Dengan Ilmu Pengetahuan Hidup Menjadi Lebih Bernilai

DENGAN ILMU PENGETAHUAN HIDUP MENJADI LEBIH BERNILAI

Oleh: Abdul Choliq, S.T., M.T.*

 

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan memiliki jasad, perasaan, dan fikiran. Jasad manusia memerlukan asupan makanan dan olah raga agar senantiasa bugar dan terjaga kesehatannya. Hati atau perasaan memerlukan arahan, nasehat, hiburan dan nilai-nilai agama agar memperoleh ketenangan batin. Pikiran membutuhkan tambahan ilmu dan pengetahuan untuk dapat memperoleh pilihan dan kemudahan dalam penyelesaian persoalan hidup yang dihadapi.

Ada beberapa faktor yang dapat mengangkat status sosial seseorang di masyarakat, bisa karena kekayaan sehingga seseorang menjadi berpengaruh. Bisa karena prestasi di bidang olah raga, sehingga seseorang menjadi idola. Bisa karena keturunan bangsawan, tokoh adat, atau sebagai tokoh agama sehingga seseorang ditaati. Sebagian yang lain menjadi terkenal dan dikagumi karena ketampanan atau kecantikannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa semua tadi tidak mungkin terwujud begitu saja, akan tetapi harus melalui proses panjang dan dalam proses itu ilmu pengetahuan memberikan andil besar hingga mengantarkan seseorang mencapai kejayaannya.

Di dalam kitab suci Alquran, Allah SWT telah berjanji akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu (QS. Al Mujadalah; 11). Hal ini dapat kita lihat sendiri bahwa ilmu pengetahuan menjadi jawaban akan kebutuhan manusia dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik persoalan pribadi, keluarga, pekerjaan, sosial, masyarakat, teknologi, seni, budaya atau persoalan dengan skala yang lebih besar seperti politik dan ketatanegaraan.

Rosulullah SAW pernah mengisahkan tentang Nabi Sulaiman AS yang pernah diberi tawaran oleh Allah untuk memilih antara harta, kerajaan dan ilmu. Maka beliau memilih ilmu. Pada akhirnya beliau diberi harta dan kerajaan karena pilihannya terhadap ilmu (HR. Ibnu ‘Asakir). Melalui kisah-kisah dalam Alquran maupun Alhadits itu pula kita mengetahui bahwa Nabi Sulaiman AS adalah seorang nabi sekaligus raja yang masyhur. Atas izin Allah SWT beliau menguasai kerajaan manusia pada zaman itu, kerajaan binatang, bahkan kerajaan jin. Semua itu diberikan Allah kepada beliau melalui proses yang di dalamnya ilmu menjadi kuncinya.

Baca Juga  Pengadilan Tinggi Jakarta Hukum Mati 8 Penyelundup 1 Ton Sabu

Tidak hanya manusia yang terangkat derajatnya karena ilmu, benda matipun akan terangkat nilainya dengan sentuhan ilmu pengetahuan. Sebagai ilustrasi yang mudah adalah mobil. Harga dari kendaran ini cukup variatif ada yang terjangkau umumnya masyarakat, namun ada juga yang harganya terlalu mahal sehingga hanya mampu dimiliki kalangan tertentu. Sebagian besar komponen mobil dibuat dari logam seperti baja, alumunium, tembaga dan unsur-unsur logam lain sebagai unsur paduannya. Baja diperoleh dari penambangan bijih besi atau daur ulang besi-baja tua. Proses pengolahan baja terbagi menjadi tiga tahapan yaitu industri hulu, industri antara dan industri hilir. Industri hulu adalah proses pemurnian bijih besi (pasir besi) menjadi logam dasar. Industri antara adalah proses pemurnian logam dasar lanjutan dengan penambahan unsur pemadu sehingga akan membentuk berbagai karakter baja untuk disesuaikan dengan jenis beban kerjanya. Dan terakhir adalah industri hilir, yaitu proses pembentukan baja menjadi produk setengah jadi berupa plat tipis, plat tebal, baja profil, pipa, kawat, dan batangan. Produk setengah jadi itu kemudian dikerjakan dengan mesin untuk dibuat komponen-komponen mobil. Semua tahapan tadi dilakukan dengan dasar ilmu dan pengetahuan khusus. Pada akhirnya, dengan sentuhan ilmu dan pengetahuan bijih besi atau besi tua yang kurang bernilai itu terangkat nilainya menjadi kendaraan-kendaraan mewah dan mahal.

Ilmu pengetahuan memegang peran penting bagi seseorang di dalam memperoleh keberhasilan urusan dunia maupun akhiratnya. Sebagaimana pesan sahabat Ali Karramallaahu Wajhah, “Barang siapa menghendaki dunia maka wajib baginya dengan ilmu, barang siapa menghendaki akherat maka wajib baginya dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki kedua-duanya maka wajib baginya dengan ilmu” (HR. Ibnu A’sakir). Semoga kita termasuk orang-orang yang bersemangat untuk mencari ilmu, meskipun hasilnya tidak sehebat yang diperoleh Nabi Sulaiman, AS.  Aamiiin.***

 

*Penulis adalah Dosen Teknik Mesin Universitas Pamulang