Setelah Dianiaya, Siswa SMK di Jakarta Selatan Diancam Senior Agar Tidak Lapor Polisi

Jabodetabek, Sekolah2356 Views
Setelah Dianiaya, Siswa SMK di Jakarta Selatan Diancam Senior Agar Tidak Lapor Polisi
Foto: Ilustrasi pengeroyokan (dok detikcom)

TangselMedia – Robert Wanggai (16) sempat meminta orang tua untuk tidak melaporkan penganiayaan oleh seniornya di sekolah ke polisi. Robert diancam oleh seniornya.

“Terakhir saat korban pulang sekolah, salah satu pelaku di tempat–nggak tahu pelakunya ikut mukulin atau tidak saya nggak tahu–cuma kata Robert pelaku ngomong gini ‘sorry ya, maaf nih Bet, tapi udahlah nggak usah di ini-iniin (melapor) daripada lu besok kena lagi’,” ujar kakak sepupu korban, Bobby kepada wartawan di RS Ghra Permata, Beji, Depok, Senin (20/8/2018).

“Jadi ada intimidasi (dari senior) makanya saat sampai rumah pas mamahnya mau lapor ke sekolah, korban bilang ‘Nggak uusahlah mah daripada besok Robert dipukulin lagi,” ujarnya.

Bobby mengatakan, penganiayaan tersebut terjadi pada tanggal 16 Agustus 2018 lalu. Saat itu, Robert dipanggil oleh kakak kelasnya ke senuah ruang kelas di sekolah. “Nah awalnya itu si korban mikir bahwa dia akan ikut lomba, karena dipanggil oleh kakak kelasnya, kondisi mau 17 Agustusan lah karena mau ikut lomba nih. Katanya ‘Bet lu dipanggil ke bawah’, ya udah dia ke bawah dan di situ sudah ditunggu sama beberapa orang, dan ditatarlah di situ,” ujarnya.

tetapi ternyata, setelah di dalam ruangan tersebut, korban dianiaya kakak kelasnya. Korban mendapatkan kekerasan fisik dari seniornya. “Di situ dipukulin dan disuruh push up dan lain-lain, kejadiannya sampai gimana nggak tahulah dan di situ ada beberapa orang memang sampai akhirnya harus dibawa pulang lalu kata dokter harus dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Baca Juga  Pelaku Terorisme Surabaya Dipindahkan ke Jakarta

Korban kemudian dibawa pulang ke rumahnya oleh teman-teman nya setelah mengalami pusing. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit karena kondisinya semakin parah. “Dibawa lah ke RS sini lalu dilakukan USG dan ternyata di limpanya ada pendarahan dan pecah. Itu harus masuk ICU, dioperasi dan diangkat. Kejadiannya seperti itu,” ujarnya.

Menurut Bobby, di di ruangan itu korban hanya seorang diri. “Posisinya (di ruangan) kata adek saya ramai, udah banyak orang, cuma yang duduk depan korban ini pelaku ada beberapa orang. Itu kejadian di lantai dua, di ruang kelas 2,” sambungnya.

Tidak hanya ditendang di bagian perut, kepala korban juga diinjek-injek. Akibat kejadian tersebut, limpa korban pecah. “Jadi tadi ada luka memar biru-biru di area pinggang dan perut korban, lalu sempat dipukul juga ke arah muka saat dia bangun dan yang paling parah itu perutnya (menunjuk bagian perut tengah) ditendang, saya nggak tahu pas lagi push up atau pas lagi telentang atau diinjak saya nggak. Di situ kurang tahu saya, korban melakukan perlawanan atau tidak, udah blank lah katanya,” ujarnya.