalannya kehidupan sehari-hari dan juga merupakan kunci dari keberlangsungan hidup seluruh masyarakat. Kesejahteraan rakyat, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita dan tujuan negara Indonesia seperti yang tertuang dalam Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara ini yang kita gunakan sebagai pedoman dalam kehiduan berbangsa dan bernegara. Tiap sila-sila Pancasila harus dimplementasikan dalam seluruh kehidupan kita di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan peningkatan perekonomiaan rakyat Indonesia diperlukan seluruh kerjasama dan perhatian bukan hanya dari pemerintah, melaikan juga dari masyarakat. Pemerintah harus semakin baik dan disiplin dalam menjalankan program kesejahteraan yang sudah direncanakan agar tepat sasaran dan jauh dari keselewengan. Masyarakat pun harus mendukung program pemerintah yang sudah direncanakan dengan salah satunya adalah berani untuk melapor jika melihat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh aparat negara yang menjalankan kepada pihak yang berwajib.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat juga perlu untuk menjalani gaya hidup yang sehat contohnya mengurangi konsumsi rokok. Dari sisi kesehatan, rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit berat, seperti kanker, tuberculosis, radang paru-paru, bronchitis bahkan kematian. Orang yang merokok cenderung memiliki kualitas gizi yang buruk karna hilangnya nafsu makan dan adanya penyakit kronis dari merokok. Dari sisi perekonomian, harga 1 bungkus rokok bisa mencapai lebih dari 20 ribu rupiah. Jika uang tersebut dapat dialihkan untuk membeli kebutuhan makan sehari-hari, tentunya dapat membantu dalam pemenuhan gizi keluarga terutama anak-anak yang sedang membutuhkan gizi untuk pertumbuhannya.

Tentunya semua rakyat Indonesia menginginkan adanya perubahan yang besar dan kemajuan yang pesat bagi negeri ini. Tetapi, jika dalam pemenuhan gizi saja sudah tidak tercukupi, bagaimana generasi bangsa ini dapat tumbuh menjadi penggerak-penggerak yang memajukan Indonesia.Masalah kemiskinan yang menjadi akar dari masalah kekurangan gizi harus diatasi dengan cepat dan tepat oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia. Jadi, tingkat perekonomian sebuah keluarga tidak hanya memperlihatkan status keluarga kaya atau muskin, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kualitas gizi keluarga sebagai penurus bangsa di masa depan.

Penulis: Ni Putu Gita Prastita