Film Ramah Keluarga

Sosial Budaya1091 Views

HIBURAN SEHAT

Gejala menggembirakan ini muncul di Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir. Para sineas Indonesia melihat peluang pasar yang besar: mengisi liburan anak dengan hiburan sehat. Maka dibuatlah film-film keluarga yang banyak diluncurkan di masa liburan sekolah!

Pertengahan tahun ini ada dua film keluarga yang bagus: Ambilkan Bulan dan Ditimur Matahari.

Ambilkan Bulan adalah film fantasi musikal dengan genre petualangan. Film ini dihiasi sepuluh lagu klasik anak-anak ciptaan AT Mahmud. Selain petualangan seru dan hiburan lagu merdu, film ini juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Penonton dimanjakan dengan pemandangan hutan, bukit, kebun teh dan air terjun.

Di Timur Matahari adalah film yang berlatarbelakang tanah papua yang amat cantik. Anak-anak pun dapat belajar bagaimana teman-teman mereka di papua berjuang demi mendapatkan pendidikan.

film ramah keluarga laskar pelangiSaya masih ingat film-film keluarga yang pernah dirilis sebelumnya. Ada Garuda Di Dadaku yang muncul saat libur pertengahan 2009. Berkisah tentang perjuangan seorang anak lelaki pemain bola yang ingin masuk Timnas, film ini sarat nilai-nilai perjuangan meraih cita-cita, kepatuhan kepada orangtua, persahabatan, tolong-menolong, dan nasionalisme. Sekuelnya, Garuda Di Dadaku 2, dirilis pada libur akhir tahun 2011.

Ada pula Rumah Tanpa Jendela (2011), yang berkisah tentang persahabatan gadis kecil pemulung dengan seorang anak laki-laki dari keluarga berada. Film keluarga lainnya adalah 5 Elang. Film ini menarik karena menceritakan tentang petualangan Pramuka, tema yang langka dalam film kita.

Film yang patutu di acungi jempol lainnya adalah Semesta Mendukung (Mestakung), dirilis Oktober 2011. Film ini patut dipuji karena menampilkan topik yang unik, yakni kecintaan seorang anak kepada sains dan tentang olimpiade fisika internasional. Film ini berlatarbelakang Madura, lengkap menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakatnya hingga karapan sapi. Film mengisahkan tentang Arif, anak SMP di Madura yang mencintai sains dan berjuang hingga jadi juara olimpiade fisika internasional. Tidak melulu tentang sains, kisahnya juga diwarnai kisah mengharukan, yakni Arif yang amat merindukan dan berupaya mencari ibunya yang telah lama menjadi TKI di singapura.

Film bagus lain yang saya catat, Denias: Senandung Di Atas Awan (2006). Seperti Di Timur Matahari, film ini berkisah tentang sulitnya anak-anak di pedalaman Papua mengecap pendidikan formal.

Jangan lupa pula film fenomenal Laskra Pelangi. Film ini dirilis September 2008 dan hingga kini masih bisa kita saksikan melalui layar TV yang sering menyiarkannya saat liburan sekolah.

Beberapa film memang telah dibeli oleh televise, sehingga setelah masa tayang di bioskop selesai, film berpindah ditayangkan melalui layar kaca. Yang saya tahu, pembelian semacam ini menguntungkan bagi produser film. Untuk film-film keluarga yang bagus, ini tentu saja member berkah bagi public penonton. Daripada yang diputar TV adalah sinetron atau FTV yang isinya tidak sehat (kekerasan, bahsa kasar, cerita tidak masuk akal, dan lainnya yang sering dikeluhkan public), mendingan TV menayangkan film-film layar lebar berupa film keluarga yang sehat!

Baca Juga  Tangsel Gelar Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna

JADIKAN TONTONAN KELUARGA

Sekitar enam bulan setelah masa penayangan di bioskop, film-film ini umumnya jugs sudah ada dalam bentuk VCD atau DVD ini dan kemudian memutarnya sebagai film keluarga yang ditonton bersama-sama dirumah.

Alangkah baiknya jika tiap rumah memiliki koleksi film ramah keluarga, yang membuat orang tua merasa tenang saat anak memilihnya sebagai tontonan. Selain film-film di atas, ke dalam koleksi ini bisa dimasukkan film Petualangan Sherina, sebuah film musical untuk semua umur. Yang juga bisa kita masukkan dalam koleksi ini adalah film-film asing seperti Nemo, Up!, Toy Story, Cars, Charlie and The Chocolate Factory, Happy Feet, Madagascar, Narnia, dan Children Of Heaven (sebuah film iran yang amat sarat pesan positif, 1997).

emak ingin naik hajiMeski dilabelkan sebagai “film keluarga”, penting sekali bagi setiap orang tua atau pengasuh anak untuk mendampingi anak menonton, terutama anak yang masih kecil. Bagaimanapun ada kemungkinan anak tidak mengerti muatan yang dikandung film atau bahkan berisi muatan yang “dewasa”. Misalnya saja, Di Timur Matahari berisi kisah konflik antarsuku. Pada Narnia ada perang. Sementara Up! Berkisah tentang keteguhan hati seorang pria tua untuk memenuhi janji kepada istrinya yang telah tiada.

Kepada anak-anak yang menjelang remaja atau remaja, kita dapat memasukkan film-film dewasa tetapi muatannya aman bagi keluarga. Misalnya, Emak Ingin Naik Haji (2009) atau Ummi Aminah (2012). Ada pesan yang sangat inspiratif terkandung dalam film-film ini yang sangat patut kita berikan bagi anak-anak muda kita.

Terhadap apa yang kita pilih sebagai “film ramah keluarga”, orangtua sebelumnya harus benar-benar mencari tahu kandungan film. Kitalah yang menjadi penyeleksi awal apakah film tertentu benar-benar ramah untuk seluruh anggota keluarga atau hanya cocok untuk umur tertentu. Mencari tahu melalui Koran, majalah, internet, atau teman yang sudah menontonnya lebih dulu sendirian, sebelum memutuskan apakah film itu tepat ditonton anak-anak.

Yang jelas, selain bermanfaat, menonton film keluarga bersama-sama dengan anggota keluarga dapat menjadi moment yang mengeratkan hubunga keluarga. Jangan pernah lupa itu.

Sumber: Ummi No. 8 XXIV Agustus 2012 hal. 66