Indonesia memang sudah lama Merdeka, namun Kondisi Bangsaku kini sudah berbeda menilik kembali pada sejarah negeri. Masih ingatkah Anda dengan Sumpah Pemuda? Sebuah pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan puncak dalam tonggak bersatunya bangsa Indonesia yang nyata. Dalam sejarahnya, pemuda Indonesia selalu ikut andil dan berperan penting dalam pergerakan nasional dan kebangkitan bangsa. Mereka menyebarkan semangat ’45 dan melakukan aksi nyata untuk sebuah perubahan, keadilan hingga kemerdekaan. Hebatnya, semua yang mereka lakukan dibarengi dengan kepekaan sosial, kecerdasan intelektual dan semangat akan sebuah pergerakan. Bagaimana tidak? Apa yang mereka lakukan, semua didasari karena rasa kebangsaan dan rasa cinta terhadap Indonesia.
Tak terasa kini sudah 72 tahun Indonesia menggaungkan teks proklamasi sebagai tanda merdekanya, kini menjadi tidak lebih baik dan tidak lebih buruk dari saat itu. Bapak proklamator kita pernah berkata “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri,”. Dulu kita mungkin tidak akan membayangkan kemungkinan perkataan tersebut. Mana mungkin ada yang lebih sulit dari berjuang melawan penjajah? Namun jika kita kembali menelaah apa yang terjadi sekarang ini, kata-kata Soekarno kemungkinan besar memang benar adanya. Mungkin juga beliau sudah melihat tanda-tanda bagaimana kita kini memiliki tabiat yang tidak biasa.Indonesia saat ini nyatanya memang telah mengalami perkembangan zaman semakin maju, namun tanpa kita sadari banyak sekali bermunculan berbagai penyakit yang berasal dari pola hidup yang tidak sehat sebagai contoh konsumsi obat terlarang yang berakibat mengganggu kesehatan tubuh. Tidak hanya itu saja konsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet kimia bukan alami, semakin menambah menurunnya kualitas kesehatan.
Jadi pentingnya para pengajar sekarang harus mensosialisasikan tentang kesehatan ini di sekolah, karena kalau tempat belajar kita peduli akan hal itu efeknya nanti akan membentuk sebuah kedisiplinan dari para siswa agar tidak mudah sakit, dan hal ini pun juga bisa diterapkan serta dibentuk dari lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing dan permasalahan narkoba inilah yang nampaknya semakin menjadi bomerang untuk negara kita tercinta ini karena nyatanya fakta yang ada di lapangan sangat amat menyayat hati serta nurani kita.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Ali Djohardi menyebut 80 persen masyarakat Indonesia mengetahui jenis dan bahaya narkoba. Namun, anehnya, tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih tinggi.Ali mengatakan persentase itu didapat dari hasil penelitian BNN bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia (UI) pada 2016. Hasilnya pun cukup mengejutkan.”Ketika ditanyakan kepada responden seberapa banyak pengetahuan mereka tentang narkoba, mereka bilang tahu semua berbagai jenis narkoba dan konsekuensinya,” kata Ali setelah menghadiri pengukuhan Front Anti Narkoba di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (18/2/2017). Menurut Ali, pengetahuan yang dimiliki masyarakat saat ini tentang bahaya narkoba nyatanya tak membuat angka penyalahgunaan narkoba menurun. Justru diperkirakan jumlahnya semakin banyak pada tahun ini.Alasannya, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia tidak hanya menjadi transit dan tujuan peredaran narkoba. Indonesia juga sudah menjadi pasar sangat potensial sekaligus produsen narkoba. “Untuk daerah peredarannya, terbanyak di daerah Jawa, khususnya Jakarta. Kalau soal produsen, sejauh ini masih dilakukan secara home industry di tempat kos dan apartemen,” ungkap Ali.” Mengapa demikian, saya kira benar sudah ada pergeseran nilai-nilai di masyarakat,” ia menambahkan.Ali menuturkan saat ini Indonesia berstatus darurat narkoba. Pengguna narkoba di Indonesia tercatat sebanyak 5,1 juta jiwa. Setiap tahun, sekitar 15 ribu jiwa melayang karena menggunakan narkoba. “Pengguna narkoba paling banyak itu berada di usia produktif 24-30 tahun. Tentunya ini menjadi perhatian bersama untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba,” kata Ali.
