Gerakan Banten Membaca Diikuti oleh 30 Warga Baduy

Gerakan Banten MembacaTangselMedia.com – Peringatan Hari Aksara Internasional diadakan setiap tanggal 8 September di setiap tahunnya. Akan tetapi di berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda pelaksanaan memperingatinya. Salah satunya Provinsi Banten yang ikut memperingati dengan mengemas berbagai macam kegiatan.

Dengan dibantu oleh Dinas Pendidikan, Hari Aksara Internasional tingkat Provinsi Banten diselenggarakan secara meriah, salah satu yang menarik ialah Deklarasi Pencanangan Gerakan Banten Membaca dan Gerakan Indonesia Membaca yang diikuti oleh 30 warga suku Baduy, masyarakat pesisir serta 1.200 waga belajar keaksaraan Indonesia.

Gubernur Banten Rano Karno pada acara Hari Aksara Internasional Tingkat Provinsi Banten, di Pendopo KP3 Serang menyatakan bahwa melalui momen yang berbahagia ini dan menindaklanjuti program yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Banten merencanakan program unggulan yaitu ‘Gerakan Banten Membaca’ yang tersubstitusi pada dua bidang yakni non formal dan informal.

Menurut Gubernur, sebagai upaya memberikan akses bacaan mulai tahun 2016, Pemprov akan membangun 1 Desa = 1 TBM (Taman Bacaan Masyarakat). Hal ini perlu dilakukan supaya masyarakat yang sudah melek aksara tidak kembali menjadi buta aksara. Dan harapannya ‘Gerakan Banten Membaca harus didukung secara penuh oleh kehadiran pemangku kepentingan dan dari lembaga CSR.

Gubernur menambahkan bahwa Pemprov Banten juga membuat program Literasi Sekolah khususnya di bidang pendidikan formal. Hal ini sejalan dengan Permendikbud No. 23 tahun 2015 yang mewajibkan membaca selama 15 menit per hari bagi para murid. Sehingga sepatutnya perpustakaan di sekolah menjadi jantung pendidikan. Bahkan kondisi di kelas-kelas sekolah disarankan agar memiliki tempat sudut bacaan agar akses siswa-siswi di Banten terhadap bahan bacaan menjadi lebih baik.

Baca Juga  Pembukaan Seremonial Asia-Pacific Young Leaders Convention (APYLC) 2019 Di Binus School Serpong

Menurut Rano, melalui skema kebijakan dan program percepatan pemberantasan buta aksara, Indonesia saat ini telah berhasil mencapai target pengentasan buta aksara. Terbukti dalam satu dekade program pemberantasan buta aksara di Indonesia telah berhasil menurunkan angka jumlah penduduk buta aksara dari 9,55 persen atau 6,59 juta jiwa pada tahun 2005 turun menjadi 3,70 persen atau 5,9 juta orang di tahun 2014.

Provinsi Banten turut berpartisipasi dalam proses penurunan angka buta aksara. Hal ini terbukti pada tahun 2010, penduduk Banten yang masih buta aksara tercatat 218 ribu orang. Sedangkan pada tahun 2015 ini hanya tersisa 51 orang. Penurunan ini merupakan hasil kerja keras dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang disertai oleh partisipasi masyarakat, ujar Rano Karno.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Engkos Kosasih menjelaskan bahwa pada tahun 2015, Provinsi Banten patut bangga akan prestasi yang berhasil diraih karena mendapatkan anugerah Aksara Utama dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada saat puncak acara Peringatan Hari Aksara Internasional di Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada 24 Oktober lalu.

Selain Gubernur Banten yang menerima penghargaan tersebut, TBM Sumlor Kabupaten Lebak yang dikelola oleh Ahmad Lugas juga meraih penghargaan sebagai TBM kreatif. Kemudian, Ismawati dari PKM Satu Bangsa Kabupaten Serang juga mendapatkan penghargaan sebagai tutor keaksaraan dasar terbaik.

Engkos berharap bahwa semoga tiga penghargaan di bidang pendidikan non formal yang sangat bergengsi ini menjadi awal kebangkitan sekaligus komitmen Pemprov Banten dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan.