Budaya Seni Lenong Di Tangerang Selatan

Sosial Budaya2274 Views
Lenong Image : wartajazz.com
Lenong
Image : wartajazz.com

TangselMedia.com – Kebudayaan adalah salah satu ciri khas yang dimiliki oleh suatu tempat tidak terkecuali, Tangerang Selatan. Kota yang dihuni oleh berbagai suku bangsa seperti suku Sunda, suku Betawi, suku Tionghoa dan lain-lain membuat Kota ini menjadi salah satu daerah yang kaya akan budaya. Itulah sebabnya mengapa kebudayaan-kebudayaan yang banyak kita temui di Tangerang Selatan juga bisa kita temui di daerah sekitarnya seperti di Jakarta dan sekitarnya.

Salah satu kebudayaan yang juga kita temui di Tangerang Selatan selain di Jakarta adalah Lenong.

Lenong bukan hanya milik suku Betawi di Jakarta saja akan tetapi Lenong juga merupakan budaya yang banyak digeluti oleh suku Betawi yang ada di Tangerang Selatan. Hal ini sebenarnya bukan tanpa sebab, jika kita menilik kembali sejarah masa lampau. Tangerang Selatan merupakan bagian dari Batavia yaitu nama Jakarta pada zaman dahulu. Sehingga wajar adanya apabila kita menemukan budaya yang sama di Tangerang Selatan dengan apa yang ada di Jakarta.

Budaya atau seni menghibur yang kita kenal dengan nama Lenong ini merupakan sebuah kesenian teater tradisional. Biasanya dibawakan dalam dialek Betawi karena memang berasal dari suku Betawi. Lenong sendiri merupakan teater atau sandiwara yang pementasannya diiringi dengan musik.

Beberapa alat musik yang biasa digunakan dalam pementasan Lenong diantaranya adalah Gambang Kromong, Kendang, Kempol, Kecrek, Suling dan Gong. Selain itu juga terdapat alat musik yang di ambil dari kebudayaan suku Tionghoa seperti Sokong, Tehyan dan Kongahyang.

Menurut sejarah, Lenong lahir pada abad ke 19. Lenong diyakini merupakan sebuah adaptasi atau pengembangan dari Komedi Bangsawan dan Teater Stambul yang ada pada saat itu. Pada awal mulanya Lenong adalah sebuah pertunjukan jalanan dimana kesenian ini digunakan untuk pengamen dari kampung ke kampung dan dipertunjukkan tanpa panggung alias alam terbuka.

Baca Juga  Detik-Detik Penutupan, JFK 2017 Semakin Ramai Dikunjungi

Biasanya skenario atau cerita yang dimainkan oleh para pemain Lenong berkisar antara pesan moral, cerita rakyat, kondisi saat itu atau isu-isu terhangat yang terjadi di masyarakat.

Diantara sekian banyak lakon yang sering diangkat oleh pemain Lenong, pesan moral seperti menolong yang lemah, ketidaksukaan pada ketamakan dan perbuatan tercela merupakan tema-tema yang paling sering di bawakan dalam kesenian Lenong.

Awal mulanya Lenong hanya ada dua jenis yaitu:

1. Lenong Denes, dan
2.  Lenong Preman

Denes berasal dari kata Dinas, yang dalam dialek Betawi pengucapannya sedikit berbeda. Dan aktor-aktor atau pemain Lenong Denes pada umumnya mengenakan pakaian-pakaian yang bersifat formal, kisah yang dibawakannya pun biasanya diangkat dari lingkungan dan kehidupan para bangsawan.

Berbeda dengan Denes, Lenong preman dibawakan dengan lebih santai dan hanya bercerita tentang kehidupan sehari-hari.

Lenong tidak memiliki plot atau alur atau cerita yang pasti, akan tetapi Lenong hanya mengandalkan rangkaian-angkaian cerita spontan yang kemudian menjadi sebuah tontonan menarik malam suntuk.

Pergeseran budaya menyebabkan Lenong mulai tergerus dari kehidupan masyarakat Betawi, oleh karena itu pemerintah kota Tangerang Selatan melalui walikota Airin Rachmi Diany menegaskan bahwa Tangerang Selatan siap untuk pendukung dan terus melestarikan kebudayaan ini

Salah satu caranya adalah dengan memantaskan Lenong secara simultan, sehingga Lenong akan tetap dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu budaya warisan nenek moyang yang perlu di lestarikan. Karena ini merupakan sebuah kekayaan budaya yang wajib kita jaga.