Saat ini Badan Narkotika Nasional (BNN) terus mengampanyekan diri untuk ‘memerangi’ peredaran narkoba di wilayah Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dari pengungkapan kasus narkoba yangn telah ‘digulung’ institusi ini selama satu tahun terakhir.Sepanjang tahun 2017, BNN telah mengungkap 46.537 kasus narkoba di seluruh wilayah Indonesia. “Hal ini sengaja dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban kita (BNN) ke publik. Dalam kurun waktu tersebut, kita telah bertugas dan mengungkap sebanyak 46.537 kasus narkoba dan 27 TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang),” kata Kepala BNN, Komjen Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta Timur, Rabu (27/12). Atas pengungkapan kasus tersebut, BNN menangkap 58.365 tersangka, 34 tersangka TPPU, dan 79 tersangka yang mencoba melawan petugas ditembak mati.”Dari jumlah tersebut, 79 di antaranya tidak melewati proses pengadilan atau telah kita tembak mati. Karena mencoba melawan saat akan ditangkap. Dan hal ini sebagai bentuk keseriusan BNN dalam memerangi pengalahgunaan narkoba di Indonesia,” jelasnya.
Hal ini tentu membuat indonesia berduka pasalnya perjuangan bertahun-tahun melawan penjajah memang telah usai. Para penjajah berhasil diusir dari bumi Indonesia tercinta. Namun perjuangan kita belum benar-benar selesai. Ada banyak pekerjaan rumah bagi setiap lapisan masyarakat untuk membangun negara kita menjadi lebih kuat dan makmur. Tapi rupanya hal ini juga sama sekali tidak mudah, dan hal ini membuat kita kembali mengingat kata-kata Soekarno ada benarnya. sebenarnya titik pemecahan masala dari narkoba ini berada dari faktor lingkungan sekitar,Kemerdekaan melawan penjajah memang telah usai,namun perjuangan kita untuk tetap membangun serta menjaga bangsa ini belum lah usai, lalu bagaimana dengan tingkat masyarakat yang lain. Perjuangan yang dilakukan bukanlah untuk melawan masyarakat atau penduduk Indonesia. Namun untuk merangkul dan mengajak setiap pihak bekerja sama membangun negeri ini. Meski begitu, perjuangan ini juga tidak sesederhana kelihatannya.
Masyarakat masih bisa dengan mudah termakan provokasi tanapa memeriksa lebih jauh fakta-fakta yang ada. Setiap berita atau isu yang ada di berbagai media langsung ditangkap sebagai fakta tanpa menganalisanya terlebih dahulu. Tidak cuma itu saja, kebanyakan dari kita masih memiliki mental penghujat. Sulit memberikan kritik dengan tata cara yang baik dan memberikan kontribusi untuk membantu lancarnya pemerintahan dan pembangunan negeri ini.Dulu di masa penjajahan, seluruh rakyat bersatu karena mereka memiliki musuh yang sama, yaitu para penjajah. Sekarang kita harus berjuang bersama melawan, dan menumpaskan narkoba debgan saudara kita setanah air demi keselamatan bangasa dan juga untuk memajukan negara kita.salah satunya kita langsung mulai dari ruang lingkup yang terdekat yakni sekolah dan keluarga yang memiliki andil besar secara langsung untuk memberi pemahaman tentang narkoba dan menjauhi seorang individu dari narkoba.Majulah Indonesia ku ! INDONESIA BEBAS NARKOBA !
Penulis: Veriana Indah Citraningtyas, Universitas Brawijaya